Share

Chapter 3

"LO?!" ucap Keyna kaget saat melihat yang ditabraknya barusan adalah Alfian.

Keyna melihat ke belakang, ternyata dua orang tersebut masih mengejarnya. Keyna segera menarik tangan Alfian dan berlari keluar dari sekolah.

Alfian yang tadinya ditarik Keyna sekarang menarik Keyna karena langkah Keyna sangat lambat untuk disebut lari.

Alfian melihat sebuah gedung yang sedang direkonstruksi, tanpa pikir panjang lagi ia berlari ke dalam gedung tersebut.

Gedung tersebut terlihat sangat gelap dan banyak kayu, semen, dll di dalamnya. Alfian mendorong tubuh Keyna ke tembok pelan agar tak terlihat oleh orang yang mengejarnya tadi.

Alfian sedikit merapatkan tubuhnya ke Keyna, takut jika Keyna terlihat. Gedung tersebut terlalu gelap, sampai-sampai Keyna tak bisa melihat wajah Alfian. Namun Alfian bisa melihat wajah Keyna dari cahaya senja yang menerobos masuk.

Alfian menatap wajah Keyna, meneliti setiap inchi dari wajah Keyna. Untuk pertama kali, Keyna mampu menyihirnya untuk terus menatap mata indahnya. Keyna menutup matanya dan menutup mulutnya sendiri saat pengejar itu sudah dekat.

Alfian juga merasa jantungnya menjadi berdetak lebih cepat. Bukan karena dikejar oleh orang-orang itu, tapi karena berdekatan dengan Keyna.

"Sepertinya den Alfian gak ada di sini," ucap salah seorang pengejar itu.

"Ya sudah kita cari di tempat lain."

Dua orang tersebut pun pergi, dan akhirnya Alfian bisa bernapas lega.

"Orangnya udah pergi belum?" tanya Keyna berbisik dan mengintip keluar.

"Udah," jawab Alfian dan langsung menjauhkan dirinya dari Keyna.

"Mereka siapa sih?" tanya Keyna.

"Orang-orangnya bokap gue," jawab Alfian mengusap wajahnya frustasi.

"Loh? Jadi bukan rentenir?" tanya Keyna membuat Alfian terkekeh kecil.

"Mereka kan nyarinya lo kenapa gue yang dikejar," ucap Keyna kesal.

Keyna berjalan keluar gedung diikuti Alfian.

"Eh iya," ucap Keyna membuat Alfian mengalihkan pandangannya.

"Kenapa?"

"Ini dimana?" tanya Keyna sembari meringis kecil.

"Ini belakang sekolah," jawab Alfian membuat Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Astaga gue lupa! Hp gue masih di sekolahan!"

"Jadi lo anak baru?" tanya Alfian yang saat ini tengah mengantar Keyna pulang.

"Iya," jawab Keyna.

"Rumah lo yang mana?" tanya Alfian saat sudah sampai di kawasan rumah Keyna.

"Itu yang cat biru," ucap Keyna sambil menunjukkan rumahnya.

Akhirnya mereka sudah sampai di depan gerbang rumah Keyna.

"Sorry gara-gara gue lo ikut dikejar," ucap Alfian merasa bersalah.

"Iya gapapa, sekalian olahraga sore gue haha," ucap Keyna tertawa kecil.

"Oh ya nama lo siapa? Dari tadi kita belum kenalan," ucap Alfian.

"Keyna," ucap Keyna mengulurkan tangannya dan dibalas oleh Alfian.

"Gue Alfian."

"Ya udah gue pulang dulu, thanks udah nganterin gue." Keyna keluar dari mobil Alfian dan melambaikan tangannya kepada Alfian sebelum masuk ke dalam rumah.

"Keyna," gumam Alfian pelan sebelum akhirnya meninggalkan kawasan rumah Keyna.

"Keyna pulang," ucap Keyna saat masuk ke dalam rumah.

"Kamu baru pulang Key?" tanya Mey.

"Iya nek, Dika mana?" tanya Keyna melihat-lihat keberadaan adiknya itu.

"Ada di kamar," jawab Mey dan Keyna langsung menuju kamar Dika.

"Woy Dik," ucap Keyna dengan garang.

"Lah udah pulang?" tanya Dika bingung.

"Kok lo ninggalin gue sih?!" ucap Keyna kesal.

"Abisnya lo gue cariin di seluruh sekolah kagak ada, gue pikir lo udah pulang. Ya udah gue pulang aja," ucap Dika menjelaskan.

"Emang lo kemana tadi?" tanya Dika penasaran.

"Dikejar-kejar rentenir!"

Brak

Keyna menutup pintu kamar Dika dengan keras dan bergegas menuju kamarnya.

"Baru satu hari aja udah kayak gini. Gimana ntar satu minggu? Stress juga gue lama-lama."

---

"Dik kakek sama nenek mana?" tanya Keyna saat ingin pergi.

"Keluar tadi," jawab Dika membuat Keyna mengangguk-anggukkan kepalanya.

"Mau kemana lo?" tanya Dika yang menyadari Keyna berdandan rapi.

"Ada deh gue pergi dulu ya, sebentar doang kok," ucap Keyna sembari berjalan menuju garasi.

"Lo gak bakal nyasar kan?" teriak Dika.

"Iya tenang aja," ucap Keyna seraya mengacungkan jempolnya.

Keyna masuk ke dalam mobil, dan melaju dengan kecepatan normal. Pukul 19.30 jalanan Bandung masih terlihat ramai. Keyna melajukan mobilnya menuju ke sebuah tempat dimana ia bertemu dengan teman pertamanya. 

Selang beberapa menit, Keyna sampai di sebuah panti asuhan bernama "Kasih Ibu". Ia membawa beberapa makanan dan buku yang akan ia berikan untuk anak-anak di panti asuhan tersebut.

"Keyna?" panggil seorang wanita paruh baya yang kebetulan melihat Keyna di depan panti asuhan.

"Bunda Ira," ucap Keyna menghampiri Ira dan mencium tangan Ira. 

"Ya ampun kamu udah besar sekarang tambah cantik lagi," ucap Ira yang hampir tidak mengenali Keyna.

"Bunda bisa aja."

"Ayo masuk dulu." 

Ira masuk ke dalam panti asuhan dan diikuti Keyna di belakangnya.

"Kamu mau minum apa Key?" tanya Ira setelah mempersilahkan Keyna duduk.

"Gak usah repot-repot bun," ucap Keyna tersenyum kecil.

"Sama sekali gak repot kok," balas Ira dan berjalan menuju dapur untuk membuatkan segelas teh hangat untuk Keyna.

"Makasih bun."

"Bunda kira kamu udah betah banget di Jakarta sampe lupa ke Bandung," ucap Ira.

"Ya enggaklah bun, aku malah gak betah di Jakarta. Oh ya bun, anak-anak pada kemana?" tanya Keyna melihat ke sekeliling terlihat sepi.

"Jam segini mereka lagi pada belajar Key," jawab Ira.

"Bunda kadang dapet kabar gak dari... Alex gak?" 

Pertanyaan Keyna membuat Ira terdiam seketika. Ira terlihat bingung harus menjawab bagaimana.

"Enggak sama sekali Key, semenjak kejadian itu bunda gak pernah tau gimana kabar Alex," jawab Ira membuat Keyna menjadi murung. 

"Kamu masih gak bisa ngelupain Alex ya?" tanya Ira berhati-hati.

"Keyna gak akan pernah bisa ngelupain Alex bun."

---

"Aduh ini bannya kenapa kempes segala sih," ucap Keyna saat melihat ban mobil belakangnya kempes.

Keyna pun terpaksa harus menggantinya dengan ban serep. Keyna mencepol rambutnya asal dan mengambil ban serep.

Setelah berhasil mengeluarkan ban serepnya, ia bergegas mengganti ban mobilnya.

"Ternyata ban mobil berat juga," keluh Keyna menatap ban di depannya. Berharap bisa terpasang sendiri.

Tiba-tiba ada Alfian yang menghampiri Keyna. Karena kebetulan ia sedang lewat dan melihat Keyna di pinggir jalan.

"Key," panggil Alfian takut-takut jika salah orang.

"Loh Alfian?" ucap Keyna terkejut.

"Lo ngapain di sini?" tanya Keyna sembari melihat ke sekeliling.

"Harusnya gue yang nanya, ngapain lo di pinggir jalan kayak gini?" tanya Alfian balik.

"Ban mobil gue kempes nih. Mau gue ganti," jawab Keyna menunjuk ban mobilnya.

"Emang lo bisa ganti ban mobil?" tanya Alfian tidak yakin.

"Gue ngarang doang sih hehe," jawab Keyna terkekeh kecil membuat Alfian menggeleng-gelengkan kepalanya.

"Ya udah biar gue aja yang ganti lo diem aja," ucap Alfian mengulun lengan kaosnya dan mulai mengganti ban mobil Keyna.

Keyna bersandar di mobil seraya melihat cara Alfian mengganti ban mobil.

"Btw lo dari mana Key?" tanya Alfian.

"Dari panti asuhan, lo sendiri dari mana?"

"Dari rumah aja gue keluar mau nyari udara seger," ucap Alfian membuat Keyna berohria.

"Lo gak kesasar-sasar kan Key?" tanya Alfian yang tau Keyna baru saja pindah dari Jakarta.

"Enggak dong, kan ada google maps."

"Walaupun kadang bikin sesat," lanjut Keyna membuat Alfian tersenyum kecil.

To be continued...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status