Share

Kedatangan Michelle

Mansion Buana

“Mikaela, malam ini ada acara kantor untuk penyambutan saya sebagai direktur baru Perusahaan. Saya ingin mengajakmu jika kamu mau.” ajak Marcel pada Mikaela yang baru saja selesai menidurkan Selena.

“Kenapa kau tiba-tiba begini? Ada apa?” Mikaela heran Marcel tiba-tiba mengajaknya ke acara resmi. Lagipula, mereka baru bersama beberapa hari belakangan ini. Dan juga, Marcel bisa dibilang tidak banyak bicara pada Mikaela.

“Akan ada reporter disana. Banyak gosip tentang pernikahan kita, jadi dengan kedatangan dan penjelasanmu kita bisa membersihkan nama kita di depan publik." jawab Marcel jujur.

“Eum…baiklah, aku akan bersiap dikamarku.” Mikaela beranjak ke kamarnya untuk berganti baju dan mempoleskan sedikit make up ke wajahnya. Memang tanpa make up wajahnya sudah sangat cantik, dia hanya sedikit mempertegas dibagian mata, hidung dan bibirnya. Mikaela juga memilih gaun malam berwarna hitam panjang tanpa lengan yang berkilauan jika terkena lampu. Dia menggunakan kalung berlian dan kerabu berlian menambah kesan elegannya. Terakhir dia hanya mengikat rambut panjangnya kesamping kanan dan memasangkan bros pin lambing keluarga Buana yang terbuat dari emas murni dan berlian. Sempurna! Bisa dibilang, Mikaela berbeda dengan wanita lain yang membutuhkan waktu berjam-jam untuk mempoles dirinya. Tapi dia hanya perlu 30 menit dan penampilannya sudah membuat dewi Afrodit cemburu akan kecantikannya.

“Sudah selesai,” Mikaela keluar dan menunjukkan penampilannya pada Marcel. Pria itu tersenyum tipis mengagumi penampilan wanita itu dalam hatinya.

‘Dia memang sangat cantik,’ puji Marcel dalam hatinya.

“Lumayan cepat untuk ukuran seorang wanita, ayo jalan”, Marcel memuji Mikaela yang tidak ribet dalam urusan berdandan.

“Aku sih memang orangnya gak suka ribet. Make up juga seadanya.” Mikaela memulai percakapan dimobil.

“Baguslah! Biasanya seorang pria memang harus memberi tahukan berjam-jam sebelumnya kalau mengajak seorang wanita ke acara resmi. Tadi, hampir saja aku berpikir tidak perlu mengajakmu, karena sebagian besar wanita cantik itu banyak tingkahnya.” Marcel berpendapat jujur soal Mikaela.

“Ya begitulah aku. Aku juga melakukan ini demi Selena. Dia tidak boleh tahu bagaimana hubungan kita yang sebenarnya.” ujar Mikaela sebenarnya sedikit senang dinilai baik oleh Marcel. Ya, gimanapun semua wanita pasti senang dipuji walaupun secara tidak langsung.

Ballroom Hotel

            Merekapun masuk ke Ballroom hotel yang memang sudah dipersiapkan ayahnya untuk acara penyambutan sang putra sebagai penerus selanjutnya bisnis raksasa keluarga Buana. Ketika melangkahkan kaki ke dalam,  orang-orang langsung memerhatikan Marcel dan Mikaela. Mereka terpengarah akan visual yang sempurna dari pasangan ini.

“Oi bro! Jadi ini istrimu itu? Gila cantik banget!” Erick memuji kecantikan Mikaela. Erick adalah teman sekaligus partner bisnis Marcel sejak lema, tentunya sebelum dia menikah dengan Michelle dulu.

“Kamu nyulik bidadari dari kahyangan ya, Marcel? Atau kamu sengaja ngehamilin dia supaya bisa nikahin dia.” Roni bercanda untuk memuji Mikaela tapi candaannya benar-benar menyinggung Marcel disini.

“Ron, jaga ucapanmu. Banyak orang disini!” Marcel menegur.

“Marcel, lama gak jumpa ya.” Siska langsung menyalam Marcel. Siska adalah teman sekaligus sekretarisnya dulu.

“Wah cantik ya istrimu ini, kamu putri keluarga Djuanda,kan?" tanya Siska pada Mikaela.

“Iya, Mikaela Cassandra Buana sih sekarang.” jawabnya pada Siska.

“Oh iya, ini suami aku Raymond. Dia juga rekan bisnisnya Marcel.” Siska memperkenalkan Raymond pada Mikaela. Raymond langsung memandang nafsu pada Mikaela dan tidak mau melepaskan tangan Mikaela yang sedang bersalaman dengannya.

“Raymond Alexander,” Raymond memperkenalkan diri sambil menyeringai.

“Mikaela BUANA!” balas Mikaela sengaja menekankan nama keluarga suaminya karena merasa Raymond sudah mulai menatapnya dengan tidak normal.

“Ray, tolong tangannya.” tegur Marcel membuat Raymond melepaskan tangan Mikaela. Marcel memang tipikal orang yang peka. Walaupun, dia tidak mencintai Mikaela, dia tidak suka kalau ada orang yang mencoba merendahkannya apalagi diepan umum.

“Wow…wow…pahlawan kita sudah datang nih. Gimana kabarmu, bro? By the way, ini istrimu? Aku pikir kamu sama asistenmu itu. Ya, wajar sih kamu milih dia. Diakan lebih cantik”! Hansel datang sembari menepuk pundak Marcel. Dia agak santai soalnya dia dan Marcel teman sejak SMA.

“Dia Mikaela, putri keluarga Djuanda.” Marcel memperkenalkan Mikaela pada Hansel.

“Salam kenal ya.” Hansel berkenalan dengan sewajarnya. Tak lama, Elmand naik ke panggung dan memulai acaranya.

“Selamat malam semua tamu undangan saya. Malam ini, saya ingin menyampaikan kabar yang sangat penting. Putra saya, Marcel Arya Buana sudah pulang dari luar negeri dan saya menunjuknya sebagai Presdir berikutnya Perusahaan Buana. Mari kita sambut! Marcel ayo naik.” Elmand berbicara dan menyuruh Marcel naik ke panggung. Marcel pun mengajak Mikaela ikut dengannya naik ke panggung dan Mikaela mengikuti pria itu sambil memegang sikunya.Hanya untuk pamor didepan khalayak. Merekapun disambut dengan riuh tepuk tangan di seluruh ruangan itu.

“Terima kasih kepada Tuhan yang Masa Esa yang sudah memberikan saya kesempatan untuk saya pada hari ini. Terima kasih juga kepada Papa yang sudah memberi kepercayaan lagi kepada saya. Dan semuanya terima kasih atas kehadiran kalian. Saya akan melakukan yang terbaik dalam menjalankan tugas saya sebagai pimpinan Perusahaan Buana.” ucap Marcel sebagai ungkapan terima kasih di hadapan umum. Para reporter pun langsung berdatangan untuk mewawancarai Marcel.

“Selamat untuk bapak ya. Tapi sebelumnya pak, boleh saya tahu apakah bapak keluar negeri bersama istri bapak 3 tahun yang lalu? Bukannya pernikahan itu batal ya?” tanya sang reporter membuat Marcel tercengang.

“Pestanya yang batal, sebenarnya kami sudah menikah secara resmi seminggu sebelumnya. Waktu itu saya mengalami kecelakaan dan keluarga saya sengaja menyembunyikannya dari awak media agar tidak ada desas-desus yang tidak enak.” jawab Marcel dengan sangat cermat.

‘Dia pandai sekali berkata-kata.’ pikir Mikaela. Memang, selama 3 tahun ini Mikaela menyembunyikan statusnya sebagai istri Marcel tetapi orang-orang tahu kalau dia sudah menikah. Ya jelas, ini didasari karena Marcel menghilang entah kemana dan juga Mikaela sendiri yang tidak mau mengakuinya.

“Jadi, apa setelah itu Bapak kembali ke Indonesia bersama istri?” tanya reporter lainnya.

“Iya, kami memutuskan menikah secara sederhana dan saya juga harus bolak balik keluar negeri untuk pembangunan cabang di Singapura.” jawab Marcel lagi.

“Sekarang untuk Nona Buana, apakah benar desas-desus kalau anda hamil diluar nikah?” tanya reporter itu lagi membuat Mikaela pucat seketika.

‘Bagaimana mungkin berita itu tersebar? Apa ini cuma gossip murahan?’ pikir Mikaela tak menyangka bahwa awak media ada yang berpikir demikian tentangnya.

“Itu tidak benar! Kami sudah menikah dan kami punya seorang anak bukannya hal yang wajar? Tolong jangan sebarkan berita bohong yang akan merugikan orang lain.” jawab Mikaela sekaligus menegur sang reporter.

“Ah, baiklah bu. Tapi ada yang bilang kalau sebenarnya suami anda punya selingkuhan sehingga pesta itu batal. Apa itu benar bu?” pertanyaan reporter kali ini memang kelewat batas.

‘Sabar Mikaela. Jaga image didepan umum. Ya itu memang benar sih, si brengsek ini punya selingkuhan.’ pikir Mikaela berusaha menenangkan dirinya sendiri.

“ITU.TIDAK. BENAR. Suami saya kecelakaan dan dia harus berobat. Dan kami menikah setelah itu. Tidak ada perselingkuhan.” tegas Mikaela. Marcel hanya diam dengan jawaban Mikaela yang terdengar meyakinkan. Mikaela memang ahli dalam berakting.

“Begitu ya, kami pikir hubungan Tuan dan nona adalah hubungan palsu yang dilandaskan bisnis.” sahut seorang reporter. Mendengar itu, Elmand emosi karena merasa para reporter sudah kelewat batas.

“Cukup kalian semua! Pertanyaan kalian tidak ada sangkut pautnya dengan acara hari ini. Kalian hanya sibuk membahas gossip murahan. Bubar sekarang!” titah Elmand  membuat para reporter terpaksa bubar. Setelah acara usai, Marcel dan Mikaela pulang ke Mansion keluarga Buana.

“Kau menjawab semuanya dengan baik. Bagaimana kau bisa membuat argument yang bahkan tidak bertentangan dengan perkataanku?” tanya Marcel yang jujur takjub dengan kecerdasan Mikaela.

“Aku mendengarkan baik-baik jawabanmu dan mencari jawaban yang tidak menentang tentunya. Salah sedikit saja, media bisa memublikasikan cerita yang tidak benar.” jawab Mikaela dibalas anggukan oleh Marcel.

“Kau bisa jadi aktris, aktingmu luar biasa. Aku saja sudah mempersiapkan diri sebelumnya jika dihujani pertanyaan soal 3 tahun yang lalu.” jujur Marcel.

“Terima kasih atas pujiannya. Aku melakukan semua ini demi Selena. Aku tidak mau orang-orang menganggap dia sebagai anak yang tidak diinginkan diantara kita.” balas Mikaela. Lalu sesampainya dirumah, Mikaela langsung masuk ke kamarnya. Tetapi, sebelum menutupnya, Ribka menghalangi Mikaela.

“Nak, kalian kan suami istri, harusnya kalian berbagi ranjang. Bukannya pisah ranjang begini. Tadi mama sudah masukkan barang-barang Marcel ke dalam. Mama harap kalian akan akrab dan langgeng.” usul Ribka dan hanya diangguki pasrah oleh Mikaela.

            Sekarang, kedua manusia berbeda gender itu hanya terdiam didalam  kamar itu. Mikaela duduk diranjang sementara Marcel masih terduduk di sofa kamarnya. Sejujurnya, mereka sama-sama canggung dan tidak bisa tidur.

“Marcel, apa yang kau lihat dari Michelle sehingga kau begitu mencintainya?” tanya Mikaela memecahkan keheningan diantara mereka.

“Dia adalah wanita yang sederhana dan juga baik hati. Dia juga cantik dan pintar.” jawab Marcel seadanya.

“Ternyata, kau berbeda dengan pria lain yang memandang fisik sebagai hal utama dari wanita.” Mikaela mengutarakan pendapatnya soal Marcel yang menilai Michelle dari sifatnya terlebih dahulu.

“Kamu sendiri, apa pernah jatuh cinta?” tanya Marcel penasaran.

“Iya, bahkan sampai detik ini. Tapi karena statusku sekarang, kami tidak bisa bersatu.” jawab Mikaela.

“Kenapa kamu tidak menikah dengannya dari dulu?” tanya Marcel lagi.

“Dia sibuk dengan pendidikannya di Harvard. Dia menyuruhku menunggu, tapi setelah 5 tahun barulah dia kembali. Dan aku sudah menikah saat dia kembali.” jawab Mikaela dengan nada penuh penyesalan.

“Jadi…dia ada disini?” tanya Marcel lagi memastikan.

“Iya, dia disini. Tapi, kalau seandainya pernikahan kita tidak seperti yang aku bayangkan, lebih baik kita mengakhirinya dan mencari kebahagiaan masing-masing. Soal Selena, kau bisa menemuinya kapan saja meskipun kita berpisah.” Mikaela berujar menyampaikan apa yang  dia pikirkan soal pernikahan mereka. Dia berpikir miris soal pernikahan yang memang seharusnya tidak terjadi.

“Kalau seperti itu, mental Selena akan terganggu. Dia akan berpikir kenapa orang tuanya tidak bisa bersama. Di sisi lain, ini akan menyulitkanku memberi kasih sayang sepenuhnya bagi Selena. Kita memang berada di situasi yang sulit tapi, aku akan berusaha sebisa mungkin mempertahankanmu dan Selena.” Marcel membuat keputusan yang membuat Mikaela terkejut.

“Bagaimana dengan Michelle?” tanya Mikaela, jujur khawatir dengan nasib Michelle. Walau tidak mengenal Michelle, sebagai sesama wanita Mikaela tidak mungkin tega membiarkan Michelle mendapat perlakuan tidak adil.

“Aku melepaskannya bukan karena aku tidak mencintainya. Tapi, dia berhak mendapat cinta dari orang yang bisa mencintainya dengan lebih sepenuhnya. Aku terbagi antara Michael dan Selena dengan Michelle. Dan aku pasti akan memilih orang yang lebih membutuhkanku, yang sedarah denganku dan yang adalah darah dagingku. Michelle memang istriku dan kami sudah bersatu tapi aku tidak bisa mengabaikan darahku yang berteriak atas Michael dan Selena. Lagipula, Michael sangat membutuhkan Michelle. Aku tak bisa menyakitinya.” jelas Marcel panjang lebar.

Mikaela bisa mengerti posisi sulit yang dihadapi oleh Marcel saat ini. Mikaela bisa menilai kalau sebenarnya Marcel tidak menjadikannya seperti barang pengganti tetapi dia melakukan ini demi kebahagiaan putrinya.

‘Dia sangat menyayangi keluarganya.’ pikir Mikaela.

“Kau tidak keberatan tidur di sofa kan? Aku belum bisa menerimamu disebelahku. Jujur saja!” pinta Mikaela jujur.

“Bukan masalah,” Marcel pun merebahkan tubuhnya di sofa. Pria itupun tertidur pulas setelah 15 menit. Mikaela terus memerhatikannya karena dia tidak bisa tidur. Lama-kelamaan dia pun tidur karena tidak merasa terancam sama sekali.

Terminal Grogol, Jakarta Barat

            Seorang wanita turun dari sebuah bus dan berjalan keluar. Tiba-tiba perutnya terasa lapar, diapun mencari warteg setempat untuk makan pagi ini. Sesampainya disitu, dia memesan makanannya dan makan dengan tenang. Tiba-tiba sang pemilik warteg menyalakan televisi. Suara televisi begitu jelas hingga mengalihkan perhatian wanita itu.

            Berita hari ini diawali dengan dilantiknya penerus Perusahaan raksasa yang terkenal di Indonesia dan mancanegara tidak lain adalah Buana Jaya. Acara penyambutannya dilakukan semalam disebuah Hotel mewah di Jakarta Barat. Marcel Arya Buana mendapatkan posisi ini karena baru diketahui ternyata dia memiliki seorang putri berusia 3 tahun dan menikahi seorang putri keluarga Jenderal Djuanda. Banyak berita miring tentang pernikahan mereka, tetapi mereka menegaskannya dalam tayangan kali ini.

“Selamat untuk bapak ya. Tapi sebelumnya pak, boleh saya tahu apakah bapak keluar negeri bersama istri bapak 3 tahun yang lalu? Bukannya pernikahan itu batal ya?”

Pestanya yang batal, sebenarnya kami sudah menikah secara resmi seminggu sebelumnya. Waktu itu saya mengalami kecelakaan dan keluarga saya sengaja menyembunyikannya dari awak media agar tidak ada desas-desus yang tidak enak.” jawab Marcel tegas

 “Jadi, apa setelah itu Bapak kembali ke Indonesia bersama istri?”

“Iya, kami memutuskan menikah secara sederhana dan saya juga harus bolak balik keluar negeri untuk pembangunan cabang di Singapura.” jawab Marcel lagi.

“Sekarang untuk Nona Buana, apakah benar desas-desus kalau anda hamil diluar nikah?”

 “Itu tidak benar! Kami sudah menikah dan kami punya seorang anak bukannya hal yang wajar? Tolong jangan sebarkan berita bohong yang akan merugikan orang lain.” jawab Mikaela

“Ah, baiklah bu. Tapi ada yang bilang kalau sebenarnya suami anda punya selingkuhan sehingga pesta itu batal. Apa itu benar bu?”

 “ITU.TIDAK. BENAR. Suami saya kecelakaan dan dia harus berobat. Dan kami menikah setelah itu. Tidak ada perselingkuhan.” tegas Mikaela.

            Demikianlah berita ini, kita lanjut ke berita lainnya…

            Mendengar dan melihat berita itu, Michelle langsung menangis. Dia bisa melihat dengan jelas wajah siapa yang ada diberita itu.Itu suaminya Marcel, pria yang dia percayai sepenuh hati. Ternyata, hal ini yang dilakukan Marcel selama beberapa hari ini.

‘Tidak…dia pasti melakukan itu pasti ada alasannya!” Michelle bergumam sendiri meyakinkan dirinya sendiri bahwa Marcel sebenarnya tidak pernah mengkhianatinya. Michelle pun mempercepat makannya dan langsung bergegas menuju Mansion keluarga Buana.

Perumahan Puri Indah, Jakarta Barat

“Permisi mbak, cari siapa?” tanya sang satpam pada Michelle yang berdiri bingung didepan mansion keluarga Buana.

“Pak, ini benar rumah Keluarga Buana?” tanya Michelle.

“Ya, mbak. Cari siapa ya?” tanya sang satpam lagi.

“Tolong panggilkan tuan Marcel Buana, katakan ist- eum maksudnya Michelle mencarinya.” Michelle minta tolong pada pak Sudir dan diangguki oleh pak Sudir.

“Baik, tunggu sebentar ya mbak.” Pak Sudir masuk kedalam meminta izin pada majikannya. Tak lama, Marcel dan Mikaela keluar untuk berangkat bekerja.

“Sekalian saya antarkan?” tawar Marcel.

“Okay, tapi gimana pas makan siang kita barengan sama Selena. Semalam dia bilang mau makan siang sambil main ditaman.” usul Mikaela.

“Baiklah, nanti Selena dirumah ayahmu kan?” tanya Marcel lagi.

“Iya, dia rindu sama Tasya dan kak Anye.” jawab Mikaela.

“Permisi, pak.” sang satpam ingin bertanya soal orang diluar pagar.

“Oh iya, pak tolong bukain pagar ya. Kita buru-buru soalnya.” perintah Mikaela tak bisa dibantah oleh pak Sudir. Pak Sudir pun membukakan pagar supaya Marcel bisa mengeluarkan mobilnya.

“Gimana, pak?” tanya Michelle dari luar.

“Maaf  mbak, tuan dan nyonya muda sepertinya buru-buru.” sang satpam minta maaf pada Michelle. Mendengar itu, Michelle merasa sakit hati dan diabaikan oleh suaminya itu. Saat mobil keluar, Michelle langsung menghalanginya. Dia sangat tahu kalau itu pasti mobilnya Marcel.

“Mas! Berhenti!” teriak Michelle membuat Marcel berhenti.

“Michelle?” gumam Marcel terkejut dan langsung turun dari mobilnya.

“Kamu…mau menghindariku, mas?” , Michelle menangis saat melihat Marcel. Marcel tak dapat menahan dirinya dan langsung memeluk Michelle.

“Maafkan saya…saya sudah melakukan kesalahan besar hiks…!” Marcel meminta maaf   pada Michelle. Mikaela yang melihat hal itu langsung turun membawa keluar Selena dari dalam.

“Dramanya baru mulai ya, yaudah saya duluan aja. Soal makan siang batalin aja, kamu pasti sibuk dengannya.” Mikaela pergi mengambil mobilnya sendiri.

“Mama, papa cama ciapa? Tenapa papa nangis?” tanya Selena.

“Itu temannya papa, papa gak nangis tapi agak sibuk saja sayang.” Mikaela memberi penjelasan pada Selena perihal Marcel.

‘Kalau seperti ini, aku tidak yakin kau akan bertahan sampai 3 bulan Marcel.’ batin Mikaela kesal sambil pergi dari mansion itu meninggalkan Marcel dan Michelle di situ.

“Mas, tolong jelasin semuanya!” pinta Michelle.

“Terlalu sakit menceritakan semuanya. Tapi mas minta maaf, sepertinya kita memang harus berpisah. Banyak yang terjadi selama mas tidak ada disini. Jadi mas harus menebus kesalahan mas.” jawab Marcel sebagai penjelasan membuat Michelle terdiam.

“Mas tidak mencintaiku lagi?” tanya Michelle dengan nada penuh kekecewaan.

“Mas akan kasih tahu alasannya. Ayo masuk kedalam dulu.” ajak Marcel pada Michelle.

***

Genie

Cinta itu harus diperjuangkan, bukan?- Michelle Prasati 2k21

| 3

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status