Share

Chapter 6

"Anjir masa monyet bisa naik sepeda Josh," ucap Keyna seusai menonton topeng monyet bersama Joshua tadi. 

"Kan udah dilatih Key," ucap Joshua.

Saat ini mereka berdua sedang berada di sebuah restoran. Karena selesai menonton topeng monyet tadi Keyna merasa lapar.

"Masa lo kalah sama monyet sih Josh, monyet aja bisa naik sepeda masa lo enggak," ucap Keyna menertawakan Joshua. 

"Nyesel gue ngajak lo nonton topeng monyet Key," ucap Joshua menyesal.

Keyna yang tadinya tertawa tiba-tiba menghentikan tawanya saat melihat Sarah. 

"Josh, ngumpet bawah meja cepet!" pinta Keyna panik.

"Hah? Ngapain Key?" tanya Joshua bingung.

"Udah nurut aja cepetan," ucap Keyna dan Joshua pun menurut. 

Joshua menyembunyikan dirinya di bawah meja. Dan tiba-tiba Sarah datang menghampiri Keyna.

"Lo di sini?" tanya sarah ketus.

"Iya," jawab Keyna sembari tersenyum kecil.

"Sama siapa?" tanya Sarah lagi begitu melihat ada dua piring makanan di meja Keyna.

"Oh gue sama Luna, dia lagi di kamar mandi. Lo sendiri sama siapa Sar?"

"Bukan urusan lo," ucap Sarah dan berjalan keluar dari restoran.

Keyna pun menghela napas lega Sarah tidak merasa curiga.

"Josh udah, keluar lo."

"Aduh ngapain gue pake ngumpet segala sih," ucap Joshua kesal.

"Kalo enggak ntar bakal ada perang dunia," balas Keyna.

Sudah satu minggu Keyna pindah ke Bandung. Dan Keyna mulai terbiasa dengan kesehariannya. Apa lagi sebentar lagi ia akan melaksanakan ujian kenaikan kelas. Jadi ia berusaha untuk belajar lebih giat lagi.

"Key ntar liburan lo mau kemana?" tanya Luna saat jam istirahat di kantin.

"Ujian aja belum, udah mikirin liburan aja lo," ucap Keyna.

"Ya kan bentar lagi Key. Oh ya, lo sama Alfian gimana?" tanya Luna.

"Gimana apanya?" tanya Keyna tak mengerti.

"Ya itu loh hubungan kalian berdua," ucap Luna menggoda Keyna.

"Ih apaan orang gue sama Alfian gak ada apa-apa," ucap Keyna.

"Mas-"

"Key," panggil Alfian yang tiba-tiba duduk di samping Keyna.

"Eh kenapa Al?" tanya Keyna terkejut tiba-tiba Alfian menghampirinya.

"Gue mau ngajak belajar bareng."

"Hah? Belajar bareng?" tanya Keyna tak percaya.

"Ehem maksudnya Joshua yang ngajak," ucap Alfian mengulangi perkataannya.

"Kirain cuma lo sama gue doang," gumam Keyna lirih.

"Kenapa Key?" tanya Alfian yang tak mendengar perkataan Keyna.

"Kok Joshua gak ngasih tau gue langsung?" tanya Keyna.

"Lo gak suka kalo gue yang ngasih tau?" tanya Alfian balik sembari menatap Keyna. Hal itu membuat Keyna gugup setengah mati.

"Eh suka kok, suka banget malah. Soalnya bahaya kalo Joshua yang ngasih tau gue," jawab Keyna.

"Kenapa emang?" 

"Ntar gue bisa dilabrak lagi sama Sarah, kan bahaya," ucap Keyna.

"Oh ya belajar barengnya kapan?" tanya Keyna.

"Besok aja, sabtu."

Setelah bel masuk berbunyi, Keyna berjalan menuju kelasnya. Saat ia selesai berbicara dengan Alfian tadi, tiba-tiba Luna sudah tidak ada. Jadi dari tadi hanya berdua dengan Alfian?

"Woy Lun," ucap Keyna kesal saat sudah duduk di bangkunya.

"Kenapa Key?" 

"Kenapa, kenapa. Lo tadi ngapain ninggalin gue?" tanya Keyna.

"Ya abisnya lo asik banget pacaran- eh maksud gue lo tadi asik banget ngobrol sama Alfian. Dari pada jadi nyamuk mending gue pergi aja kan," jawab Luna.

"Emang tadi Alfian ngomong apa sama lo? Dia nembak lo ya?" tanya Luna penasaran.

"Mata lo nembak!"

---

"Lo kenapa Key?" tanya Luna. Saat ini Keyna sedang berada di rumah Luna karena hari ini mereka berdua akan belajar bersama Joshua dan Alfian.

"Tiba-tiba perasaan gue gak enak Lun," ucap Keyna yang merasa gelisah.

"Gak enak kenapa?"

"Gak tau," jawab Keyna menggelengkan kepalanya.

Tak lama kemudian Alfian sampai di rumah Luna.

"Lo gak bareng Joshua Al?" tanya Keyna yang melihat Alfian datang sendiri.

"Enggak," jawab Alfian.

Tiba-tiba ada panggilan masuk di handphone milik Keyna.

"Eh bentar gue angkat telpon dulu," ucap Keyna dan beranjak dari duduknya.

"Halo Dik kenapa?"

"....."

"Apa? Lo gak bercanda kan Dik?"

"....."

Setelah mendengar hal itu tubuh Keyna langsung luruh ke lantai. Alfian dan Luna pun terkejut, mereka berdua langsung menghampiri Keyna.

"Key ada apa?" tanya Luna cemas.

"Gue mau pulang," ucap Keyna dengan suara yang bergetar.

"Biar gue anter," ucap Alfian dan membantu Keyna berjalan untuk masuk ke mobilnya.

Alfian langsung melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju rumah Keyna.

"Luna, Keyna mana?" tanya Arla terburu-buru.

"Keyna pulang Ma, baru aja."

"Emangnya ada apa Ma?" tanya Luna.

"Kakeknya Keyna meninggal."

---

"Berarti yang megang perusahaan papa sekarang harusnya aku," ucap Lidya, ibu dari Keyna.

"Aku kepala keluarga, itu artinya aku yang berhak," ucap Leo, ayah Keyna.

"Gak bisa! Aku anak kandung papa dan dari dulu papa mau nyerahin perusahaannya ke aku," balas Lidya mulai meninggikan suaranya.

"Aku suami kamu Lidya, ka-"

"Pa, Ma. Bisa gak sih kalian gak usah bahas hal itu sekarang? Kakek baru aja meninggal," ucap Keyna yang sudah muak dengan kedua orang tuanya itu.

Pemakaman Adam sudah selesai dari tadi, suasana rumah juga sudah sepi. Di saat yang lain masih merasa berduka, kedua orang tuanya justru sibuk membahas harta.

"Kalian berdua harusnya malu sama anak-anak kalian," ucap Mey berjalan menghampiri Lidya dan Leo sembari membawa sebuah stopmap.

"Papa kamu sudah mengatur semuanya," lanjut Mey dan menyerahkan stopmap tersebut kepada Lidya.

Lidya pun membuka stopmap tersebut dan membaca isi dari stopmap itu.

"Ma, ini serius?" tanya Lidya tak percaya setelah membaca isi dari stopmap tersebut.

"Iya, papa kamu sendiri yang mutusin," jawab Mey.

Leo yang tampak penasaran pun mengambil stopmap tersebut dan membaca isinya.

"Ma papa udah mikirin hal ini matang-matang kan?" tanya Leo yang sama tak percayanya seperti Lidya.

Keyna yang tak mau mendengarkan pertengkaran orang tuanya itu pun langsung menuju ke kamarnya.

Wajar jika Keyna merasa sangat kehilangan sosok kakeknya. Karena sejak kecil ia dibesarkan oleh kakek dan neneknya, sementara kedua orang tuanya selalu sibuk bekerja.

Keyna bersyukur karena kakek dan neneknya tidak gila harta seperti kedua orang tuanya.

Keyna dikagetkan oleh handphonenya yang tiba-tiba berbunyi. Ia segera mengambil handphonenya yang ada di atas kasur. Ternyata ada panggilan masuk dari Alfian.

"Halo Al?"

Suara Keyna sedikit serak karena sedari tadi ia terus menangis.

"Gue turut berduka cita ya Key."

"Iya, makasih Al."

"Lo udah mendingan?"

Keyna melamun, bahkan ia tak mendengar perkataan Alfian barusan.

"Key, Keyna."

"Eh iya Al?"

"Gapapa gue tutup ya, lo mending istirahat aja."

"Iya Al."

Tut tut tut

Keyna menghela napasnya sejenak, ia kemudian merebahkan tubuhnya dan menutup matanya. Perlahan ia hilang kesadaran dan tertidur.

-keesokan harinya-

"Ngapain pagi-pagi ke sini Josh?" tanya Keyna terkejut di hari minggu ini Joshua sudah ada di rumahnya pagi sekali.

"Gue mau menghilangkan kesedihan lo, jadi gue mau ngajak lo bu-"

"Jangan bilang lo mau ngajak gue nonton topeng monyet lagi ya?" tuduh Keyna curiga.

"Emang lo mau nonton topeng monyet Key? Tapi pagi-pagi gini gak ada topeng monyet," ucap Joshua.

"Syukur deh kalo gitu, terus mau apa?" tanya Keyna mengernyitkan dahinya penasaran.

"Ada pokoknya, lo pasti suka."

Joshua pun membawa Keyna ke tempat yang ia maksud tadi dan hal tersebut berhasil membuat Keyna terkejut.

"Josh ngapain lo ngajak gue ke lapangan? Mau lomba lari hah?!"

To be continued...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status