Clara masih terdiam saat ia melihat Mark sudah berdiri di depannya. terlebih tatapan Mark cukup mengerikan.
Mark melangkah lebih mendekati Clara. Ia mendorong pria yang tadi membuat Clara emosi.
"Maaf, saya ada urusan dengan Clara. Dan urusan saya jauh lebih penting dari pada urusan anda dengan dia." ucap Mark yang langsung menggenggam jemari Clara dan menarik Clara untuk mengikutinya sampai ke parkiran mobil.
Dan ada satu hal yang membuat Clara takjub. Yaitu ketampanan Mark setiap sudut. Bahkan ia akui Mark sangat perkasa.
Bagi Clara saat ini sudah menjadi ancaman untuk hatinya apalagi status pria tersebut yang sebentar lagi akan berubah menjadi Ayah tirinya.
Clara mencoba mengingatkan dirinya sendiri jika ini sangatlah tidak baik.
Clara melirik jemarinya yang digenggam oleh Mark. Dengan cepat ia menghempaskan itu membuat Mark sedikit oleng.
Beruntung pria itu tak jatuh.
"Clara?" panggil Mark.
"Kau sadar kau siapa? Apa pantas kau begini dengan anak tirimu?" tanya Clara tajam..
Mark terdiam. Awalnya ia cukup terkejut dengan Clara, namun itu hanya sebentar karena setelahnya Mark langsung tersenyum manis, "saya masih calon daddymu. Apa kau tak sabar saya jadi calon daddymu?" tanya Mark dengan pertanyaan ambigu.
Clara menatap Mark tajam. Ia tak mau berlama-lama dengan pria itu. Clara langsung melangkah dan berjalan cepat. Ia berjalan menuju mobil yang ia kenal adalah milik Mark.
Clara membuka pintu tersebut namun terkunci. Ia memejamkan matanya menahan emosi. Mencoba menetralkan dirinya lalu setelah tenang ,ia kembali memutar tubuhnya menghadap ke belakang.
"Untuk om Mark yang terhormat, bisa buka kunci mobilnya?" tanya Clara dengan nada ejekan.
Mark yang mendengar dirinya kembali dipanggil om, membuatnya seketika emosi.
Mark menekan tombol buka pada remot kunci mobilnya.
Setelah terbuka, Clara langsung membuka pintu tersebut dan masuk ke dalam mobil.
Mark memperhatikan gerak gerik calon anak tirinya itu sedari tadi. Awalnya ia merasa kewalahan, tapi lambat laun, ia justru menjadi tertarik.
"Sampai kapan kau merutukiku? Aku pastikan kau akan bertekuk lutut padaku Clara.." ucap Mark bergumam. Bahkan Mark melupakam status Clara yang sebentar lagi akan menjadi anak tirinya.
Mark berjalan mendekati mobilnya. Ia memasuki kursi bagian driver lalu kembali menutup pintu.
Sebelum menstater mobilnya, Mark melirik ke sampingnya terlebih dahulu. Ia menatap wajah Clara yang cemberut kesal dan ia melihat itu sebagai hal yang menggemaskan.
"Kamu masih marah sama saya?" tanya Mark dengan nada suara tenang.
Clara tak menjawab. Gadis itu justru lebih memilik diam dan tak mau merespon keberadaan Mark.
"Jika diam, itu artinya kamu marah. Saya mau tanya, apa yang buat kamu marah sama saya?" tanya Mark sambil menghadapkan wajahnya pada Clara.
Clara menatap Mark sekilas lalu kembali menatap ke depan.
"Anda menyebalkan.." jawab Clara pelan ,namun ternyata bisa di dengar oleh Mark."Menyebalkan? Menyebalkan dari mana? Kamu tahu saya? Saya tak pernah ganggu kamu.."
Nggak pernah ganggu apanya, lo udah ngerusak otak gue, bule sialan. Rutuk Clara dalam hatinya. Tak mungkin ia melontarkan kalimat yang seperti itu.
"Hey, saya tanya kamu. Kenapa diam? Apa karena semalam?"
Deg!
Clara mematung. Ia mengumpati Mark dengan kata-kata terbaiknya, namun tetap masih dalam hati.
Sudah capek ia mencoba melupakan kejadian semalam, namun ini bule dengan mudahnya membongkarnya. Dasar bule gila. Aib sendiri di bongkar.
"Semalam itu bukan salah saya. Saya senang-senang sama mami kamu, dan saya nggak tahu kamu di bawah.." ucap Mark.
Clara seketika menatap Mark kesal.
"Jadi anda menuduh saya yang mengintip anda?"
Mark menggeleng, "tidak. Saya nggak nuduh. Kamu saja yang terlalu sensitif. Lagian kenapa pakai acara sembunyi? Memangnya kamu nggak ingin ikut serta?" Clara seketika menatap Mark tak percaya.
Namun tatapan Clara dibalas dengan senyum menggoda dari Mark. Ingin rasanya Clara mengumpat. Pasalnya Mark sungguh sudah gila.
Apa?
Memintanya ikut serta?Lalu membuat semuanya hancur? Oh tidak, lo masih mau jadi anak dari Lauren Cla. Jangan sampai lo di pecat dari Kartu keluarga."Stupid.." geram Clara namun seketika tawa Mark pecah tapi hanya sesaat, karena setelahnya, Cla dibuat gila karena ulah calon ayah tirinya ini.
Lembut, wangi, beraroma mint. Itulah yang Cla rasakan. Bibir Mark lembut melumat bibirnya. Walaupun hanya sesaat, Clara berhasil dibuat terbuai.
"Di Amerika ,ini adalah hal lumrah. Apalagi kamu akan menjadi anak saya.." ucap Mark yang langsung kembali fokus pada stir mobilnya.
Mark menyalakan mobilnya, sedangkan Clara sibuk mencari dimana kesadarannya tersesat. Dan saat ia menemukannya, Cla langsung menatap Mark tajam. Ia meraih tas kuliahnya lalu melemparkannya pada Mark.
Beruntung Mark bergerak cepat. Pria itu segera menahan pukulan Clara.
"Kamu kenapa?" tanya Mark pura-pura bodoh.
"Apa lo bilang? Kamu kenapa? Dasar bule brengsek, stupid, crazy. Bule gila!!!" teriak Clara, beruntung mobil Mark dilapisi pengedap suara, jadilah sekeras apapun Clara teriak, tetap yang bisa mendengarnya hanya Mark.
"Apa? Di Amerika itu biasa? Lo sekarang di Indonesia, sadar lo bule gila..!". Clara sungguh tak bisa menahan kata-katanya lagi.
Bahkan brutalnya Clara berhasil membuat Mark kewalahan, namum bukan Mark namanya harus kalah dengan seorang gadis.
Mark langsung menahan Tangan Clara, bergerak cepat menuju tuas sandaran kursi dan menarik tuas itu ke atas membuat sandaran kursi yang Clara duduki langsung rebah membuat Clara juga ikut rebah.
Belum sempat Clara memberontak, Mark kembali melumat bibir calon anak nya tersebut. Entah kenapa Mark mendadak candu dengam bibir Clara setelah ciuman pertamanya dengan Clara tadi.
Clara kembali memberontak. Namun Mark tak tinggal diam. Pria itu menahan tubuh Clara, membuay tubuh itu tak bisa lagi bergerak.
Tujuan Mark hanya satu, agar tak ada yang curiga. Jika terjadi pergerakan mobil, bisa-bisa orang yang melintas akam curiga.
Ciuman itu masih berlangsung dan semakin dalam walaupun Clara masih terus memberontak.
Clara membuka matanya dan mendapati wajah Mark yang sangat dekat. Lembutnya bibir Mark juga ia rasakan.
Tak adanya pergerakan lagi dari Clara, Mark pun ikut membuka mata yang membuat kedua pandangan itu saling beradu.
Tatapan yang tak tahu apa artinya.
Cup!"Bibir ini milik saya..!!" Mark melabeli bibir Clara sebagai miliknya membuat Clara tertegun.
"Jangan gila.." umpat Clara yang mencoba untuk duduk, namun siapa sangka jika jemari Mark akan nakal dan mulai bermain , tak tanggung-tanggung, bagian bawah Clara langsung menjadi jangkauan Mark membuat Clara tanpa sadar mendesah.
"Brengsek!" ucap Clara tajam. "Anda...aagghhh.."
"Bicara kasar, satu sentuhan.." ucap Mark berbisik di telinga Clara.
"Jangan gila lo, gue..aagghh..."
Clara merinding dikala jemari Mark berhasil menyentuh daging kenyal miliknya.
******
Clara mencoba memberontak namun lagi-lagi sentuhan lembut itu kembali ia dapatkan dari Mark membuatnya juga kembali mendesah.Clara yang kewalahan akhirnya pasrah dan meminta Mark melepaskan jemari laknat itu dari bagian bawah tubuhnya."Lepasin jemarimu Daddy.." ucap Clara dengan berani. Keberanian Clara memanggil Mark dengan sebutan Daddy membuat Mark awalnya terkejut, namun setelahnya ia justru tersenyum dan merasa puas.Mark melepaskan jemarinya yang sedang berkenalam dengan daging kenyal milik Clara."Sorry. Dia ketagihan.." ucap Mark membuat Clara langsung mengumpat kasar.Ia seperti dilecehkan. Ia memang paham tentang semua ini. Urusan semalam pun juga suatu ketidak sengajaan. Tapi kenapa ia seperti di lecehkan seperti ini.Kenapa Mark seperti sedang mengambil kesempatan padanya? Padahal mereka tak saling kenal dan hanya sebatas calon anak dan caalon ayah. Sudah itu saja.Tapi apa ini? Mark bahkan dengan leluasa berani me
Malam ini Clara dibuat galau dan susah tidur. sampai saat ini otaknya Masih memikirkan tentang tawaran Mark tadi siang.Bahkan sudah berbagai cara ia lakukan agar matanya terlelap namun tetap tak bisa. Seolah dalam dirinya saat ini tengah ada yang berkobar menyemangati sehingga adrenalinnya berpacu lebih cepat.Ia seperti seorang gadis yang akan melaakukan kencan esok hari, dan membuat dirinya tak sabar menunggu sampai tidurpun ia tak nyenyak.Bahkan saat makan malam tadi, ia semakin sering menatap ke arah Mark, walaupun pria itu tak pernah menatap ke arahnya dan lebih memilih untuk bercanda dengan Maminya.Ia tak peduli dengan hal itu. karena yang ia pikirkan justru hanyalah Sebuah Tawaran dari Mark tadi siang.Clara menyibak selimut tebal yang ia kenakan dan menendangnya jauh sehingga membuat selimut itu jatuh ke lantai.Ia harus bicara dengan maminya tapi diluar pasti ada Mark. Bule satu itu pasti akan mengejeknya
Clara terbangun karena suara alarm ponselnya yang berdering sangat keras. ia masih setia bergelung dalam selimut tebalnya. Walaupun cuaca cerah, tapi karena di kamarnya di oasang AC, jadilah ia harus tetap berselimut. Ia tak mau ambil resiko masuk angin saat bangun pagi.di dalam selimut tebalnya, ia melirik ke arah jendela yang tertutup gorden. dari balik gorden tersebut ia bisa melihat jika di luar sana matahari sudah bekerja menerangi bumi.Sepertinya Ia tidur dengan nyenyak. itu ia rasakan karena tubuhnya yang segar saat bangun pagi ini.Clara kembali menggeliat meregangkan semua otot-otot di tubuhnya.Hari ini hari sabtu dan ia sama sekali tak ada kegiatan apapun. alhasil hari ini sepertinya Ia hanya akan bermalas-malasan di rumah saja.Bahkan untuk sarapan pagi pun iya melupakannya. Clara melirik ke arah jam dinding yang tertempel di dinding kamarnya, Di sana ia bisa melihat jarum pendek menunjukkan pada angka sepuluh.
Buat teman2 pembaca, aku mau ingatkan, cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan kegilaan author. Jadi jika saat kalian baca membuat kalian berpikir tak logis, ingatlah kembali jika cerita ini hanya karangan yang bisa di imajinasikan segila mungkin. Hehehe ***** Pagi ini kurasakan tubuhku terlalu berat untuk terjaga. Pasalnya semalam aku baru saja menghabiskan malam yang panas dengan calon istriku yang sudah janda namun seperti gadis. Entah kenapa tubuhnya begitu nikmat kurasakan. Apalagi saat aku memasukkan milikku ke dalam miliknya dan sungguh, mungkin ini adalah salah satu surga dunia. Lauren sudah pamit sejak setengah jam yang lalu. Ia mengatakan jika Clara ada di kamarnya dan jujur, lelahku membuat diriku tak berminat menemui Clara hanya sekedar untuk bertanya 'apa kegiatanmu hari ini'. Buang-buang tenaga. Aku kembali memej
Mark membuka matanya saat ia mendengar suara pintu yang tertutup pelan.ia menatap ke arah pintu itu lalu melirik 'adik kecilnya' yang terlihat miris.Bagaimana tidak, setelah Clara membuatnya berdiri tegang tanpa ada akhir tertidur kembali, dengan tidak tahu dirinya gadis itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya yang minta diselesaikan.Mark duduk dari tidurnya lalu ia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.sepertinya ia butuh pelampiasan untuk melepaskan semua ketegangan di tubuhnya pagi ini karena ulah Clara.dengan kesal Mak membanting pintu kamar mandi. ia menyalakan shower lalu bermain dengan sabun.ya, kalian tahu lah apa yang dilakukan Mark di dalam kamar mandi tersebut.Seperempat jam pun berlalu. Mark tak ingin berlama-lama di dalam kamar mandi, karena jujur ia tak menyukai ruangan kecil tersebut.bahkan untuk berendam saja Ia jarang.Setelah rapi dan wangi, pria itu
Siang ini Clara sedang makan bersama di cafe bersama teman-temannya.Setelah hari ini Mark membuatnya kesal setengah mati, kini Ia memutuskan untuk menemui teman-temannya di cafe, lebih tepatnya teman-temannya bekerja di cafe tersebut.Setidaknya bisa bertemu teman-teman gilanya hari ini ia harapkan bisa memberinya semangat dan mood nya balik kembali."Tumben lu ke sini? biasanya paling malas keluar rumah.." tanya Mona yang saat itu Tengah menyodorkan menu padanya."Enggak ada. Gue lagi males di rumah. bosen..." jawabnya simple.Mona hanya mengangguk sambil ber-oh Ria merespon ucapan Clara."Mana si Tama?" tanya Clara lagi sambil melirik kesana kesini mencari si pemilik kafe yang juga adalah temannya sendiri."Enggak tahu. dari pagi enggak muncul-muncul tu orang. galau lagi mungkin..." ucap Mona sekenanya."galau lagi Maksud lo?" tanya Clara bingung.Mona mengangguk, "biasalah sa
Clara merasakan jantungnya berdetak cepat. Matanya tak lepas menatap mata tajam Mark, tatapan tajam mata Mark Menghujam tepat di bola matanya membuatnya tak bisa berkutik sama sekali.Entah kenapa jantungnya mendadak gila seperti ini. Jika semua ada hubungannya dengan calon ayah tirinya ini, ia langsung dibuat pasrah. Bahkan jika di suruh telentang di atas ranjang pun ia mau.Ya Tuhan, otak lo Ra..Clara mengumpati dirinya sendiri yang begitu murahan di hadapan Mark jika benar ia melakukan itu.Namun Bibir tebal dan padat milik Mark membuatnya sangat ingin melumatnya. Katakanlah tubuhnya ini begitu murahan, tapi apa mau dikata. Ia sungguh ingin menyentuh bule di depannya ini.Clara yang tadinya masih sibuk menatap Mark tiba-tiba terpekik saat Lengannya digenggam kasar oleh Mark."Awww.. Sakit woy!!" teriak Clara tanpa sadar. Ia meringis dan menggenggam lengannya yang tadi digenggam Mark kasar."Sadar ini jam berapa?"
Cinta itu memang gilaHaaaah! Mimpi apa ini...Clara mengusap wajahnya yang dialiri keringat. Ia baru saja terbangun dari tidurnya karena mimpi super gila yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Nafasnya sesak. Tubuhnya merasakan hal yang aneh. Seperti apa yang ia mimpikan itu benar nyata terjadi.Clara menyibak selimutnya kuat. Pakaiannya masih utuh.Oh tidak, ia tak mengenakan pakaian saat tidur. Kebiasaan Clara, ia hanya menggunakan celana dalam saat tidur dan tak mengenakan apa-apa lagi.Ia meraba bagian bawahnya, "Basah.." bisiknya.Ia melirik jam dinding di kamarnya. Masih jam dua subuh dan ia sudah dibuat terbangun sebangun bangunnya.Clara menelentang kembali. Ia menatap langit kamarnya lalu menatap ke arah pintu.Matanya sedikit menyipit saat ia melihat ada jelah cahaya yang masuk dari sela pintu yang terbuka.