Share

Chapter 6

Karina bersama Bella sedang duduk di sebuah cafe di mall, paman Joe dan bibi Anna mengawasinya dari meja lain. Mereka takut jika Bella orang jahat, tapi Karina memberi mereka penjelasan jika Bella teman masa kecilnya agar bisa diberi kesempatan berbicara dengan Bella.


"Jadi kau bilang ke kota atas karena menghindar dari John?" Tanya Bella khawatir.


Karina mengangguk,

"Tapi mungkin aku akan kembali lagi kesana" gumannya pelan.


Bella menghela nafas,

"Untuk apa kembali kesana lagi, masih bagus kau tidak di jual atau di jadikan budaknya"


Karina tersenyum mendengar ucapan Bella.

"Tapi kau tinggal dimana?" Tanya Bella penasaran , "Kenapa penampilanmu jadi berubah" menyipitkan mata curiga.


Berdehem, "Bersama teman, dia orang yang membantuku" jawabnya kikuk.

Karina tidak mungkin mengatakan jika dia hidup dengan Mike sebagai orang lain bernama 'Elsa' ~.


Bella  memutar mata malas,

"HOH! teman apa kau bilang, disini sangat susah mencari teman bodoh dan lagian jujur saja jika kau bekerja sebagai melayani"  terkekeh malu sendiri.


Karina mendelik garang,

"Aku tidak bekerja seperti itu!" kesalnya.

Tertawa keras,

"Tapi dari penampilanmu yang memakai baju mahal hmm" melirik pak Joe dan bibi Anna, "Sepertinya kau tinggal bersama orang kaya, siapa pria tua itu?"


Karina diam, dia tidak tahu harus jawab apa. Tapi disisi lain dia tidak mau Bella tahu tentang Mike, "Aaku" ucapnya gugup sambil memilin baju dengan cemas.


  "Tidak masalah Karina, yang penting kau berhasil keluar dari neraka itu! berapa dia memberimu uang? apa dia juga membelimu sebuah apartemen?" Tanyanya semangat.


"Hehehe, aku tinggal bersamanya" ucapnya  jujur dan sedikit berbohong.

Bella terkejut, "Beenarkah? Ini sangat aneh. Seharusnya paman itu tidak bisa membawamu kerumahnya"  memegang tangan temannya khawatir, "Apa dia hidup sendiri?"


Karina berpose berpikir,

"Mungkin, soalnya aku belum pernah melihat istri atau pacarnya"


Kalau dipikir-pikir Mike memang belum punya pacar, dia selalu menyebut seseorang bernama Elsa. Mike juga masih muda untuk dibilang sudah tua atau punya istri.


"Wow!"

Bella dan Karina terus berbicara tentang satu sama lain dengan bahagia, tapi mereka melupakan dua orang yang masih menunggu disana.

.

.

Seorang pria tua dan tiga pengawalnya masuk ke sebuah gedung tingkat, sesekali tersenyum menyapa kariyawan yang yang menatapnya hormat.


Pria tua  masuk keruangan Mike,

"Kau sibuk?" tanyanya saat melihat  Mike sedang membaca dokumen.


"Bisa kau lihat" ucap Mike dingin.

Pria tua  duduk di depan Mike tanpa rasa berdosa, mengambil dokumen biru dari pengawalnya .


"Ini dokumen yang berisi kerja sama dengan tuan Berry" meletakkannya di depan Mike.

Mike terus membaca dokumen tanpa perduli dengan dokumen biru diatas meja, dia juga menganggap orang di depannya sebagai debu.


"Cih, berhenti bersifat kekanakkan! temui dia putri paman Leo" ucap pria tua dengan santai.


Mike tersenyum licik,

"Kenapa tidak kau suruh cucumu yang bodoh itu untuk menemuinya"


Pria tua berdehem malu.

Mengambil dokumen di depannya,

"Aku tidak tertarik dengan permainanmu pria tua" membuang dokumen biru ke tempat sampah.


Pria tua berdiri,"Dengar Mike, aku tau kau hanya bermain-main disini! kenapa kau tidak membantu kerja kakekmu ini "

"Kau bukan kakekku, lagian kenapa aku harus membantumu tuan terhormat" ucapnya remeh.


Kakek Mike mendengus,

"Kau sama saja dengan ibumu yang pergi dari rumah untuk menikahi pria asing itu!"


"JANGAN PERNAH KAU MENGHINA IBUKU! " Teriak Mike marah.

Kakek Mike tertawa,

"Kenapa kau marah, bukankah kau kembali untuk membantuku Mike. lagian perusahan ayahmu sukses, kenapa kau kemari Mike atau apa kau ingin bersaing dengan kami?"


Kakek Mike bingung dengan pemikiran cucu kurang ajar yang sialnya pintar, ayah Mike sendiri salah satu perusahaan yang sangat berpengaruh di dunia dan mike sendiri dari kecil tidak hidup di hidup di póli omíchlis. tapi kenapa anak ini kembali? Kesini, apakah hanya untuk memusnahkan keluarganya.


"Berhenti membantah, kakek tau kau memiliki perusahan sendiri. tapi apa salahnya kau bèkerja sama dengan kami" berdiri tegap.


Mike tetap acuh dan kembali membaca dokumen.

"Ck! bocah sombong " guman pelan kakek Mike.


Mike mendengar itu dan melihat kakeknya dengan pandangan datar.

"Berhenti menatapku seperti itu, dan kakek akan menyuruh Harris untuk kemari" keluar dari ruangan Mike.

.

.

Sampai didepan ruangan Mike , pria tua itu berhenti dan melihat pengawalnya,

"Apa kau dengar saat aku mengatakan bocah itu sombong?" Tanyanya penasaran.


Pengawalnya menggeleng,

"Tidak bukan, padahal kau berdiri tepat disampingku. Ck, tajam sekali pendengarannya"


.

.

Bella bersama Karina berdiri di depan cafe, "Kamu harus ingat untuk terus menghubungiku, aku ingin bertemu dengan paman itu" ucapnya terkekeh.


"Oke"

Bella  memeluk Karina sambil mengelus kepalanya, dia sendiri sudah menganggap Karina seperti saudaranya sendiri, "Jangan sampai kau bertemu John sialan itu lagi"


Karina mengangguk,

" Jka ingin kembali kesana beri kabar untukku"


Bella yang mengerti pun hanya bisa tersenyum.

.

.

"Tan kita harus kembali" ucap pak Joe.

Karina pergi bersama pak Joe dan bibi Anna dengan mobil mewah, sungguh pemandangan yang luar biasa bagi Bella.


"Kuharap kau baik-baik saja" guman Bella khawatir.

.

.

"Kakak" panggil Jimmy.

Andrew menoleh kebelakang dan tersenyum sendu.

"Jimmy tahu kakak pasti kemari" gumannya, duduk disamping Andrew.


"Aku hanya ingin mengunjungi paman Smith" ucapnya sedih, memandang batu nisan yang sudah terlihat sangat tua.

Jimmy menepuk bahu kakaknya,

"Jangan salahkan dirimu, kita pasti bisa menemukannya"


"Paman Smith menitipkan anaknya padaku, tapi bukan menjaganya aku malah membiarkan dia hidup sendiri dan sekarang dia menghilang" ucap sedih Andrew.


Jimmy menggeleng, "Bukannya Karina ingin mandiri, justru dia akan marah jika kita sering membantunya"


Jimmy tahu betul bagaimana sikap Karina, anak itu tidak suka dikasihani orang lain dan Karina sendiri yang ingin menjalani hidup seperti ini. Keras kepalanya membuat dia jatuh dalam masalah seperti sekarang.


Andrew melihat adiknya,

"Jimmy, kau tahu jika Karina dulu sangat manja, dia selalu membuat paman Smith pusing dengan tingkah anehnya. Senyum  dan sikap manisnya selalu membuat orang lain menyayanginya. Tapi semenjak paman Smith meninggal dia menjadi pribadi yang dingin, bahkan aku hampir tidak bisa melihat senyumnya" Andrew melihat langit.


Jimmy mengerti perasaan kakaknya, dia tau jika Andrew sudah mencintai Karina dari dulu,

"Seharusnya kita lebih semangat untuk mencarinya, aku yakin dia baik-baik saja" ucapnya yakin


Andrew melihat Jimmy,

"Aku juga berharap dia baik-baik saja, tapi aku takut jika dia di siksa atau kelaparan diluar sana", melihat batu nisan.


"Aku  akan segera menghancurkan siapa saja yang berani melukainya"

Jimmy menatap Andrew, tersenyum penuh arti.


.

.

Karina tertawa keras sambil memegang sendok , sesekali menyendokkan es krim cokelat ke mulutnya. Bibi Anna dan dua pelayan yang berada di belakangnya hanya bisa tersenyum melihat kelakuan nona muda mereka.


"Coba lihat, kyaaaa hidungnya!" Karina kembali tertawa.

Paman Joe datang,

"Nona muda , anda harus bersiap-siap, kita akan pergi"


Karina menoleh kebelakang,

"Shdhbnkyhhhdtginhjshjngtjngngin"

( sebentar, ini sangat dingin ) ucapnya dengan mulut penuh es krim.


Bahkan menelan es krim dingin ke dalam mulutnya dengan santai,

"Kita mau kemana paman?" Tanya penasaran.


"Kita akan ke kantor tuan Mike"

Menyuruh pelayan menyiapkan air mandi untuk nona muda.

.

.

Mike mendengus melihat seseorang dihadapannya,

"Kau tidak senang melihatku" ucap Yolanda, mengecup pipi Mike.


Berdecih, "Apa David tahu jika tunangannya kesini" Ucap Mike mengejek, berdiri dihadapan Yolanda.


Yolanda tersenyum  manis, dan akan membelai pipi Mike tapi tangannya langsung di pegang dengan kuat.


"Ingat peraturannya" ucap Mike dingin, melepaskan tangan Yolanda.

Merengut, "Berhenti bermain Mike, kau sangat tidak adil"  kembali memeluk Mike posesif.


Mike hanya diam dan melihat jam di tangannya dengan santai.

"Mike apa Bella masih belum ingat?" Tanya Yolanda pelan.


Mike melepaskan pelukan,

"Belum" kembali duduk.

Yolanda tersenyum remeh,

"Bagaimana dia bisa ingat jika dia buk" ucapannya  terpotong saat melihat tatapan tajam Mike.


"Mike aku in"

Clek..

“Mikeeeeeeeeee” teriak Karina, menghampiri Mike yang tersenyum kepadanya.


Yolanda merotasikan matanya malas, kenapa si aneh itu datang disaat yang tidak tepat!.


Paman joe membungkuk kepada Yolanda dan Mike.

“Engh, Mike“


“Kenapa baby?” tanya Mike, membelai pipi Karina yang kini duduk di sofa.

"Ingin makan, aku lapar“ gumannya dengan nada manja plus senyum kotaknya.


Mike terkekeh, “Bukannya paman Joe bilang baby sudah makan sebelum kemari“ tadi Mike dapat kabar  jika Karina sudah makan.


Merengut, “Tapi itukan tadi, masih lapar tapi jika Mike tidak mau aku bisa pergi sendiri“ ucap Karina dan akan berdiri dari sofa.


Mike menahan pinggang Karina,

“Baiklah, kamu tunggu di mobil dan aku harus menyelesaikan ini sebentar“

Karina sebal.


“Hanya 10 menit sayang, Yolanda akan menemanimu“  mencubit hidung Karina.

Karina melihat Yolanda,

“Oeh, Kamu baru datang? “ ucapnya polos.


Yolanda berdiri, “Mike kurasa anak ini butuh kacamata" keluar dari ruangan Mike.


“Baiklah sayang“ membetulkan rambut  Karina, “Keluarlah, Yolanda sedang menunggumu“


Karina langsung keluar dengan beban, apakah dia harus pergi bersama gadis pucat itu lagi.


Mike kembali duduk dan melihat paman Joe datar.

“Tadi siang nona muda bertemu seorang wanita, mungkin dia temannya“ ucap paman Joe sopan.


“Jangan biarkan mereka bertemu lagi“ ucap Mike dingin.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status