Buat teman2 pembaca, aku mau ingatkan, cerita ini hanya fiktif belaka. Hanya karangan kegilaan author. Jadi jika saat kalian baca membuat kalian berpikir tak logis, ingatlah kembali jika cerita ini hanya karangan yang bisa di imajinasikan segila mungkin. Hehehe
*****
Pagi ini kurasakan tubuhku terlalu berat untuk terjaga. Pasalnya semalam aku baru saja menghabiskan malam yang panas dengan calon istriku yang sudah janda namun seperti gadis.
Entah kenapa tubuhnya begitu nikmat kurasakan. Apalagi saat aku memasukkan milikku ke dalam miliknya dan sungguh, mungkin ini adalah salah satu surga dunia.
Lauren sudah pamit sejak setengah jam yang lalu. Ia mengatakan jika Clara ada di kamarnya dan jujur, lelahku membuat diriku tak berminat menemui Clara hanya sekedar untuk bertanya 'apa kegiatanmu hari ini'.
Buang-buang tenaga.
Aku kembali memej
Mark membuka matanya saat ia mendengar suara pintu yang tertutup pelan.ia menatap ke arah pintu itu lalu melirik 'adik kecilnya' yang terlihat miris.Bagaimana tidak, setelah Clara membuatnya berdiri tegang tanpa ada akhir tertidur kembali, dengan tidak tahu dirinya gadis itu pergi begitu saja meninggalkan dirinya yang minta diselesaikan.Mark duduk dari tidurnya lalu ia turun dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.sepertinya ia butuh pelampiasan untuk melepaskan semua ketegangan di tubuhnya pagi ini karena ulah Clara.dengan kesal Mak membanting pintu kamar mandi. ia menyalakan shower lalu bermain dengan sabun.ya, kalian tahu lah apa yang dilakukan Mark di dalam kamar mandi tersebut.Seperempat jam pun berlalu. Mark tak ingin berlama-lama di dalam kamar mandi, karena jujur ia tak menyukai ruangan kecil tersebut.bahkan untuk berendam saja Ia jarang.Setelah rapi dan wangi, pria itu
Siang ini Clara sedang makan bersama di cafe bersama teman-temannya.Setelah hari ini Mark membuatnya kesal setengah mati, kini Ia memutuskan untuk menemui teman-temannya di cafe, lebih tepatnya teman-temannya bekerja di cafe tersebut.Setidaknya bisa bertemu teman-teman gilanya hari ini ia harapkan bisa memberinya semangat dan mood nya balik kembali."Tumben lu ke sini? biasanya paling malas keluar rumah.." tanya Mona yang saat itu Tengah menyodorkan menu padanya."Enggak ada. Gue lagi males di rumah. bosen..." jawabnya simple.Mona hanya mengangguk sambil ber-oh Ria merespon ucapan Clara."Mana si Tama?" tanya Clara lagi sambil melirik kesana kesini mencari si pemilik kafe yang juga adalah temannya sendiri."Enggak tahu. dari pagi enggak muncul-muncul tu orang. galau lagi mungkin..." ucap Mona sekenanya."galau lagi Maksud lo?" tanya Clara bingung.Mona mengangguk, "biasalah sa
Clara merasakan jantungnya berdetak cepat. Matanya tak lepas menatap mata tajam Mark, tatapan tajam mata Mark Menghujam tepat di bola matanya membuatnya tak bisa berkutik sama sekali.Entah kenapa jantungnya mendadak gila seperti ini. Jika semua ada hubungannya dengan calon ayah tirinya ini, ia langsung dibuat pasrah. Bahkan jika di suruh telentang di atas ranjang pun ia mau.Ya Tuhan, otak lo Ra..Clara mengumpati dirinya sendiri yang begitu murahan di hadapan Mark jika benar ia melakukan itu.Namun Bibir tebal dan padat milik Mark membuatnya sangat ingin melumatnya. Katakanlah tubuhnya ini begitu murahan, tapi apa mau dikata. Ia sungguh ingin menyentuh bule di depannya ini.Clara yang tadinya masih sibuk menatap Mark tiba-tiba terpekik saat Lengannya digenggam kasar oleh Mark."Awww.. Sakit woy!!" teriak Clara tanpa sadar. Ia meringis dan menggenggam lengannya yang tadi digenggam Mark kasar."Sadar ini jam berapa?"
Cinta itu memang gilaHaaaah! Mimpi apa ini...Clara mengusap wajahnya yang dialiri keringat. Ia baru saja terbangun dari tidurnya karena mimpi super gila yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.Nafasnya sesak. Tubuhnya merasakan hal yang aneh. Seperti apa yang ia mimpikan itu benar nyata terjadi.Clara menyibak selimutnya kuat. Pakaiannya masih utuh.Oh tidak, ia tak mengenakan pakaian saat tidur. Kebiasaan Clara, ia hanya menggunakan celana dalam saat tidur dan tak mengenakan apa-apa lagi.Ia meraba bagian bawahnya, "Basah.." bisiknya.Ia melirik jam dinding di kamarnya. Masih jam dua subuh dan ia sudah dibuat terbangun sebangun bangunnya.Clara menelentang kembali. Ia menatap langit kamarnya lalu menatap ke arah pintu.Matanya sedikit menyipit saat ia melihat ada jelah cahaya yang masuk dari sela pintu yang terbuka.
Kegilaan ini memang begitu memaksa. Saat aku tak mau hal seperti ini terjadi, aku justru merasakan detakan paling gila dalam hidupku.Dia.Dia yang kini mengapitku di antara kedua tangannya dan menyandarkanku pada dinding membuatku ingin berteriak ,namun entah kenapa lidah terasa begitu kelu.Tubuhku begitu munafik. Saat hatiku menginginkan aku berteriak, otakku justru memerintahkan tubuhku untuk diam dan nikmati.Wajah tampan yang terlihat nyata. Aku sering melibat bule dalam keseharianku. Apalagi mami yang memang punya banyak rekan bisnis dari asing.Namun dari semua bule yang kutahu, hanya ini yang berhasil membuat jantungku menggila. Sungguh menggila.Kalian pikir ini tak susah? Apalagi pria di depanku ini adalah kekasih mami ku dan tentu saja rencana pernikahan mereka sudah direncanakan. Dan jika sudah seperti itu, bagaimana dengan diriku nanti saat ia melanjutkan rasa di hatiku.Terluka?Tentu saja. Aku akan t
Lembut.Hangat.Kenyal.Itulah yang saat ini Clara rasakan pada bibirnya. Sedari tadi sejak ia mengangguk mengiyakan apa yang Mark sarankan, yaitu sesuatu yang lebih.Jika dengan otak normal ,kelakuan Clara saat ini sungguh sangat tidak terpuji. Bahkan bisa dikatakan ia sangat murahan ,namun bagaimana lagi, saat ketertatikan dan rasa penasaran begitu besar, gairah pun tak dapat di tolak.Seperti saat ini. Ia kini tengah berbaring di ranjang maminya. Ranjang yang juga pernah maminya gunakan untuk bercinta dengan Mark.Gilanya lagi, ranjang itu saat ini ia yang gunakan. Dengan lelaki yang sama.Ia merasa sangat murahan. Menusuk maminya dari belakang. Namun setan terus membuatnya terlena. Setan dan iblis yang menjadikannya seperti ini. Dan setan itu menjelma dalam wujud pria tampan nan panas.Kalian pasti tahu siapa pria yang Clara maksud.Tentu saja Mark.Mereka berdua kini sudah dipuncak nafsu dan gairah. Di mana
Jika bagi orang waras, jam tiga pagi, pasti mereka masih tertidur.. Namun tidak bagi Lauren. Ia masih terjaga dan gilanya lagi, Lauren duduk di dekat pantai sambil menatap langit gelap sedikit berbintang."Kau kenapa?" Tika berjalan mendekati Lauren yang sedang duduk di kursi santai yang disediakan pihak pantai.Ia menyerahkan sekaleng minuman hangat pada Lauren.Lauren meraih minuman tersebut lalu tersenyum, "Terima kasih.." ucapnya"Ada masalah?" tanya Tika.Lauren menghela nafas berat lalu menggeleng."Jangam bohong Lauren, gue tahu raut wajah lo. Lo nggak bisa sembunyiin dari gue.."Tika semakin mendekati Lauren. Ia mengusap punggung sahabatnya tersebut."Gue nggak bisa telpon Clara." ucap Lauren lesu. Ia memang sudah mencoba menghubungi Anaknya sedari tadi, namun tetap tak bisa ia hubungi."Udah tidur mungkin.."Lauren menatap Tika, "Apa iya?" balasnya sedikit ragu."Kenapa? Kau mulai meragukan m
Mataku terus terbuka. Tak bisa terpejam sedikitpun.Aku meringis saat hendak berdiri. Tubuhku sungguh terasa remuk, terutama pada bagian bawahku. Ia masih ingat bagaimana Mark melakukannya. Melepas keperawanannya dan memasukinya dengan semangat.Kulirik jam yang ada di dinding kamar. Masih menunjukkan pukul empat pagi. Kulirik seorang pria yang sedang terlelap di sebelahku. Pria yang baru saja memasukiku. Oh lebih tepatnya pria yang berstatus sebagai kekasih ibuku.Jahat?Tentu saja.Aku tahu aku jahat. Aku tahu aku sudah menghianati ibuku. Tapi aku juga tak mau menyiakan kesempatan itu.Aku gila, aku tahu dan aku paham.Rasa penasaranku terbayarkan sudah. Aku tahu sekarang kenapa mami bisa menjerit nikmat di bawah Mark. Pria itu sungguh luar biasa. Apa semua bule seperti itu? Jika ia, sepertinya di Amerika nanti ia harus mencari bule-bule untuk memuaskanku.Oh ,kau sungguh gila Clara.Kuhela nafasku cukup kuat.