Share

4. Ciuman dan jari Nakal

Clara masih terdiam saat ia melihat Mark sudah berdiri di depannya. terlebih tatapan Mark cukup mengerikan.

Mark melangkah lebih mendekati Clara. Ia mendorong pria yang tadi membuat Clara emosi.

"Maaf, saya ada urusan dengan Clara. Dan urusan saya jauh lebih penting dari pada urusan anda dengan dia." ucap Mark yang langsung menggenggam jemari Clara dan menarik Clara untuk mengikutinya sampai ke parkiran mobil.

Dan ada satu hal yang membuat Clara takjub. Yaitu ketampanan Mark setiap sudut. Bahkan ia akui Mark sangat perkasa.

Bagi Clara saat ini sudah menjadi ancaman untuk hatinya apalagi status pria tersebut yang sebentar lagi akan berubah menjadi Ayah tirinya.

Clara mencoba mengingatkan dirinya sendiri jika ini sangatlah tidak baik.

Clara melirik jemarinya yang digenggam oleh Mark. Dengan cepat ia menghempaskan itu membuat Mark sedikit oleng.

Beruntung pria itu tak jatuh.

"Clara?" panggil Mark.

"Kau sadar kau siapa? Apa pantas kau begini dengan anak tirimu?" tanya Clara tajam..

Mark terdiam. Awalnya ia cukup terkejut dengan Clara, namun itu hanya sebentar karena setelahnya Mark langsung tersenyum manis, "saya masih calon daddymu. Apa kau tak sabar saya jadi calon daddymu?" tanya Mark dengan pertanyaan ambigu.

Clara menatap Mark tajam. Ia tak mau berlama-lama dengan pria itu. Clara langsung melangkah dan berjalan cepat. Ia berjalan menuju mobil yang ia kenal adalah milik Mark.

Clara membuka pintu tersebut namun terkunci. Ia memejamkan matanya menahan emosi. Mencoba menetralkan dirinya lalu setelah tenang ,ia kembali memutar tubuhnya menghadap ke belakang.

"Untuk om Mark yang terhormat, bisa buka kunci mobilnya?" tanya Clara dengan nada ejekan.

Mark yang mendengar dirinya kembali dipanggil om, membuatnya seketika emosi.

Mark menekan tombol buka pada remot kunci mobilnya.

Setelah terbuka, Clara langsung membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam mobil.

Mark memperhatikan gerak gerik calon anak tirinya itu sedari tadi. Awalnya ia merasa kewalahan, tapi lambat laun, ia justru menjadi tertarik.

"Sampai kapan kau merutukiku? Aku pastikan kau akan bertekuk lutut padaku Clara.." ucap Mark bergumam. Bahkan Mark melupakam status Clara yang sebentar lagi akan menjadi anak tirinya.

Mark berjalan mendekati mobilnya. Ia memasuki kursi bagian driver lalu kembali menutup pintu.

Sebelum menstater mobilnya, Mark melirik ke sampingnya terlebih dahulu. Ia menatap wajah Clara yang cemberut kesal dan ia melihat itu sebagai hal yang menggemaskan.

"Kamu masih marah sama saya?" tanya Mark dengan nada suara tenang.

Clara tak menjawab. Gadis itu justru lebih memilik diam dan tak mau merespon keberadaan Mark.

"Jika diam, itu artinya kamu marah. Saya mau tanya, apa yang buat kamu marah sama saya?" tanya Mark sambil menghadapkan wajahnya pada Clara.

Clara menatap Mark sekilas lalu kembali menatap ke depan.

"Anda menyebalkan.." jawab Clara pelan ,namun ternyata bisa di dengar oleh Mark.

"Menyebalkan? Menyebalkan dari mana? Kamu tahu saya? Saya tak pernah ganggu kamu.."

Nggak pernah ganggu apanya, lo udah ngerusak otak gue, bule sialan. Rutuk Clara dalam hatinya. Tak mungkin ia melontarkan kalimat yang seperti itu.

"Hey, saya tanya kamu. Kenapa diam? Apa karena semalam?"

Deg!

Clara mematung. Ia mengumpati Mark dengan kata-kata terbaiknya, namun tetap masih dalam hati.

Sudah capek ia mencoba melupakan kejadian semalam, namun ini bule dengan mudahnya membongkarnya. Dasar bule gila. Aib sendiri di bongkar.

"Semalam itu bukan salah saya. Saya senang-senang sama mami kamu, dan saya nggak tahu kamu di bawah.." ucap Mark.

Clara seketika menatap Mark kesal.

"Jadi anda menuduh saya yang mengintip anda?"

Mark menggeleng, "tidak. Saya nggak nuduh. Kamu saja yang terlalu sensitif. Lagian kenapa pakai acara sembunyi? Memangnya kamu nggak ingin ikut serta?" Clara seketika menatap Mark tak percaya.

Namun tatapan Clara dibalas dengan senyum menggoda dari Mark. Ingin rasanya Clara mengumpat. Pasalnya Mark sungguh sudah gila.

Apa?

Memintanya ikut serta?

Lalu membuat semuanya hancur? Oh tidak, lo masih mau jadi anak dari Lauren Cla. Jangan sampai lo di pecat dari Kartu keluarga.

"Stupid.." geram Clara namun seketika tawa Mark pecah tapi hanya sesaat, karena setelahnya, Cla dibuat gila karena ulah calon ayah tirinya ini.

Lembut, wangi, beraroma mint. Itulah yang Cla rasakan. Bibir Mark lembut melumat bibirnya. Walaupun hanya sesaat, Clara berhasil dibuat terbuai.

"Di Amerika ,ini adalah hal lumrah. Apalagi kamu akan menjadi anak saya.." ucap Mark yang langsung kembali fokus pada stir mobilnya.

Mark menyalakan mobilnya, sedangkan Clara sibuk mencari dimana kesadarannya tersesat. Dan saat ia menemukannya, Cla langsung menatap Mark tajam. Ia meraih tas kuliahnya lalu melemparkannya pada Mark.

Beruntung Mark bergerak cepat. Pria itu segera menahan pukulan Clara.

"Kamu kenapa?" tanya Mark pura-pura bodoh.

"Apa lo bilang? Kamu kenapa? Dasar bule brengsek, stupid, crazy. Bule gila!!!" teriak Clara, beruntung mobil Mark dilapisi pengedap suara, jadilah sekeras apapun Clara teriak, tetap yang bisa mendengarnya hanya Mark.

"Apa? Di Amerika itu biasa? Lo sekarang di Indonesia, sadar lo bule gila..!". Clara sungguh tak bisa menahan kata-katanya lagi.

Bahkan brutalnya Clara berhasil membuat Mark kewalahan, namum bukan Mark namanya harus kalah dengan seorang gadis.

Mark langsung menahan Tangan Clara, bergerak cepat menuju tuas sandaran kursi dan menarik tuas itu ke atas membuat sandaran kursi yang Clara duduki langsung rebah membuat Clara juga ikut rebah.

Belum sempat Clara memberontak, Mark kembali melumat bibir calon anak nya tersebut. Entah kenapa Mark mendadak candu dengam bibir Clara setelah ciuman pertamanya dengan Clara tadi.

Clara kembali memberontak. Namun Mark tak tinggal diam. Pria itu menahan tubuh Clara, membuay tubuh itu tak bisa lagi bergerak.

Tujuan Mark hanya satu, agar tak ada yang curiga. Jika terjadi pergerakan mobil, bisa-bisa orang yang melintas akam curiga.

Ciuman itu masih berlangsung dan semakin dalam walaupun Clara masih terus memberontak.

Clara membuka matanya dan mendapati wajah Mark yang sangat dekat. Lembutnya bibir Mark juga ia rasakan.

Tak adanya pergerakan lagi dari Clara, Mark pun ikut membuka mata yang membuat kedua pandangan itu saling beradu.

Tatapan yang tak tahu apa artinya.

Cup!

"Bibir ini milik saya..!!" Mark melabeli bibir Clara sebagai miliknya membuat Clara tertegun.

"Jangan gila.." umpat Clara yang mencoba untuk duduk, namun siapa sangka jika jemari Mark akan nakal dan mulai bermain , tak tanggung-tanggung, bagian bawah Clara langsung menjadi jangkauan Mark membuat Clara tanpa sadar mendesah.

"Brengsek!" ucap Clara tajam. "Anda...aagghhh.."

"Bicara kasar, satu sentuhan.." ucap Mark berbisik di telinga Clara.

"Jangan gila lo, gue..aagghh..."

Clara merinding dikala jemari Mark berhasil menyentuh daging kenyal miliknya.

******

Komen (4)
goodnovel comment avatar
Wihelmusbless
gila benarrrrr bule crazy
goodnovel comment avatar
Salma Kasim
mantap ceritanya
goodnovel comment avatar
Christina
daddy bule gilaaaa.. Clara ga bisa tidur neh
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status