Share

TIGA

Sam, pria yang terus Anne tunggu kedatangannya. Banyak pertanyaan yang ingin ia lontarkan pada pria itu. Ia tidak bisa tenang jika masih ada hal-hal yang membuat dia penasaran.

"Anne lagi tunggu siapa sih? Kok celingukan gitu?" tanya Emilly pada Naya.

Naya yang tidak tahu apa-apa, hanya mengendikan bahu nya.

"Ne, nungguin siapa sih?" tanya Emilly.

"Seseorang yang bikin gue gak bisa tidur!" jawab Anne, membuat dahi Emilly dan Naya mengkerut.

"Siapa sih? Lucas?" tanya Naya.

"Bukan," jawab Anne.

"Oh, pasti Ryan ya?" tebak Emilly.

Anne menggelengkan kepalanya, tanda bahwa tebakan Emilly salah.

"Apa jangan-jangan si—"

Tiba-tiba Sam melintas dihadapan Anne, Anne pun segera mengekori Sam.

"Gak mungkin Sam kan?" tanya Naya terkejut.

Emilly yang sama terkejutnya seperti Naya pun menggeleng tidak tahu.

Sam duduk dikursinya, disusul Anne yang duduk disamping kursi milik Sam.

"Lo mau apa sih?" tanya Sam yang mulai risih pada Anne.

"Gue mau nanya! Gue punya banyak pertanyaan buat lo!" ujar Anne. Sam yang mendengarnya pun menghela napas pelan.

"Gue bukan artis, tersangka, ataupun korban yang bisa lo tanya-tanya," ucap Sam, tapi Anne tetap merasa bodo amat.

"Pokoknya lo harus jawab Sam!" tegas Anne.

"Iya, iya, cepat mau tanya apa?" malas Sam.

"Yang pertama, sejak kapan lo tinggal disebelah rumah gue?" tanya Anne.

"Kata ibu gue, sebelum gue lahir pun, gue udah tinggal disitu," jawab Sam.

Anne terkejut, mengapa ia tidak tahu sama sekali? 

"O—oke, pertanyaan kedua, apa lo udah kenal atau udah tahu gue? sebelum kita berdua berada dikelas yang sama?" tanya Anne.

Sam mengangguk, lagi-lagi Anne terkejut.

"Pertanyaan terakhir, kenapa lo gak bilang dan kasih tahu gue kalau kita itu tetangga?" tanya Anne lagi.

"Emangnya penting buat lo?" tanya Sam balik, membuat Anne sedikit tertohok.

"Y—ya, enggak penting-penting amat sih, tapi kan seenggaknya kalau gue tahu, gue bisa ajak lo main setiap hari!" jawab Anne agak gelagapan.

"Apa hak lo, ajak-ajak gue main?" tanya Sam agak songong. Sumpah, Anne kesal banget sama mahluk yang ada dihadapannya ini, rasanya ingin menenggelamkan Sam di tengah-tengah lautan. 

"Tahu ah, gue kesal sama lo!" ujar Anne, lalu pergi ke tempat dimana kursinya berada.

Disisi lain, Naya dan Emilly masih tenggelam dalam rasa terkejutnya, yang ada dipikiran keduanya hanya 'Ada hubungan apa antara Anne dan Sam?'

•••

"Anne, pulang sekolah latihan nyanyi buat tugas bahasa Inggris," kata Naya.

"Dimana?" tanya Anne.

"Gak tahu.." cicit Naya.

"Loh, ngaco lo Nay, eh tapi anak-anak lain udah dikasih tahu?" tanya Anne.

"Emilly, Ryan, Lucas, udah gue kasih tahu. Entar lo kasih tahu Sam ya," titah Naya.

Mendengar nama Sam, wajah Anne kembali kesal.

"Oh iya, lo ada hubungan apa sih sama Sam? Dan tumben banget Sam bisa ngobrol gitu," tanya Naya.

"Maaf, Nay, gue lagi malas bahas Sam," kata Anne, jelas suasana hati Anne akan menjadi badmood jika sudah bersangkutan dengan Sam.

"Jangan marah gitu dong Ne, lo kan udah janji bakal bawa Sam ke kelompok kita. Jadi, lo yang harus ajak dia kalau ada latihan atau apapun itu," ucap Naya.

Naya benar, ia sudah berjanji untuk mengajak Sam masuk ke kelompoknya, bahkan ia juga sudah berjanji pada dirinya sendiri, bahwa ia ingin menjadi teman Sam.

"Oke, entar gue ajak dia," cicit Anne.

•••

Anne menghampiri Sam yang sedang membaca buku dikursinya. Sebenarnya Anne masih agak kesal dengan ucapan Sam, tapi mau bagaimana lagi? Ia harus ingat pada janji-janji nya.

"Sam," panggil Anne.

Sam tidak menoleh, mungkin karena situasi dikelas sedang ramai, jadi pria itu tak mendengarnya.

"Sam," panggil Anne lagi.

Namun Sam tetap fokus membaca buku, rasa kesal Anne pun jadi muncul kembali.

"SAMUDERA NOA DIRGANTARA!" teriak Anne. Murid-murid dikelas mendadak diam, mereka semua menatap Anne intens, tentu saja Anne jadi risih.

"Ngapain kalian lihat-lihat gue? Gue tahu, gue emang cantik!" ujar Anne, membuat mereka semua menyoraki nya dengan keras.

"Gak jelas lo, Anne!" pekik Lucas. 

"Benar, percaya diri banget jadi orang, heran gue," sahut Ryan.

"Lebih cantik gue kali," kata Luna, salah satu siswi terpandang di tempat Anne bersekolah.

Anne yang mendengarnya hanya merotasikan mata nya malas.

"Gara-gara lo nih, Sam!" omel Anne pada Sam.

"Kok gue? Lo yang teriak padahal," kata Sam membela diri.

"Tahu ah, malas ribut sama lo! Pokoknya gue cuma mau kasih tahu, kalau pulang sekolah, kita harus latihan bahasa Inggris!" ucap Anne mengingatkan.

"Dimana?" tanya Sam.

"Ah gak tahu gue, belum dikasih tahu sama Naya. Parah nih Naya, ngajak latihan tapi gak tahu dimana," keluh Anne.

"Di rumah gue aja, gimana?" usul Sam.

"Eh?"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status