Share

Bab 6

STORY

Tempat ini, aku hanya merasa sangat dingin berada didalam sini. Namun ada satu titik dimana aku menemukan penyebabnya dan masih merasakan ada hangat cinta yang terselubung dibalik es yang tersimpan jauh didalam sana.

...

Seorang gadis dengan penampilannya yang sedikit maskulin, nampak berdiri didepan jendela besar yang ada di kamar yang ia tempati dengan pandangan kosong. Jauh didalam pikirannya, ia tak pernah menyangka bahwa ia akan sampai pada tempat ini. Dirinya tahu kalau ia sudah menjajakkan dirinya untuk berada dalam pusaran maut. Bersama dengan makhluk yang ia pikir nyaris tak pernah ada dimuka bumi ini dan hanya terdengar dari cerita tua, Kini Mahkluk itu berada didepan matanya. 

Mayya, ia sudah hidup sejak kelahirannya di kota ini. Sejak saat dimana pertama kali ia membuka matanya, Mayya sudah mengenal seluk beluk kota ini dari warga desa yang sering berpergian ke hutan mencari kayu. Namun tak banyak, karena setelah ia beranjak usia 10 tahun, seluruh warga memilih untuk bertransmigrasi ke kota yang lebih makmur, seperti Seattle atau New York. Mungkin Mikhaela adalah salah satu contoh dari mereka. Kakak kembarnya lebih memilih mengadu nasib di kota besar dan mencari uang dari pada harus hidup bersamanya di kota Last Town yang kecil ini. 

Mikhaela. 

Tentu kepergian kakaknya setelah melahirkan Jackson membuat hidupnya pernuh pertanyaan. Ia mulai menerka apa yang terjadi pada kakaknya hingga memilih pulang ke Last Town dalam keadaan tengah hamil besar. Siapa ayah dari anaknya? Dan mengapa segerombolan orang itu datang menyerangnya secara tiba-tiba. 

Mungkin, kalau saja ia tidak memilih lompat dari jendela rumahnya, ia takkan bisa berpijak diatas lantai kayu rumah ini. Berbicara soal rumah ini, sejak tadi, tepatnya dua jam setelah dirinya di ijinkan untuk tinggal sementara disini, ia tak mendengar kebisingan apapun. Meski terletak di perumahan, Mayya hanya bisa melihat ke sekelilingnya pepohonan yang tinggi menjulang. Entah yang tadi ia lihat hanya ilusi bahwa rumah ini memiliki petakan yang terbangun disampingnya. 

“Apa yang kau pikirkan?”

Mayya membalikkan tubuhnya ke belakang dengan terkejut. Disana wanita bernama Tatiana memandangnya dengan raut penuh tanya. Tentu wanita secantik itu akan tetap cantik meski ia mengerutkan keningnya. Ia akui wanita yang mengakui dirinya adalah vampir itu memiliki sosok hangat layaknya seorang ibu. Entah ia tak merasa takut berdekatan dengannya. Satu hal yang ia takuti dirumah ini, yakni sosok lelaki itu. Mata sipit merahnya menyala saat bertemu pandang dengannya, hal itu yang membuat jantung Mayya hampir terlepas dari dadanya. 

“E-Eh... Tidak ada.”

Tatiana berjalan mendekat ke arah ranjang yang diatasnya terletak Jackson yang tengah tertidur pulas. Bayi itu nampak mengerucutkan bibirnya disaat matanya tertutup. Mata merah Tatiana memandang lembut bayi itu. Jackson, hal yang takkan pernah ia miliki. Ia akan menua seperti ini, itulah yang paling ia sesalkan. 

“T-Terima kasih sudah mengijinkanku untuk tinggal disini.” Ucap Mayya dengan sedikit ragu. Ia tak tahu harus mengatakan apa lagi. Vampir-vampir ini sudah memberinya tumpangan dirumah ini saja ia sudah merasa bersyukur, meski ia masih mawas diri terhadap ancaman yang diberikan pria itu. 

Tatiana menolehkan kepalanya menatap gadis muda yang sedang berdiri didepannya itu. Ia melayangkan pandangan merahnya dari ujung kepala hingga ujung kaki gadis itu. Mayya terlihat seperti manusia biasa lainnya. Bahkan Tatiana tak bisa menebak dengan pasti gender gadis itu. Ia pikir Mayya adalah laki-laki, namun setelah ia mengatakan bahwa bayi itu adalah anaknya, tentu gadis itu adalah seorang perempuan. 

“Ya, aku bisa apa. Aku tak mungkin memintamu untuk pergi.” Ucap Tatiana dengan tenang.

Mayya tersenyum getir. Ya, ia tahu meski wanita itu adalah vampir tapi Tatiana tetap seorang wanita. Mungkin tidak untuk Tatiana, tapi pria itu pasti akan mengusirnya kalau saja ia tidak memohon. 

“Apa kau takut pada ayahku?” tebaknya. 

Mayya tersentak dengan apa yang baru saja ditanyakan oleh Tatiana. Bukan karena pertanyaan itu sendiri, melainkan sosok yang disebutkan disana. 

Ayah?

Siapa?

Seperti bisa membaca pikiran gadis itu, Tatiana terkikik pelan. Ya, tentu saja manusia seperti Mayya tentu takkan mengerti hubungan yang terjadi diantara dirinya dan juga ayahnya itu. 

“Kau pasti bingung. Pria gila yang tadi menawarkan syarat itu adalah ayahku, Mayya.” Jelasnya namun tak berhenti mengeluarkan kikikan gelinya. Sungguh lucu menggoda gadis muda seperti Mayya. 

Mayya tak mengerti dengan ucapan yang terlontar dari mulut Tatiana. Ayah? Pria muda tadi?

Tatiana mendudukkan bokongnya diatas kasur yang berukuran single itu. Satu-satunya benda untuk tidur yang mereka miliki dirumah ini. Tentu saja Vampir tak butuh tidur. 

“Dia ayah kandungku, Mayya.”

Mayya membuka mulutnya, syok lebih tepatnya ekspresi yang ia keluarkan saat ini. Kepalanya mendadak pusing mendengar ucapan wanita bernama Tatiana itu. Ini adalah cerita baru baginya. Bukan seperti dongeng yang sering tetangganya ceritakan untuknya saat kecil. 

Gadis muda itu berjalan mendekati Tatiana dan terduduk disampingnya. Melihat mata merah yang menyendur itu, tentu Mayya bisa menebak ada kisah pahit dibaliknya. Raut wajah itu sesungguhnya hal yang paling dibenci Mayya. 

“Kami hidup di zaman yang sangat tua. Kau tahu? Sebelum presiden Amerika menjabat, kami sudah ada di dunia ini.” Jelasnya. Mungkin akan terdengar jenaka tanpa melihat wajah Tatiana. Namun Mayya tak bisa menganggap itu lelucon. 

“Lalu?”

Tatiana menggedikkan bahunya. Ia bangkit. Dari belakang Mayya melihat Tatiana memiliki tubuh yang bagus. Banyak wanita yang memimpikan bokong yang kencang dan juga langsing seperti wanita didepannya. Namun kenyataannya Tatiana bukanlah wanita seperti itu. Ia adalah Vampir. Mungkin saja ini yang tak ia inginkan, tapi jalan yang harus dipilihnya untuk tetap bertahan hidup. 

“Yah, kehidupan kami berjalan seperti keluarga lainnya, Mayya. Hanya saja..”

Mayya memiringkan kepalanya hingga rambut hitamnya menutupi sebagian wajahnya. 

“Ayahku adalah seorang vampir. Sedangkan ibuku adalah seorang manusia. Mereka bertemu dan saling jatuh cinta. Namun disanalah letak kesalahan yang telah terjadi.” Ungkapnya. 

Mayya tertegun. Ternyata Tatiana juga terlahir dari rahim seorang manusia, sama seperti dirinya. Tapi kenyataannya wanita itu berwujud vampir, bukanlah manusia. 

“Keduanya menikah dan bahagia. Akan tetapi itu tak berlangsung lama. Saat ibuku tengah mengandungku, dia menderita sakit keras.” Tia menghela napas panjangnya, sebelum akhirnya kembali melanjutkan kalimatanya, “Manusia tidak seharusnya mengandung benih dari vampir. Takdir mereka sangat berbeda, bahkan jauh sekali.”

Vampir dan manusia.

Terlarang?

“Tapi bagi seorang Vampir, memiliki keturunan adalah hal yang mustahil kecuali benih mereka dikandung oleh manusia.” Lanjutnya. 

“Bagaimana bisa kau mengetahuinya?” Tanya Mayya dengan suara kecil. 

Tatiana terkekeh pelan. Ia kembali berjalan ke arah Mayya dan menduduki tempat yang tadi ia tinggali. “Mungkin itulah istimewanya para vampir seperti kami. Sejak dalam kandungan, kami sudah memiliki ingatan tentang masa lalu.”

Mayya mengangguk pelan. Ia mengerti sekarang. Jadi para vampir sudah mengenal siapa orang tua mereka. Dan hal menakjubkan itu cukup membuatnya iri. 

“Setidaknya Kau lebih beruntung.” Ucap Mayya, yang langsung mengundang keheranan pada Tatiana. Gadis itu tersenyum penuh kegetiran. 

“Kenapa?”

Mayya tersenyum kecil. “Setidaknya kau masih bisa mengenal siapa ibumu. Sedangkan aku, aku sama sekali tak pernah melihatnya.”

Tatiana turut menyesal. Tidak seharusnya ia berbicara sepeerti itu. pasti sangat menyakitkan ketika mengetahui kau tidak tahu apa-apa tentang wanita yang telah melahirkanmu. 

“Maafkan aku.” Ucapnya sesal. 

“Tak apa.” Mayya mengibaskan tangannya didepan wajahnya. “Lanjutkan saja.”

Tatiana masih memandang ke arah luar jendela sambil bersedekap. Tatapannya jatuh pada burung yang berterbangan diluar sana. Ia ingin bebas, berlari dibawah guyuran sinar matahari. Namun tempat mereka bukanlah tepat seperti itu. Mungkin jika ia berjalan ke tengah hutan, sinar itu masih ada. Hanya saja ayahnya takkan mengijinkannya. 

“Tapi tak seberuntung seperti apa yang kau lihat.” Tatiana menghembuskan napasnya berat. “Ibuku meninggal saat melahirkanku.”

Mayya membekap mulutnya. Mungkin inilah hal yang ia pikir adalah takdir. Seberuntung apapun, kalau tetap bernasib sama akan terasa sama saja. Mereka sama.  

“Ayahku berusaha mengubah ibuku menjadi Vampir, namun semuanya sudah terlambat. Dihari ke tiga, dimana harusnya manusia berubah menjadi Vampir, ibuku tak pernah terbangun. Sejak saat itu ayahku membenci manusia. Ia menganggap manusia adalah makhluk paling lemah.” Jelasnya. 

Mata hazel Mayya menerawang jauh ke luar sana. Ia pun sependapat dengannya. Ia pikir saat Mikhaela meninggalkannya, kakaknya adalah sosok yang lemah. Ia ingat betul bagaimana wajah bahagia Mikhaela saat melihat wajah Jackson yang masih merah kala itu. meski berada dalam ambang batas kematiannya, Mikhaela tetap berusaha untuk terlihat kuat. Hal itu yang membuat Mayya benci melihat wajahnya sendiri. Ia benci bercermin, karena hanya akn mengingatkannya pada wajah Mikhaela yang menyedihkan.

“Aku pikir dia tak salah.” Ucap Mayya menganggapi. 

Tatiana mengernyit. Oh Tuhan, ada satu seperti ayahnya saja ia sudah muak. Bagaimana bisa Mayya memiliki jalan pikiran yang serupa dengannya. 

“Saat kakakku meninggal, aku pun berpikiran hal yang sama dengannya. Aku pikir manusia terlahir sebagai makhluk paling lemah. Mereka berusaha untuk terlihat kuat ditengah keterpurukannya. Justru hal itu yang membuat mereka terlihat semakin menyedihkan.”

Tatiana melembutkan wajahnya. Ia memegang bahu Mayya, pelan. Karena ia tahu kalau ia menggunakan sedikit tenaganya, bahu kecil itu akan remuk. “Manusia adalah makhluk yang kuat, Mayya.”

“Kalian sangat kuat. Manusia memiliki kekuatan untuk tetap menjaga eksistensi mereka di dunia. Kelahiran demi kelahiran yang membuat mereka tetap ada di dunia ini. Itulah jalan mereka. Lain halnya dengan kami. Kami hanya makhluk yang mampu hidup ratusan tahun tanpa bisa melahirkan generasi berikutnya. Tanpa adanya manusia, Vampir takkan bisa memiliki keturunan.”

“Meski itu akan mengorbankan nyawa manusia itu sendiri?” Sela Mayya. 

Tatiana mengangguk pelan. “Ada cara lain. Mengubahnya menjadi sama seperti kami. Namun harapan itu pun tak banyak. Hanya mereka yang beruntung yang bisa berubah seperti kami.”

“Lalu kau.. apakah saat lahir, kau adalah manusia?” Kali ini Mayya berani mengucapkan nama wanita itu. 

“Aku terlahir sebagai setengah manusia dan setengah vampir. Hanya sampai usiaku tujuh tahun, setelahnya darah vampir mengambil alih semua darah manusiaku.” Jelasnya. 

“Apakah sakit?” Tanya Mayya. Ia memabayangkan dirinya saat pengambilan darah dulu, membuatnya cukup meringis. 

“Tidak. Hanya saja saat itu kami memiliki rasa haus yang sangat tinggi. Kami butuh makan.” Mata Tatiana menyala. 

“Kau meminum darah.. darah manusia?” Mayya sulit untuk meneguk air liurnya sendiri. ia takut melihat mata menyala itu. Semakin membangunkan kesadarannya bahwa Tatiana merupakan makhluk buas. 

“Awalnya. Seterusnya aku membiasakan diriku untuk meminum darah hewan. Semacam vegetarian.”

“Amazing!” ungkap Mayya, yang tak bisa menyembunyikan rasa kagumnya. Untuk manusia menjadi seperti itu saja sulit. Apalagi untuk vampir yang tak memiliki opsi lain untuk menu makanan mereka. Para vampir hanya butuh darah.

“Lalu kemana saja kalian selama ini? Aku sudah bertahun-tahun tinggal di Last Town, tapi aku tak pernah mendengar kalian.”

“Kami bersembunyi di sebuah goa bersama yang lain.” jawab Tatiana.

“Vampir?” tebak Mayya.

“Ya, kau benar. Mereka adalah vampir.” Jelasnya. Mata merah yang dimiliki Tatiana kembali meredup. Banyak pikiran yang menggantung didalam benak Mayya melihat sepertinya sangat sulit menceritakan hal itu bagi Tatiana. Ia cukup mengerti wanita itu pasti bersikap demikian karena memiliki masa lalu yang buruk.

“Kau tak perlu menceritakannya lagi, nona. Aku tak mau membuat dirimu menjadi sedih.” Ucap Mayya. 

Tatiana menggeleng pelan. Wanita itu membalikkan tubuhnya menatap Mayya. Ia merasa bertanggung jawab untuk menyelesaikan cerita ini sampai akhir, karena ia juga yang memulainya pertama kali. “Tak apa. Kau tak perlu mengasihaniku. Itu sudah berlalu.”

Mayya menatap nanar Tatiana. Ia tahu sungguh sulit kehilangan kehidupan lama yang sangat nyaman. Sama sepertinya kini. Tak pernah disangkanya jika hari ini ia akan terbangun ditengah hutan dan terjebak dirumah keluarga Vampir. Siapa yang bisa menebaknya? Waktu berjalan begitu cepat. 

“Mayya, kau begitu beruntung bisa melahirkannya dengan selamat.” Ujar Tatiana. Mata merah wanita itu melembut melihat bayi Jackson yang nampak nyaman diatas kasurnya. 

“Kenapa?” tanya Mayya. Entah mengapa ia tak suka dengan tatapan itu. bukan cemburu, ia seperti merasa ada yang diketahui wanita itu yang tak diketahui olehnya. Tatiana seperti mengetahui sesuatu berkaitan dengan bayinya. 

“Tidak ada.” Tatiana menggeleng. Vampir itu berjalan ke arah pintu keluar dengan langkah tenang. Sedangkan dibelakangnya Mayya masih memandangi kepergian wanita itu dengan tatapan penuh tanya. Apakah yang sebenarnya disembunyikan oleh wanita itu mengenai bayinya?

Mengapa ia merasa ada yang janggal dengan sikap Tatiana yang seolah menghindar darinya secara halus?

Ditatapnya lagi wajah mungil Jackson. Mayya mau tak mau tersenyum melihat sang anak yang begitu disayanginya. Hanya Jackson, bayi itu begitu dicintainya hingga dadanya terasa penuh. Bayi itu adalah peninggalan satu-satunya dari Mikhaela. Kakaknya melahirkan Jackson tepat sehari sebelum ulang tahunnya, dan ia ingat betul bagaimana kerasnya suara bayi ini. 

“Nak, mungkin kau takkan pernah bisa melihat ibumu. Tapi aku akan menjadi ibu yang baik untukmu.” Bisik Mayya sebelum akhirnya ia memilih untuk membaringkan tubuhnya disamping Jackson. Ia memosisikan tubuhnya di sisi depan wajah bayinya. Tangan kecilnya menepuk pelan bokong Jackson sembari bersenandung. Mata hazelnya perlahan tertutup dengan tenang. 

Mayya sadar mungkin ini takdirnya. Tuhan pasti memiliki jalan untuknya dan menghantarkan dirinya ke tempat orang-orang baik. Ia tahu Mikhaela disana pasti sedang melihatnya dan juga bayinya. Ia hanya berharap semoga saja ia bisa melewatinya dengan baik. Meski Mayya meragukan itu semua karena kehadiran sosok itu.. 

Rowman. 

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status