Universitas Esa Unggul
“Wil, menurut kamu gimana cara cepat move on?” tanya Mikaela kepada Willy sembari mereka makan siang di cafetaria kampus.“Move on? Dari siapa? Dari aku? Mungkin tidak bisa.” jawab Willy dengan tidak serius sengaja mengisengi Mikaela.“Oh ayolah! Bukannya kemarin kamu bilang supaya aku mengesampingkan egoku, hm? Aku harus move on supaya pernikahanku bisa berlanjut.” kesal Mikaela karena Willy mengisenginya tadi.“I’m sorry, dear! Sebenarnya, tidak perlu memaksakan diri untuk move on. Cinta bisa datang karena biasa. Meskipun kamu masih punya perasaan ke aku, tetapi kamu lebih membutuhkan suamimu, Marcel daripada aku. Dan aku juga tidak akan hadir sebagai orang ketiga yang mencoba merusak rumah tangga kalian. Aku akan berusaha sebisa mungkin membantu kalian untuk tetap bersama dan memastikanmu bahagia.” jelas Willy menegaskan bahwa dirinya tidak akan mengganggu rumah tangga Mikaela.“Really? Begitu ya, not bad! Meskipun aku sudah menikah, perasaanAku tidak akan hadir sebagai orang ketiga yang mencoba merusak rumah tangga kalian - Willy to Mikaela 2k21
Mereka pun berkumpul di meja makan, Mikaela tengah sibuk menyuapi putrinya setelah menyelesaikan makannya. Sedangkan Michael dan Michelle terlihat seperti pasangan muda yang tengah kasmaran. Michelle menyiapkan makanan Michael, lalu dibalas dengan Michael yang menyuapi Michelle dengan romantic.“Michael, disini ada orang tua.” tegur Elmand membuat Michael tersenyum malu-malu.“Pa, lagipula gak bakal ada yang larang kok kalau papa dan mama suap-suapan. Iya gak, kak?” balas Michael membuat Elmand dan Ribka saling menatap dan menggeleng.“Orang tua biasanya selalu malu.” sambung Michelle dengan senyumannya. Dia diam-diam memerhatikan Marcel yang sama sekali tidak memakan makanannya. Michael tak sempat memerhatikan kakaknya karena sibuk dengan Michelle. Tentu saja, Marcel sedang termenung akan kesedihannya melihat Michael dan Michelle saat ini.“Marcel, kenapa nasimu masih utuh, nak?” tegur Ribka baru melihat Marcel yang sama sekali belum makan.“Dari tadi dia memerhatika
Tanpa terasa waktu terus berputar. Keadaan di dalam mansion keluarga Buana kini kelihatan normal. Dan kini adalah akhir pekan, Elmand dan Ribka memutuskan untuk pergi ke Paris untuk berlibur. Mereka pergi selama 2 Minggu, katanya untuk merayakan Ukang tahun pernikahan mereke yang ke-30 tahun.“ Menyenangkan ya kak, papa dan mama pergi sesuka hati mereka sekarang. Mereka santai saja karena ada kakak yang memegang kendali perusahaan saat ini. Umur pernikahan mereka panjang juga.” ucap Michael mengagumi pernikahan kedua orang tua mereka. Kini kedua putra Buana itu sedang duduk santai di ruang tengah.“Ya, begitulah. Ada masanya dimana orang tua harus memberikan tanggung jawab mereka kepada anaknya lalu menikmati masa tua mereka. Saat ini, waktunya bagi kita untuk menunjukkan bakti kepada mereka.” jawab Marcel pada adiknya. Tiba- tiba Selena datang menghampiri Marcel sambil memeluknya.“Papa! Tita te lumah opah yukk!!” ajak Selena pada Marcel. Pria it
“Mau minum apa?” tanya Adinata pada Marcel.“Tidak perlu repot, pa.” jawab Marcel dengan ramah dibarengi senyuman ramah diwajahnya.“Kenapa harus repot? Kamu itu seperti putra saya sendiri. Pelayan, tolong buatkan teh dua untuk kami ya.” suruh Adinata pada salah seorang pelayan di rumahnya.“Kalau boleh tahu, kamu pake pelet ke adik aku ya? Kok dia jadi manis banget gitu? Padahal, sudah bertahun-tahun dia merasa terpuruk karenamu.” tanya Heinry dengan nada agak menyindir ke Marcel.“Bukan begitu, kak. Kami sudah sama-sama berkomitmen untuk memulai semuanya dari awal dan mencoba saling memaafkan. Memang, pengorbanan di pihak Mikaela lebih besar, apalagi untuk mencoba menerima pria seperti saya. Oleh karena itu, saya akan melakukan apa pun untuk menyenangkan Mikaela dan Selena.” jawab Marcel dengan nada ramah membuat Heinry dan Adinata agak kagum. Adinata tersenyum tipis saat melihat cara berbicara Marcel yang sangat sopan dan tidak menyombongkan dirinya. Inilah alas
Sesudah puas bertemu dengan keluarganya, Mikaela dan Marcel memutuskan kembali ke Mansion mereka. Mereka berdua seakan disadarkan bahwa mempertahankan hubungan ini sangat penting. Seakan mereka berdua sudah sama-sama memutuskan untuk mempertahankan hubungan dan membuat hubungan baru. “Kamu sepertinya bercerita panjang lebar pada kakak iparmu. Dan saya, mala di introgasi habis-habisan oleh ayah dan kakakmu.” Marcel memulai pembicaraan. “Wah, benarkah? Tapi, bukannya kalian asyik bermain golf tadi?” tanya Mikaela karena melihat Marcel tadi bermain golf bersama ayah dan kakaknya. Bahkan, Marcel membuat ayahnya merasa tersaingi karena pria itu mampu mengalahkan ayahnya. “Iya benar! Itu terjadi setelah saya di introgasi. Tapi bukan masalah, itu artinya saya harus lebih berhati-hati dalam memperlakukanmu. Oh iya, kamu dan kakak iparmu membicarakan apa saja? Sampai sore juga.” jawab Marcel diakhiri dengan tanya. “Mau tahu saja pembicaraan wanita!” jawab Mika
Mereka bertiga sedang berkumpul di meja makan, tak lama Michael dan Michelle pulang setelah berjalan-jalan. “Baru sampai? Ayo makan malam.” ajak Marcel kepada mereka. Keduanya pun duduk sambil mengambil piring dan seperti biasa Michelle menyiapkan makanan Michael. “Kakak tahu? Kencan kami hari ini menyenangkan. Kami bertemu dengan teman-teman kuliah dulu. Walau akhirnya, Michelle malah sibuk dengan sahabat-sahabatnya. Padahal kemarin juga baru bertemu, bukan.” ujar Michael membuat Michelle terkejut. Dia tak menyangka Michael masih mengingat kebohongannya yang bilang kalau dia bertemu dengan teman-temannya beberapa hari lalu. Marcel dan Michelle bertatapan diam-diam mendengar ucapan Michael barusan. “Itu biasa, namanya juga wanita. Sekalinya berjumpa, banyak hal yang ingin diceritakan. Tapi sayangnya, sebagian besar sahabatku pada sibuk. Hanya satu yang ada di dekatku.” balas Mikaela mendengar ujaran Michael barusan. “ Maaf ya Mike, kamu marah ya
Marcel POV Aku masih terdiam disini. Aku merasa diriku tidak pantas menghadapi Mikaela. Aku tidak sanggup mengatakan bahwa aku meminta perceraian padanya. Hubungan kami baru saja dimulai. Kami sudah mulai menerima satu dengan yang lain, tapi aku tidak bisa mengabaikan Michelle dan anak kami di dalam kandungannya. Anak itu memiliki hak yang sama dengan Selena mendapatkan ayahnya. Tapi, jika aku dan Mikaela berpisah, Selena pasti tidak akan menganggapku ayahnya lagi. Mungkin Mikaela akan sedikit kecewa, tapi menemukan cinta bukan hal sulit buatnya. Apalagi ada William disisinya, tapi aku tidak bisa membayangkan jika selena memanggil ‘Papa’ pada orang lain. Rasanya sangat sakit, tapi tidak mungkin aku bisa memenangkan hak asuh putriku. Aku akan kalah dari berbagai sisi. “Apa yang harus aku
Semenjak hari itu, sikap Marcel benar –benar berubah. Dia mulai mengacuhkan Mikaela dan tidak mau mengatakan sepatah katapun pada wanita itu. Tentu saja, Mikaela penasaran akan apa yang sebenarnya dipikirkan suaminya itu. Tapi, dia berusaha mengerti perasaan Marcel dan memilih mengabaikan sikap pria itu. Saat ini, mereka berada dikamar dan masih diam satu sama lain. Di depan Selena, mereka terlihat harmonis, tapi mereka kembali lagi ke titik nol seperti pertama kali. “Aku tidak tahan lagi, Marcel! Jelaskan sesuatu!” pinta Mikaela menuntut jawaban pada Marcel. Pria itu menatap datar pada Mikaela sambil kembali memainkan ponselnya. “Apa sih yang kamu lihat disitu? Marcel? Kau ini kenapa, sih?” kesal Mikaela berusaha menarik Handphone Marcel. Tiba-tiba pria itu berdiri dan menarik handphonenya dari wanita itu. Pria iyu kemudian pergi tapi Mikaela menahannya. “Mau kemana?” tanya Mikaela sambil menahan tangan suaminya. “Ada urusan pekerjaan. Akhir-akhir in
Sesudah merayakan bersama Willy, Mikaela pulang menuju rumah ayahnya tentu saja karena mendapat telpon untuk datang ke sana. Biasanya Marcel akan memerhatikannya dengan menjemputnya sepulang kerja, tapi seminggu terakhir ini Marcel tampak tidak memedulikannya sama sekali. Akhirnya, dia membawa mobilnya sendiri untuk bekerja. Sesampainya di rumah keluarga Djuanda, Mikaela turun dari mobilnya. Dia terus berpikir akan sikap Marcel, tidak ada komunikasi sebelum tidur ataupun dongeng. Dia menghela napas saat teringat tidak ada Marcel saat ini. Harusnya pria itu lebih memerhatikannya, apalagi ini hari spesialnya. “KEJUTAN!!!” teriak banyak orang ketika Mikaela membuka pintu rumahnya. Ternyata, disitu ada ayah, kakaknya dan kakak iparnya, Selena serta beberapa sahabatnya. Mikaela langsung tersenyum dan berterima kasih kepada mereka semua. “Carol!! How are you?” tanya Mikaela pada salah satu