Jimmy duduk disamping Andrew,
“Andrew“ merangkul bahu sang kakak sambil tersenyum manis.Andrew menatap adiknya, membalas dengan tersenyum tipis.
Dia sangat tahu apa yang dirasakan kakaknya sekarang adalah rasa kekecewaan besar, tapi lebih baik seperti ini baginya.
"Jimmy, sudah kukatakan untuk tidak kecewa“ ucap Lee, ikut bergabung dengan dua saudara.
Mereka bertiga sedang duduk disebuah halaman yang luas, menatap pemandangan yang sangat indah malam ini.
“Apa dia sangat menyukai tempat ini“ guman pelan Andrew.
Jimmy menatap Andrew,
“Apa sekarang kau mengira dia mata duitan?“Andrew terkekeh pelan,
“Jika bukan? Apa menurutmu dia menyukai mike?”Jimmy terdiam sesaat.
“Mungkin iya, berarti dia sangat manusiawi“ balas Lee
J
Cari si brengsek itu dan bawa dia dihadapanku!Ikutlah Karina ke dunia atas bersamaku Aa..aku mau disini..2 bulan Karina sudah dirawat dirumah sakit ini dengan kondisi sudah mulai membaik. Karina kini hanya bisa duduk diam di dalam ruangan, orang-orang disini tidak memberinya izin untuk sekedar melihat sekitar ataupun pulang kerumahnya.Sebenarnya dia tidak keberatan samasekali untuk tinggal disini lebih lama lagi, Karina bisa mendapatkan makanan enak yang selama ini belum pernah dilihat seumur hidupnya. Selama dirawat disini Karina bahkan bisa mandi dengan sangat puas tanpa perlu takut kekurangan air, apalagi ditempat ini disediakan air panas.Melihat sekitar ruangan, Karina baru tahu jika kamar dirumah sakit orang kaya seperti rumah pada umumnya.
Siang ini Karina duduk dengan muka merengut, plus mata sembab, dengan bibir menekuk ke bawah dia mulai menggumpat kecil setiap kali melihat wajah Mike.Dari bangun pagi sampai sekarang dia tidak berhenti menangis sehingga Mike terpaksa membujuknya yang sedang ngambek seperti bayi koala.“Mr. Andrew ingin bertemu dengan anda tuan“ ucap pak Joe seketaris Mike.Mike melirik sekilas dan berguman sebagai jawaban, pak Joe yang melihat langsung mengerti dan segaa pergi dari ruangan meninggalkan dua sosok yang masih saling pandang.Menghela nafas, mike melirik sosok yang sedang cemberut di atas kursi seperti anak kecil atau bayi koala dimata Mike.“Hei, ingin susu?”Gelengan kecil menjadi jawaban atas pertanyaannya, Mike membelai lembut punggung milik Karina dengan lembut.
RS.SeoulKarina membuka matanya dengan perlahan, matahari pagi menerpa wajahnya dari balik tirai membuat dahinya mengkerut. Melihat sekitar Karina mulai paham mungkin dia sudah mati, tapi saat merasakan sakit disekitar tubuhnya dia berpikir ulang jika dia mungkin belum mati, kalau tidak kenapa dia bisa merasakan sakit.‘Apa sekarang dia sudah mati?‘Melihat ruangan kamar yang lebih dominan berwarna putih dengan sedikit linglung, Karina juga melihat tumpukkan buah segar diatas meja di depannya dengan penuh nafsu. Karina sadar jika sekarang perutnya kosong, dia sangat lapar sekarang.Tangannya berusaha untuk bisa menggapai buah yang segar dengan tangan kananya, tapi pergerakan tangan Karina berhenti saat mendengar suara pria disampingnya.
UNV, póli omíchlis, HKarina memandang kagum gedung dihadapnnya ini, 'Apa ini yang namanya sekolah?' Batinnya senang.Seumur hidup dia belum pernah pergi ke sekolah, tinggal dikota bawah dengan kemiskinan disana tidak mungkin bagi dia untuk bisa sekolah dengan baik.Yolanda berjalan anggun, dia dua langkah lebih cepat dari Karina. Sesekali berusaha untuk tersenyum saat menerima sapaan dari orang-orang disekitarnya, sedangkan Karina hanya bisa tersenyum kikuk karena dia terus diperhatikan intens dari anak kampus."Ini ruanganmu dulu, kau sangat senang jika harus tinggal disini. Jika sudah disini kau akan sangat sulit untuk di ajak keluar" Kata yolanda datar, seperti orang tidak iklas.Karina menganggukkan kepalanya patuh seperti patung, melihat sekitar ruangan yang di
Flasback onBerlari kencang, pria ini bahkan tidak peduli jika sepatunya akan kotor karena lumpur. Dengan semangat mengeluarkan bingkisan yang berada ditasnya bahagia, sudah lama mereka tidak saling bertemu.Pria tampan dengan senyuman manis berdiri dengan bingung,"Kemana dia?" Ucapnya melihat kotak rumah Karina yang kosong."Andrew" Panggil bocah lelaki.Andrew menoleh dan memandang datar anak kecil. Kenapa setiap kali melihat wajahnya Andrew langsung kesal,"Bocah, aku lebih tua darimu"Andrew kembali melihat sekitar tanpa perduli anak bocah dihadapannya.Anak bocah menarik ujung baju Andrew,"Mencari kakak cengeng"Tanyanya dengan wajah polos.Tersenyum manis,"Iya, dimana Kari
Karina bersama Bella sedang duduk di sebuah cafe di mall, paman Joe dan bibi Anna mengawasinya dari meja lain. Mereka takut jika Bella orang jahat, tapi Karina memberi mereka penjelasan jika Bella teman masa kecilnya agar bisa diberi kesempatan berbicara dengan Bella."Jadi kau bilang ke kota atas karena menghindar dari John?" Tanya Bella khawatir.Karina mengangguk,"Tapi mungkin aku akan kembali lagi kesana" gumannya pelan.Bella menghela nafas,"Untuk apa kembali kesana lagi, masih bagus kau tidak di jual atau di jadikan budaknya"Karina tersenyum mendengar ucapan Bella."Tapi kau tinggal dimana?" Tanya Bella penasaran , "Kenapa penampilanmu jadi berubah" menyipitkan mata curiga.
Part 7Karina makan dengan lahap, Mike dengan sabar membersihkan sudut mulutnya yang terkena saos,“Pelan-pelan sayang”Karina terseyum bodoh.“Elsa sepertinya nafsu makanmu menjadi besar“ ucap David dan melihat kekasihnya disamping yang makan dengan enggan.Yolanda sendiri hanya bisa membalas dengan senyuman kepada David, setelahnya kembali memandang Mike dengan kesal! Mike tadi menghungi David untuk mengajak makan bersama mereka.“Sayang kau harus banyak makan, agar lucu seperti Elsa“ ucap Davidmenaruh daging kepiring kekasihnya.Yolanda menatap datar,“Aku tidak mau punya pipi seperti bakpao“ jawab mengejek.Memegang kedua pipinya, “Pipiku tidak seperti bakpao, jahat! “ ucapnya galak.David mel
Part 8Jimmy membantu kakaknya untuk melepaskan orang-orang kota bawah ini dari polisi, entah kenapa tiba-tiba polisi datang menangkap mereka dengan tidak adil. Andrew dan Jimmy tidak tinggal diam, karena jika salah satu dari mereka tertangkap pasti akan di penjara dan dijadikan budak.Hukum tidak melindungi mereka yang miskin, apalagi dari kota bawah seperti mereka yang selalu dikucilkan. Jangan sampai dijadikan barang percobaan oleh orang kaya bodoh.tidak ada arti hidup bagi mereka di mata orang kaya.“Tiga orang berhasil di tangkap” guman Jimmy sedih.Andrew membanting kayu yang di tangannya, “SIALAN!” duduk di aspal.Jimmy hanya diam."Sialan” kesal, kenapa dia tidak bisa melindungi mereka semua. Kenapa dia tidak me