Share

7

Disebuah ruangan temaram itu terdapat Jovian dan Helena yang sedang saling memeluk satu sama lain, kepala Jovian bersandar di pundak sang ibu dengan tangan dan kakinya melingkar erat di pinggang Helena dan Helena yang menikmati momen seperti ini. Jovian bercerita jika dirinya akan pergi ke Korea Selatan untuk lomba lari disana dengan teman-temannya, Helena sangat bangga dengan itu tetapi tak dipungkiri jika Helena sangat khawatir.

"Nanti Mama jaga rumah oke? Nanti Mr . Albert akan mengirimkan video Jonvan-nie dan teman-teman!" Ucap Jovian ceria.

"Apa yakin Mama tidak perlu ikut?" Tanya Helena khawatir dan dijawab dengan gelengan kepala Jovian.

"No Mama! Lucas, Baixian dan Ace juga tidak diantar dan hanya didampingi oleh Mr. Albert dan Mrs. Erika saja." Jelas Jovia membuat rasa khawatir Helena sedikit berkurang.

Albert dan Erika, Helena mengetahui kedua orang tersebut mereka adalah adik tingkatnya dulu yang bahkan satu fakultas dengannya hanya saja Helena tidak melanjutkan kuliahnya dan menikah dengan William, William juga melarangnya untuk bersekolah lebih lanjut dan hanya menyuruhnya diam di rumah saja. Sedikit menyesal memang.

"Baiklah jika seperti itu, tapi Jovian harus berjanji satu hal pada Mama!" Ucap Helena dengan pelukannya yang semakin erat.

"Apa itu?"

Mengecup kening Jovian dan berbisik, " Jovian harus berjanji akan baik-baik saja di sana dan tidak nakal." 

Jovian tersenyum mendengar ucapan ibunya, tentu saja Jovian akan menepati janjinya karena Jovian sayang selalu dengan Mama dan tidak akan membuat Mama sedih ataupun kecewa. 

"Aku janji, Mama juga janji untuk baik-baik saja disini kan?" Tanya Jongin pada Helena 

"Tentu saja sayang ku, Mama akan baik-baik saja disini."

Senyuman manis Jovian semakin merekah mendengar ucapan ibunya, ibunya sudah berjanji untuk baik-baik saja dan Jovian tidak akan khawatir berlebihan jika disana. Segera memeluk tubuh Helena dengan erat dan mengecup pipi sang ibu dengan sayang tak lupa senyuman manisnya menghiasi wajah menggemaskan putranya.

"Jovian sayang Mama!"

"Mama lebih menyayangi mu sayang."

___________

Pagi hari yang sangat dingin membuat orang-orang akan menarik selimutnya kembali dan melanjutkan tidurnya, namun tidak dengan Jovian dan Helena mereka berdua akan berkeliling menjual susu dengan sepeda pemberian paman Kris, dengan sweater tebal dan juga sarung tangan hangat yang sangat manis melekat di tubuh mungil Jovian.

Sebenarnya Helena tidak ingin jika putranya ikut berkeliling di pagi yang dingin seperti ini, namun Jovian terus merengek dan berakhir mendiami dirinya hingga sore dan Helena tidak menyukai itu, akhirnya Helena menyetujui keinginan Jovian dengan syarat Jovian harus memakai pakaian ekstra hangat.

"Jovian-nie pegangan oke? Mama akan sedikit cepat!" Ucap Helena dan Jovian segera memeluk pinggang Helena erat tak ingin jatuh.

"Baik ma."

Helena mengayuh sepedanya dengan cepat ketika ada satu paket susu yang masih tersisa di keranjang sepedanya, susu itu harus habis agar Helena mendapatkan uang untuk belanja persiapan keberangkatan Jovian ke negara ginseng.

"Jovian ingin ikut Mama?" Tanya Helena saat sudah turun dari sepedanya.

"Ikut Mama!" Pekik Jovian dan Helena tersenyum melihat tingkah polos putranya.

"Baiklah, ayo!"

Lengannya menggenggam erat jemari sang ibu, rasanya hangat bukan sekedar hangat di telapak tangannya saja tetapi hatinya pun ikut hangat. Dan melirik tangan Helena yang menjinjing tas berisi susu untuk rumah berikutnya. Jovian tersenyum lebar saat melihat wajah sang ibu Jovian tidak apa-apa jika dia tidak memiliki mainan mahal seperti dulu lagi Jovian hanya ingin meminta pada Tuhan jika dia tidak ingin Mama meninggalkan nya seperti Papa.

"Permisi? Saya membawa pesanan susu anda."

"Terimakasih, dia putramu?" Tanya wanita berambut pirang itu.

"Ya, dia putraku." Jawab Helena dengan senyuman bahagia.

"Dia sangat manis, kau ibu yang sangat hebat." 

Helena tersenyum mendengar pujian itu, tidak sepenuhnya salah namun tidak sepenuhnya benar. Helena bukan ibu yang hebat, bahkan Helena tidak bisa membelikan mainan ataupun baju bagus untuk putranya, Jovian memang tidak merengek namun karena itulah Helena menganggap dirinya adalah ibu yang buruk, putranya hanya diam saja dan menahan semua penderitaan yang ayahnya beri. Helena tidak meminta pesangon apapun pada William hanya saja Helena berharap jika William masih memberinya tempat untuk sekedar beristirahat dia dan Jovian-nya.

"Jovian ingin membeli apa?" Tanya Helena

"Tidak ada Ma, Jovian tidak mau apa-apa." Jawab Jovian dengan gelengan kepala.

"Tidak mau mainan?"

"Tidak Ma, uangnya tabung saja untuk nanti." Ucap Jovian ceria membuat hati Helena bagai teriris, putranya menahan semua keinginannya demi hidup dan bisa makan.

"Jika ingin apa-apa maka Jovian jangan sungkan untuk minta pada mama ya?" Ucap Helena dan Jovian mengangguk imut, dan tentu saja Jovian tidak akan melakukan hal itu karna Jovian tahu jika ekonomi Helena saat ini sangat lah kurang, Jovian tidak ingin membuat ibunya kelelahan karna bekerja.

Helena berharap jika Jovian dan dirinya akan baik-baik saja dan tuhan memberinya kebahagiaan yang baru setelah badai yang menerjang mereka tahun lalu yang bahkan rasa lukanya masih saja terasa.

Helena dan Jovian menaiki sepedanya untuk segera pulang dan mengantar Jovian sekolah, Jovian senang sekali setelah sekian lama tidak jalan-jalan dengan sang ibu karena sibuk kerja, dan sekarang Jovian merasakannya lagi walaupun tidak bisa disebut jalan-jalan juga sih, tapi selelah apapun pekerjaan itu jika kita melakukannya demi orang yang kita cintai maka beban berat pun akan ringan.

Dan Jovian tidak bisa memungkiri jika dirinya merindukan punggung lebar dan kokoh milik ayahnya, yang selalu memeluknya dan menggendongnya ketika mereka ke taman hiburan, apa Jovian akan pergi ke taman hiburan nanti? Tapi tiketnya mahal sekali. Mungkin ketika Jovian sudah besar saja, dia akan mengajak Mama ke sana dan bersenang-senang tanpa pekerjaan berat.

Nanti suatu saat Jovian akan melihat sang ibu yang menunggunya pulang kerja di kursi teras rumah baru yang lebih layak bukan ruangan kecil yang bahkan tidak memiliki ventilasi udara seperti saat ini.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status