Share

Masih Menolak

Seperti yang diminta Zayn pada Arya. Saat ini Zeline dan Arya sudah berada disebuah Cafe yang berada tak jauh dari Dastan Group.

Zeline masih menatap tajam pada Arya yang saat ini duduk diam dihadapannya.

"Sekali lagi saya katakan jika saya tidak bisa mengikuti keinginan atasan anda. Dia bisa mencari wanita lain yang mau ikut dalam rencana gilanya!" seru Zeline, pada Arya.

"Dengarkan dulu penjelasan saya, Nona Zeline. Mungkin benar kedengarannya seperti sebuah penghinaan untuk sebuah pernikahan, tapi disini antara kalian berdua tidak akan ada yang dirugikan. Anda bisa menghidupi keluarga anda dengan kehidupan yang mewah serta berkecukupan, dan tuan Zayn juga diuntungkan atas pernikahan ini. Tuan Zayn sama sekali tidak akan mengambil apapun dari anda, dia hanya butuh status perkawjnan dan status anda sebagai istrinya," ucap Arya mencoba menjelaskan.

"Tidak ada wanita yang ingin menikah dengan cara seperti ini tuan! mungkin saya memang membutuhkan uang, tapi saya juga tidak mau mendapatkan uang dengan menjual status saya."

"Saya bisa pastikan anda tidak akan dirugikan dalam hal ini, Nona. Anda bisa menjalani kehidupan anda seperti biasanya, anda juga tidak diwajibkan melakukan tugas seperti seorang istri lainnya. Anggaplah kalian hidup diatap yang sama sebagai penghuni yang menyewa tempat tinggal bersama. Tuan Zayn tidak akan mengikut campur urusan dan kehidupan anda begitupun sebaliknya, anda juga tidak boleh iktu campur dakam urusan dannkehiduoan tuan Zayn. Anda hanya perlu menjadi istrinya disaat keadaan penting saja!" ucap Arya, masih terus mencoba membujuk Zeline.

"Saya tetap tidak mau!" jawab Zeline terdengar tegas dan lantang.

"Disini anda tidak bisa menolak, jika seorang Zayn Dastan sudah memutuskan," ucap Arya tak kalah tegas.

"Apa maksud anda berkata seperti itu?" kesal Zeline bertanya.

"Jika anda menolak, bukan hanya kehidupan anda yang akan dipersulit oleh tuan Zayn, namun juga kehidupan ibu dan adik kembar anda!" tangkas Arya, mengejutkan Zeline yang mendengarnya.

"Kalian menyelidiki kehidupan pribadi saya?" tanya Zeline kesal.

"Sudah saya katakan siapapun tidak akan bisa menolak Zayn Dastan, jika dia sudah memutuskan dia pasti sudah menyelidiki dan mengetahui semua hal tentang siapapun itu termasuk anda."

"Berhentilah mencoba membantah karena semua tidak akan berguna, anda bisa memikirkannya dalam waktu 3 hari ini. Setelah itu anda bisa memutuskan bersedia atau tidak! ini kartu nama saya! Hubungi saya jika anda berubah pikiran," ucap Arya bangkit dari duduknya, lalu pergi meninggalkan Zeline yang benar-benar merasa kesal dibuatnya.

"Mereka mengancamku? Apa aku sudah salah berurusan dengan mereka? Ya Tuhan, kenapa aku bisa berurusan dengan mereka?" gumam Zeline frustasi, menutup wajah dengan kedua tangannya.

***

"Bagaimana?" tanya Zayn pada Arya yang sudah berada didepannya.

"Dia masih tetap menolak!" seru Arya.

"Kenapa kamu tidak mencari wanita lain Zayn? Banyak model atau aktris terkenal yang jauh lebih cantik dari Sella. Mereka pintar bersandiwara jadi kamu bisa menggunakan mereka, mereka juga pasti bersedia dibayar mahal. Tanpa dibayarpun, aku juga sangat yakin mereka tidak akan menolak menjadi istri seorang Zayn Dastan!" ucap Arya lagi.

"Aku tidak mau wanita seperti itu ada didekatku, aku sudah memutuskan jika aku menginginkan wanita bernama Zeline itu. Maka dari itu kamu harus melakukan apapun agar dia menerima semua ini. Buatlah penawaran yang menggiurkan agar dia bersedia menjadi istriku!" titah Zayn tegas.

"Baiklah! Aku akan mengusahakan semuanya menjadi seperti yang kamu inginkan, namun sebelumnya kamu harus berjanji satu hal padaku," ucap Arya, membuat Zayn menatap tajam padanya.

"Aku akan membuat dia datang dengan sendirinya menyetujui semua ini, namun kamu harus berjanji jika nanti setelah kalian bersama, kamu tidak boleh menyakitinya. Lepas dia secara baik-baik jika nanti kamu sudah tidak ingin bersamanya lagi," pinta Arya tegas.

"Aku tidak ingin bersamanya. Aku hanya butuh statusnya sebagai istriku! Tunggu duku, Aku curiga padamu. Kenapa kamu begitu peduli padanya? Kamu menyukai wanita itu?" tanya Zayn penuh selidik, menatap Arya.

"Dia wanita baik-baik Zayn, aku punya seorang adik lerempuan. Aku tidak bisa menyakiti perempuan semudah kamu memanfaatkan mereka kaum perempuan!" jawab Arya terdengar kesal pada Zayn.

"Baiklah aku janji, kamu tahu aku hanya butuh statusnya. Aku tidak akan menyakitinya, kalaupun semua sudah selesai aku juga akan melepaskannya secara baik-baik," jawab Zayn akhirnya setuju, karena Zayn sangat mengerti bagaimana perasaan Arya yang begitu menyayangi adiknya.

****

Zeline tiba dirumahnya tepat saat adzan magrib berkumandang. Seharian ia habiskan waktunya mencoba mendatangi kenalan almarhum papanya karena berharap siapa tau ada yang bisa memberikan ia pekerjaan, namun rejeki belum menghampirinya saat ini.

"Assalamualaikum," ucap Zeline masuk kedalam rumah.

"Waalaikumsalam, Ze. Kamu kelihatan pucat, apa kamu sakit?" ucap Mama Zeline cemas, menyentuh dahi Zeline.

"Tidak Mah, aku hanya kelelahan!" jawab Zeline duduk diatas sofa.

"Dek, tolong ambilka kakak minum!" pinta Zeline, pada Fara yang juga ada disana.

Beberapa saat kemudian, Fara datang membawakan minum untuk Zeline, dan langsung diteguk habis oleh Zeline. lalu kembali bersandar di sofa.

"Apa ada yang mau kamu ceritakan sama Mama?" tanya Arini pada putrinya, Zeline.

"Aku di tolak Mah, mungkin disana belum rejekiku!" jawab Zeline.

"Tidak apa-apa sayang, setelah ini nanti pasti ada pekerjaan yang cocok untukmu. Lagipula kamu bisa membantu Mama di toko, bukan?" ucap Arini membelai rambut Zeline.

"Iya kak, kan toko kita semakin ramai kalau ada Kakak disana!" sahut Fara menjawab, membuat Zeline tersenyum.

'Seramai apapun toko tetap belum bisa mencukupi kebutuhan kita, dek!' batin Zeline.

"Fera dimana?" tanya Zeline mengalihkan pembicaraan.

"Dia masih belajar dikamar!" jawab Fara.

"Kamu sendiri kenapa tidak belajar?" tanya Zeline, menatap Fera.

"Aku sudah belajar kak, ini baru saja keluar dari kamar. Iya kan Mah?" ucap Fara bertanya pada Arini yang menganggukan kepalanya.

"Ok baiklah. Ingat, kalian harus memberikan Kakak hasil yang bagus jika mau sekolah ditempat Rina!" ucap Zeline, mengejutkan Arini yang sebelumnya belum mengetahui rencana putrinya.

"Dek, kalian ingin melanjutkan sekolah ditempat Rina?" tanya Arini.

"Iya Mah, disana muridnya pintar-pintar dan semua berprestasi. Kami ingin berada diantara orang-orang pintar agar kami juga terpacu untuk menjadi lebih baik, dan bisa membuat Mama, Kakak dan Papa bangga!" jawab Fara terdengar sedih.

Arini dan Zeline yang mendengar ucapan Fara merasa terenyuh hatinya, tersirat kesedihan dalam setiap ucapan Fara yang mereka dengar.

Arini menatap Zeline seolah meminta jawaban atas semua pertanyaan yang berkecamuk dikepalanya, pasalnya semua orang juga pasti tau bagaimana besarnya biaya sekolah ditempat yang dimaksud si kembar.

Zeline yang mengerti arti tatapan Mamanya dengan cepat menganggukan kepala sembari tersenyum. 

"Kalian pasti akan bersekolah disana jika kalian dapat memberikan hasil yang bagus!" jawab Zelina, atas ucapan Fara sebelumnya.

"Terimakasih Kak, Mah. Terimakasih! Kalau begitu aku mau kembali kekamar dan belajar!" jawab Fara senang, berlari menaiki anak tangga menuju kamarnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status