Share

Chapter 8

Part 8

Jimmy membantu kakaknya untuk melepaskan orang-orang kota bawah ini dari polisi, entah kenapa tiba-tiba polisi datang menangkap mereka dengan tidak adil. Andrew dan Jimmy tidak tinggal diam, karena jika salah satu dari mereka tertangkap pasti akan di penjara dan dijadikan budak.


Hukum tidak melindungi mereka yang miskin, apalagi dari kota bawah seperti mereka yang selalu dikucilkan. Jangan sampai dijadikan barang percobaan oleh orang kaya bodoh.


tidak ada arti hidup bagi mereka di mata orang kaya.

“Tiga orang berhasil di tangkap” guman Jimmy sedih.

Andrew membanting kayu yang di tangannya, “SIALAN!”  duduk di aspal.


Jimmy hanya diam.

"Sialan”  kesal, kenapa dia tidak bisa melindungi mereka semua. Kenapa dia tidak memiliki kekuatan untuk menindas orang-orang bajingan seperti mereka.


Andrew melirik seorang bocah yang menangis sendiri.

“Hiks hiks papa hiks” tangis bocah.


Andrew berdiri dan menghampiri bocah perempuan yang menangis,

“Hei stop, anak baik tidak menangis“ menghapus air mata bocah.


“Tuan papa maru menghilang di bawa paman seragam hiks“ isak bocah lagi.


Memeluk anak kecil dengan rasa bersalah, menggendongnya dengan lembut. Entah kenapa dia jadi teringat dengan Karina, bagaimana kabarnya? apakah dia juga menangis seperti ini dan siapa yang akan memeluknya?.


“Mari kita pergi“ Jimmy menarik kakaknya untuk pergi dari sana, bagaimana jika petugas datang lagi.

.

.

Matahari pagi menyinari gorden kamar berwarna biru, para pelayan membersihkan kamar dengan hati-hati takut jika nona terbangun. Mike bilang jika nona tidak boleh diganggu dan lakukan semua apa yang diminta olehnya hari ini.


“Kalian semua bisa pergi“ ucap paman Joe kepada tiga pelayan, ketiga pergi dari kamar dan menyisakan Mike yang sedang tersenyum sambil melihat mahluk imut di atas tempat tidur.


Karina masih tetap diam dan betah di dalam mimpinya, Mike terkekeh.

“Masih ingin tidur lagi hmmm” mencubit pipi yang memerah, Mike heran kenapa pipinya selalu merah.


Menggeliat kecil, menepis tangan Mike yang masih betah mencubit pipi gemuknya,

“Eng Mike jangan cubit pipiku, nanti ngga mau makan“  menatap Mike yang tersenyum kepadanya.


“Benarkah?“ ucap Mike jahil, dia kembali mencubit pipi Karina dengan gemas.

Karina merengut menatap Mike dengan mata bengkak, Mike yang melihat itu langsung berhenti, "Baby, maaf“ ucap Mike menyesal.


"Mike” panggil Karina, memeluk Mike manja, “Aku ingin makan es krim“

“Sayang ini masih pagi,  nanti tummy Elsa sakit“


“Iishhh Mike“ kesal Karina,  memukul bahu Mike pelan.

.

Ruang makan yang cerah menjadi suram, semua pelayan hanya bisa diam menatap kedua orang yang masih betah saling menatap satu sama lain dengan tajam. Sepertinya mereka akan terus seperti entah sampai kapan.


“Berhenti menatapku“ guman Harris malas.

Yolanda dan Harris bertemu  satu sama lain di meja makan Mike pagi ini, mereka bertengkar dan berakhir dengan saling menatap sampai sekarang.


“Apa yang kau lakukan disini?“ tanya Yolanda dingin.

Tersenyum licik,

“Seharusnya aku yang bertanya, lagian ini rumah sepupuku dan wajar jika aku disini”


“Bukankah kau hanya ingin melihat Elsa“ sindir Yolanda.

Harris tertawa keras, “Ternyata kau sangat mengenalku, aku hanya kangen dengan baby“


Yolanda menatap remeh Harris.

“Aku sangat sedih saat mendengar dia hilang, bahkan mencarinya seperti orang gila. Tapi setelah dia kembali aku sangat senang hahaha bahkan langsung kembali ke sini karena ingin memeluknya” ucap senang Harris senang.


Yolanda memutar mata malas,

“Kau bisa melakukan itu di dalam mimpimu“


Harris mengangguk setuju,

“Kau benar, Mike sangat posesif terhadap Elsa“  melihat Mike yang turun membawa Karina/ Elsa.


Sedangkan Yolanda mendengus melihat mereka, “Apakah dia anak kecil?“ dumelnya dalam hati.


Kenapa Mike selalu memanjakannya!.

“Pagi Mike“ sapa Harris dengan senyumnya.

Mike mengabaikan,

“Sepertinya aku tidak ingat membuka open house pagi ini"


Harris tersenyum tanpa malu,

“Kau terlalu kejam, berhenti menatapku seperti itu“ merasa risih dengan tatapan Mike kepadanya.


Karina menatap Harris penasaran dengan mata besarnya.


“Kalian berdua sangat mirip“ melihat Mike dan Yolanda horor.

Harris berjalan menuju Karina,

“Hai princes, bagaimana kabarmu?“ mengecup punggung tangan dengan romantis.


Karina terkejut, dia tidak tahu siapa pemuda dihadapannya ini. Kenapa dengan seenaknya mencium dan aplagi memanggilnya princes!.


“Aku dengar kau hilang ingatan, padahal banyak momen manis kita bersama Elsa. kau juga sempat ingin menikah denganku" ucap Harris dengan wajah sendu.


Terkejut, 'Siapa pria ini, apa dia teman Elsa atau kekasinya???' penasaran Karina.

Mike mendorong Hariss,

“Berhenti bergurau, dia tidak mengingatmu sama sekali“


Harris melihat Karina yang tampak terkejut dengan wajah imutnya,

"Wahhhh kau semakin imut saja“  mencubit pipi Karina.


Mike yang melihat langsung menepis tangan Harris, "Berhenti menyakitinya“ menatap tajam.


Suasana hening saat sarapan, Mike dengan telaten menyuapi Karina daging, sedangkan Yolanda jengah melihatnya. Apakah ini sedang syuting drama?.


Apakah dia terlihat seperti orang lumpuh! Hingga harus di layani.

Harris sendiri hanya manatap Karina dengan pandangan heran,

“Apa sekarang kamu menyukai daging?” gumanya heran, setahunya Elsa itu vegetarian dan tidak suka dengan daging.


Karina langsung menunduk,

apakah dia tahu jika aku bukan Elsa?‘ gelisah di dalam hati.


Mike yang melihatnya menunduk,

“Tenang saja sayang, dia hanya bercanda" tersenyum menenangkan.


“Apa Elsa sekarang sud” ucapan Harris dipotong oleh Yolanda.


“Berhenti bertanya hal bodoh, daging itu bagus untuk nutrisinya“ ucap asal.

Harris melirik,

“Ck! kau juga hilang ingatan dan berubah menjadi sosok yang lembut dengan mulut yang lebih baik“


Yolanda tidak peduli, pelayan bingung melihat mereka berdua yang tidak pernah akur. Padahal sudah kenal sangat lama dan juga sama-sama kerabat tuan Mike dan nona Elsa.


“Mikee aaaaa" ucap imut Karina.

Mike terseyum.

"Mike bagaimana jika hari ini kita jalan-jalan“ ucapnya manja, memeluk lengan Mike.


“Ingin kemana?”

"Hehehe" karina tersenyum manis dengan wajah lucu.


"Wahhhhh imutttttt“ teriak Harris dan langsung mencubit kuat pipi Karina.

“Aaaaaaa!“ teriak Karina saat dengan tiba-tiba Harris mencubit pipinya.


Mike berusaha melepaskan tangan Harris, “Berhenti menyakitinya“

Melirik Karina yang sudah menahan tangis, dengan pipi merah dan mata berkaca-kaca.


“Imutnya, ekhm maaf“ spontan Harris melepaskan tangan jahilnya.

“Sakit tahuuu” kesal Karina, dia tidak terima orang asing ini menyakiti pipi bayinya!.


“Maaf Elsa, habisnya kamu sangat imut“ ucap Harris sambil nyengir kuda.

Mike membelai pipi pipi Karina yang memerah, “Sayang masih sakit?“ menatap kedua mata indah milik Karina berkaca-kaca.


Yolanda memutar mata jengah,

“Jangan manja, lagian salah sendiri memiliki pipi seperti balon"  menatap  datar.


“Jahattttt!“ marah Karina dan menangis.

“Jangan sakiti dia gadis sialan!“ teriak Harris pada Yolanda, tidak terima karena menganggu Elsa.


Mike sendiri uda pusing dan berusaha untuk tidak perduli dengan mereka,  pelaku yang membuat Karina nangis hanya santai  memakan sarapan dengan watados.


.

.

Beberapa orang sedang memukul seorang pria tua dengan sangat kejam.

“Lepaskan dia“ ucap John, menghampiri pria tua yang sudah sekarat dibawah.


“Sudah kukatakan pak tua, jangan pernah bermain-main denganku“ ucap John santai.


Pak tua berusaha untuk bangkit,

“Kkumohon tuan jangan ambil putriku“


berdecih,

“Bunuh dia dan bawa putrinya“

Dorrr


“TIDAK!!!! PAPA!! HIKS LEPASKAN AKU BAJINGAN!“ teriak seorang gadis muda.

John menatap wanita muda, dengan kuat  mencengkram kedua pipinya,

“Antar dia ketempat madam monica“ meninggalkan semua sisa pada anak buahnya untuk diurus.


“Bos, mereka belum berhasil menemukannya“ ucap salah satu anak buah John pelan.

John menatap tajam,

“Dalam 24 jam tidak ketemu, habisi mereka semua dan kirim orang baru“  berjalan pergi.

.

.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status