Share

Bab 20 Penawar Luka

Kania menatap deretan koper miliknya dan milik dokter yang lain. Mereka sedang berada di depan pintu masuk bandara Abdurrahman Saleh. Beberapa menit lagi dia akan masuk dan berangkat ke Papua. Tentu sesuai dengan perkataannya, ia ingin mengabdi di pedalaman. Untuk menimba ilmu sekaligus untuk melupakan semua kepahitan hidupnya.

Sang bapak tentu saja berat hati melepasnya. Pun dengan rekan sesama dokter di rumah sakit. Kania terlalu kalem jika dibanding kerasnya alam Papua, kata mereka. Mengapa juga dokter sekompeten Kania harus pergi jauh ke Timur Indonesia. Cukup mengabdi di sini sama saja. Mereka masih membutuhkan Kania.

Bagi Wirya tentu berbeda. Dia justru sedang mengurus sesuatu selain mengurus hatinya yang sakit karena Kania. Mungkin ikut ke pedalaman bertugas mengawal negara dan Kania. Mungkin juga untuk mencari penawar luka. Yang jelas keputusan Kania selalu didukungnya. Kendati lelaki itu memilih untuk mengen
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status