Share

CHAPTER 5 (Pertemuan Wanita dari Venus)

Sandra menutup map ditangannya lalu melayangkan pandangannya pada Alexa yang sejak tadi hanya diam terpaku di hadapannya dengan tatapan kosong. Ia merasa sedikit aneh dengan gelagat Alexa hari ini karena tidak biasanya Alexa hanya diam saja.

“Alexa,” panggil Sandra.

Tak ada jawaban.

“Alexa,” panggil Sandra untuk ke dua kalinya.

Masih tak ada jawaban.

“ALEXA!” seru Sandra dengan intonasi meninggi.

Alexa tersentak dan langung menoleh menatap Sandra. “Ada apa Bu Presiden?” tanyanya dengan terburu-buru.

Sandra menatap cemas Alexa. “Apakah kau baik-baik saja?”

Alexa mengangguk sopan. “Saya hanya sedikit tidak enak badan.”

“Kalau kau ingin pulang, pulang saja,” suruh Sandra dengan lembut.

“Tidak usah Bu presiden. Bu Presiden sebenarnya saya ingin meminta sesuatu. Apakah boleh?” tanyanya dengan hati-hati.

Sandra mengangguk pelan.

“Kakak saya yang seorang peneliti ingin meminta izin untuk pergi ke Bumi karena tanaman yang akan dijadikan obat sangat langka di sini, tetapi tumbuh subur di Bumi. Dia ingin mencoba ke Bumi melalui jalur ERA, tetapi akan butuh waktu yang lama….“ Kalimat Alexa terpotong karena seseorang tiba-tiba saja menyergah ucapannya.

Mata Sandra langsung membulat. “ YA BOLEH. TENTU SAJA BOLEH,” sergahnya dengan membara.

Sandra tidak mungkin menolak kesempatan emas ini karena jujur saja ia memang masih kekurangan dua orang untuk penelitian M+V. Ia baru mendapatkan tiga orang untuk penelitian ini, yaitu dirinya, Nora dan Natasha. Ia memang berencana untuk menjadikan Natasha sebagai bagian dari tim penelitian ini sejak mengetahui bahwa Natasha diculik salah satu penduduk Mars. Entah dari mana ide tersebut, tetapi tiba-tiba saja terbesit pemikiran untuk mengajak Natasha bergabung ke dalam penelitian ini, padahal belum tentu juga Natasha akan menerimanya.

Alexa sempat terperanjat mendengar Sandra yang setengah berteriak. Ia hanya sedikit kelimpungan karena tiba-tiba saja Sandra menyetujuinya tanpa mendengarkan penjelasannya hingga akhir.

Sandra bangkit dari kursinya dan meraih tangan Alexa dengan bersemangat lalu menangkupkan tangan Alexa dengan kedua tangannya. “Oh iya. Kau boleh ajak kakakmu ke sini, malam ini juga. Pukul Sembilan. Sekarang aku ingin pergi dulu ke suatu tempat karena jadwalku kosong.” Sandra melepaskan tangkupan tangannya lalu mengambil tas merahnya dan melangkah pergi.

Alexa masih terdiam di tempatnya mencoba memahami dan mencerna situasi yang terjadi. Terkadang ia tidak mengerti dan tidak bisa menebak bagaimana jalan pikiran presiden Venus itu. Sandra tidak dapat ditebak. Padahal ia belum menjelaskan sampai akhir, tetapi Sandra langsung menyetujui tanpa berpikir panjang. Alexa tersenyum kecil dan menggeleng pelan tak habis pikir.

***

Natasha melihat ke luar jendela spaceship. Jam menunjukkan pukul tujuh malam. Perjalanan dari Mars menuju Venus tidak memakan waktu yang berbulan-bulan seperti ratusan tahun lalu karena spaceship dilengkapi dengan wrap Time yang membuatnya menjadi lebih cepat dan menjadikan perjalanan Mars menuju Venus hanya memakan waktu sekitar 2 jam. Dalam perjalanan, spaceship akan melewati Bumi. Bumi akan terlihat sangat jelas dari spaceship.

Natasha menatap Bumi sekejap lalu kembali menoleh ke depan. Ia menghirup udara dalam-dalam, lalu menghembuskannya. Planet yang didominasi kelir hijau dan biru itu terlihat indah, tetapi sunyi dan senyap pada saat bersamaan. Hari ini merupakan hari baru dan menyenangkan baginya. Selain dapat melihat bumi seperti sekarang, ia juga dapat bertemu sosok yang selama ini hanya ia dengar dan baca di buku saja. Orang-orang di Venus selalu menganggap bahwa pendudukan Mars adalah makhluk rebel dan tak mengerti belas kasih. Namun, kepercayaan itu dipatahkan ketika ia bertemu sosok mereka secara langsung.

 Ia baru menyadari bahwa pria tidak sedingin yang dikatakan gurunya kala. Penduduk Venus memang selalu diajarkan dari kecil bahwa penduduk Mars hanyalah pria dingin yang selalu mementingkan diri sendiri, egois, dan tidak peduli dengan sekitarnya, tetapi ketika dirinya bertemu Gerald, ia sadar bahwa definisi pria tidak sedangkal itu.

Penduduk Mars adalah manusia yang baik dan perhatian, walaupun bisa dikatakan sedikit gila karena dengan beraninya menculik penduduk Venus. Namun, ia tidak dapat memungkiri bahwa ucapan gurunya kala tidak sesuai dengan kenyataannya. Pria yang ia temui sangat lembut dan perhatian, tidak seperti yang selama ini ia pikirkan.

“Permisi Nona Natasha.”

Natasha melongok ke sumber suara dan melihat seorang wanita berpakaian rapih tersenyum kepadanya.

“Setelah sampai di Venus. Anda akan diantar untuk bertemu dengan Presiden Venus. Beliau ingin bertemu dengan anda karena ada hal penting yang ingin dibicarakan,” tukasnya dengan sopan.

Natasha sedikit terkejut dengan pernyataan wanita di depannya, tetapi ia hanya mengangguk sopan dan mengikuti wanita tersebut dengan langkah panjang.

***

Nora mendudukkan dirinya di salah satu bangku taman yang memiliki penerangan redum sambil melahap es krimnya. Ia memandangi taman bermain anak-anak seraya tersenyum kecil mengenang masa lalu. Sekarang taman bermain itu terlihat using karena tak ada lagi yang menaiki. Terkadang terbesit di pikiran Nora untuk kembali ke masa lalu kala anak kecil belum punah seperti saat ini. Ia ingin melihat anak kecil yang bermain, saling berteriak dan tertawa, tetapi semuanya hanya angan-angannya saja. Sudah bertahun-tahun terlewati dan sekarang tak ada lagi anak kecil.

“Ada telepon Nona.” Suara dari cincinnya.

Nora berdecak kesal karena seseorang mengganggu waktunya menyendiri. Ia menekan cincinnya dan melihat nama kakaknya tertera di layar ponsel hologramnya. Nora mengusap tanda hijau dan menyambungkan suara kakaknya dengan anting yang ia pakai. Di zaman ini, sudah tidak ada lagi earphone atau airpod. Hanya ada sebuah anting yang berfungsi sebagai earphone.

“Kenapa?” tanya Nora singkat dengan wajah masam.

“Datang ke kantorku malam ini jam sembilan.”

“Ya. Baiklah.” Lalu Nora langsung memutus sambungannya karena ia tidak ingin merasa pening karena mendengar kakaknya berbicara panjang.

***

Julia mengusap tanda hijau di ponsel hologramnya. “Ada apa Lex?...Demi apa?!...Baiklah aku akan segera ke sana sekarang.” Julia langsung terburu-buru merapihkan barang-barangnya. Ia tidak bisa menyembunyikan betapa gembirnya ia karena presiden Venus bersedia bertemu dengannya. Ia bergegas memakai mantel dan mengambil kunci mobilnya.

Julia berhenti di depan Blue House atau Kantor Kepresidenan Venus. Ia langsung dihampiri oleh empat orang penjaga yang menunjukkan fotonya. Julia hanya mengangguk ketika para penjaga itu meminta dirinya untuk mengikuti mereka.

Julia melangkahkan tungkai jenjangnya masuk ke dalam kantor presiden ditemani beberapa penjaga di belakangnya. Ia mengedarkan pandangannya ke setiap sisi yang ia lewati dan hal itu membuatnya terkesima. Julia sampai di depan sebuah pintu megah dengan tiga penjaga di setiap sisinya. Para penjaga membuka pintu megah bercorak putih dengan perlahan. Julisa menetralkan napasnya dan melangkah masuk ke dalam ruang Presiden.

Sontak dirinya mereka terperanjat Julia kala dirinya diberikan sambutan hangat oleh Sandra. “Selamat datang.” Sambil mengulurkan tangannya.

Julia dengan senang hati menyambut uluran tangan Sandra. “Selama malam, Bu Presiden. Maaf mengganggu waktunya.”

“Silahkan duduk. Kita akan memulai pembicaran ketika yang lainnya sudah datang.”

Julia dengan sedikit canggung mendudukkan dirinya di sofa putih besar.

Sandra duduk di hadapannya dengan senyuman yang terus ia sunggingkan. “Aku sudah memanggil Alexa, sebentar lagi dia sampai. Dia sedang menjemput seseorang..”

Julia hanya dapat tersenyum kecil dan mengangguk sopan tanda mengerti.

Alexa melangkah menuju ruang kerja Sandra bersama dengan Natasha. Ia baru saja menjemput Natasha di bandara Spaceship. Langkah cepat mereka terhenti ketika seorang wanita memanggilnya.

“Alexa!”

Alexa menoleh dan melihat Nora sedang melangkah cepat ke arahnya. “Tunggu aku.”

“Sedang apa kau di sini?” tanya Alexa dengan alis berkerut.

Nora mengangkat kedua bahunya. “Entah. Kakak memanggilku.”

“Aku juga ingin ke kantor Bu presiden. Ayo kita ke sana bersama.”

Nora mengangguk dan melangkah duluan.

Alexa membuka pintu ruangan Sandra dan melihat Julia sedang duduk di hadapan sandra sambil tersenyum.

Sandra bangkit dari sofa dan sontak menarik sudut ranumnya ketika melihat mereka datang. “Silahkan masuk dan duduk.”

Mereka bertiga melangkah mendekati sofa. Nora langsung mendudukkan dirinya samping Julia, sementara Natasha yang terlihat sedikit canggung mencoba mendudukkan dirinya di samping Nora. Sedangkan Alexa berdiri di samping Sandra.

Sandra menoleh ke samping kanannya dan menatap Alexa dengan salah satu alis terangkat. “Kenapa kau masih berdiri. Duduk di hadapanku seperti yang lain,” titahnya.

Alexa mengangguk sopan dan duduk di samping Natasha. Sofa yang berada di ruangan Sandra memang cukup panjang. Sedangkan, sofa yang menjadi tempat Sandra bermukim adalah sofa single yang dibuat khusus untuk Sandra.

Sandra menatap serius keempat wanita di hadapannya. “Jadi sebenarnya aku mengumpulkan kalian di sini karena aku ingin memberitahu kalian kalau kalian terpilih menjadi bagian dari penelitian M+V dan besok sore kita akan berangkat ke bumi.” Kalimatnya diakhiri dengan nada riang sambil bertepuk tangan seakan berita yang ia sampaikan adalah berita bahagia.

Julia terlihat senang dengan pengumuman Sandra dan ikut bertepuk tangan. Nora hanya menatap kakaknya datar. Natasha terlihat sangat terkejut dan Alexa merasa kesadarannya akan menghilang karena terlalu terperanjat dengan berita yang terlalu tiba-tiba..

Alexa sedikit menyongsongkan torsonya. “Mak-maksud Bu Presiden bagaimana? Saya sedikit bingung.” Ia masih berusaha mencerna ucapan Sandra.

Nora menghela napas panjang dan memutar bola matanya lalu berkata, “Maksudnya kita akan di kirim ke Bumi besok sore dan menjadi kelinci percobaan di sana. Tamat.”

Sandra langsung menatap tajam adiknya dan mendesis.

“Kelinci percobaan?” tanya julia dengan sedikit bingung.

“Hahhh?!” pekik Natasha.

Sementara, Alexa terpaku tak bergeming di tempat.

Sandra sontak bangkit dan mecoba menenangkan ketiga wanita yang terlihat panik dengan raut wajah yang sarat akan rasa khawatir karena penjelasan adik kurang ajarnya. “Bukan kelinci percobaan, tetapi lebih seperti relawan yang membantu itu menyelamatkan populasi umat manusia.” Sandra mencoba menjelaskan dengan kalimat yang lebih baik dan mudah dicerna.

Ketiga wanita itu langsung menghembuskan napas lega.

Julia mencondongkan tubuhnya ke depan. “Apakah saya tetap boleh mengambil tanaman Anuma dan melakukan penelitian?”

Sandra menatap Julia dengan senang. “Tentu saja. Di sana juga terdapat laboratorium dan penelitianmu akan dibantu oleh negara. Jadi, tenang saja. Everything is fine. Selebihnya akan saya jelaskan besok ketika kita sudah sampai di Bumi.”

“Baiklah. Aku balik sekarang ya, kak. Aku sedang menikmati waktuku ketika kau memanggil,” jelas Nora datar.

Sandra menatap jengkel adiknya. “Yasudah. Sana pergi,” usirnya.

Nora memutar bola matanya acuh lalu berjalan pergi meninggalkan ruangan Sandra.

“Maafkan adik saya. Dia memang sedikit menyebalkan.” Sambil tertawa kecil yang terkesan dibuat-buat.

“Apakah ada yang ingin kalian tanyakan lagi?” tanya Sandra.

Natasha mengangkat tangan kanannya. “Apakah saya akan tetap di gaji?” tanya Natasha dengan raut wajah sedikit cemas.

Sandra tertawa kecil. “Tentu saja, bahkan saya akan menggaji kalian dua kali lipat.”

Sorot mata Natasha dan Alexa kembali riang usai mendengar tentang gajinya yang akan meningkat.

Sandra bangkit dan membuat ketiga wanita itu ikut bangkit dari sofa. “Baiklah. Kalian bisa pulang untuk menyiapkan diri. Sekali lagi terima kasih.”

Ketiga wanita itu membungkuk hormat dan melangkah pergi dari ruangan Sandra.

Sandra menatap kepergian ke tiga gadis itu. Setelahnya, ia langsung menghela napas lelah sambil menjatuhkan dirinya ke sofa. “Akhirnya.”

“Venus adalah salah satu benda langit yang bersinar terang dan paling terang diantara planet lainnya. Selayaknya seorang wanita yang selalu bersinar terang, cahayanya tak pernah redup dan terus bersinar di kala segalanya terasa berat dan melelahkan, tetapi wanita tetap tersenyum dan bersinar.”

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status