Share

Cloudly Love
Cloudly Love
Penulis: Mawarni WIdya

Prolog

"Menerima kehidupan bukan berarti menerima kenyataan bahwa tak ada hal sekecil apa pun terjadi karena sebuah kebetulan." -Andrea Hinata-

Tak ada manusia yang sempurna, seberapa tinggi derajatnya, skill, dan hal lainnya, dibalik semua itu pasti ada kekurangan hanya saja mereka bisa menutupi dengan berbagai cara yang halus. 

"Semakin sering ia tertawa, semakin sering pula ia menangis." seperti itulah gambaran diriku sekarang. Aku cewek cantik, pintar dan introvert, tapi kalian tertipu dengan wajah yang selalu tersenyum dan senang akan keramaian, padahal aku yang sebenarnya jauh dari apa yang kalian bayangkan.

"Apa yang terlihat belum tentu itu yang terjadi." aku suka kata ini karena bisa saja orang menunjukan kehidupan bahagia di social media dan khalayak umum namun kehidupan aslinya tak seindah itu.

Masa lalu  akan menentukan masa depan, tapi bagaimana jika seorang gadis mempunyai masa lalu yang bisa dibilang kurang baik namun harus berusaha kuat dalam menjalani kehidupan yang cukup keras ini? Jika seorang anak kecil diberi pilihan "Pergi atau tinggal" dalam keadaan ia tak tau keadaan yang sebenarnya, apa yang harus ia lakukan?

***

Gadis kecil melihat Papa nya berbincang dengan seseorang via telepon, suara parau terdengar. Sang Gadis menyadari Sang Papa melihatnya, ia bergegas masuk ke kamar, memeluk Sang Mama.

"Mama, Ayu harus gimana?" Ayu membuka pintu kamar, melihat Sang Mama baru selesai menidurkan Sang Adik, gadis mungil itu memeluk Mama nya.

"Ayu gak mau ke rumah Nenek, Ma," rengek Ayu pada Sang Mama.

Sang Mama  memeluk Ayu, membiarkan nya menangis melepas kesedihan, Mama mengangkat tubuh kecil itu ke pangkuannya, merengkuh sekuat tenaga sesekali mencium pipi gadis kecil nya. Ayu sama sekali belum mengambil keputusan namun kesedihan sudah sangat terasa. Haru menyelimuti keluarga ini.

***

"Sayang, kalo kamu Papa ngasih pilihan, mau tinggal sama Mama dan Papa serta Adik mu yang  masih kecil dalam keadaan seperti ini atau..." Papa  menggantungkan ucapannya.

"Atau apa Pa?" tanya gadis kecil itu.

"Tinggal bersama Nenek dan Bibi di kampung halaman Papa, mau ga sayang?" tanya Papa lembut seraya memeluk gadis kecil bertubuh mungil.

"Kalau aku pindah, sekolahku gimana Pa?" tanya gadis kecil polos itu.

"Itu nanti Mama yang atur, intinya kamu mau ga  sayang?” Tanya Papa, masih memeluk gadis mungil nya.

Gadis itu terdiam sejenak  tidak mengajukan pertanyaan atau memberikan jawaban.

***

Aku dipertemukan dengan seseorang yang bisa merubah duniaku, dia menjadi cahaya, pembawa lentera dalam kegelapan.

Sebelum bertemu dengannya aku bukanlah aku yang dulu. Entah sihir apa yang ia lakukan, apa yang aku takutkan selama ini tidak terjadi. Keadaan merubah diriku, aku harus bersyukur bertemu dengan cowok baik seperti dia.

Dia bahkan belum membimbing cewek tapi dia berhasil membawaku ke jalan yang benar. Membawaku lari dari kegelapan menghadapi dunia yang cukup kejam.

Setiap cewek pasti ingin berteman dengan cowok tampan, ganteng, dan menjalin hubungan baik sebatas teman, sahabat, atau kekasih. Aku tidak ingin menampik  itu namun itu bukanlah proritasku dalam menjalin pertemanan.

Aku lebih menyukai sahabat yang biasa saja, selalu ada, dan selalu mendukung dalam keadaan apapun. Aku mencintai dia sebatas kakak dan sahabat tidak lebih dari itu lagipula dia lebih tua dariku.

Dia punya kekurangan tapi dia punya semangat tinggi melebihi orang normal, ia pernah berbagi cerita tentang masa kecilnya yang tak jauh berbeda dengan ku. Ia mendapat hinaan namun hinaan itu ia jadikan cambukan untuk meraih kesuksesan.

Lagipula siapa manusia yang mau terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Lalu mengapa  mereka melihatnya sebelah mata? Secara fisik ia memang tak sempurna tapi dia punya kemauan dan semangat tinggi melebihi orang normal. Ia ingin membuktikan apa yang mereka pikirkan salah besar.

***

"Bisa main?" tanya cowok kecil melihat kekurangannya.

Cowok kecil itu hanya meminta sesuatu yang memang hak nya namun malah mendapat ucapan yang tidak enak didengar, orang tua anak kecil itu keluar meminta maaf karena hal yang tidak pantas dilakukan oleh anak nya.

Cowok kecil itu kembali bermain dengan sahabat baiknya, mereka menjalin persahabatan dari bayi, karena orang tua mereka bersahabat.

***

"Mas mau bantu saya ga? Saya kehilangan sesuatu yang tak lain adalah hal terpenting dalam hidup saya, saya rasa mas bisa membawa saya kembali ke sana." tanya Ayu pada seseorang pada pemateri yang datang ke tempat kerjanya dan membuat hatinya tenang, tak seperti sebelumnya.

"Mba yakin akan itu, saya sendiri ga yakin mba, saya punya banyak kekurangan yang bisa mba lihat sendiri."  jawab pria dewasa itu seraya melihat tubuhnya yang memiliki banyak kekurangan dan sering dipandang sebelah mata oleh orang lain. 

"Mas, menurut saya kesempurnaan hanya milik nya, kita hidup di dunia hanya sebagai wayang, dia adalah dalang. Jadi tidak ada manusia yang sempurna," Ayu memberi penjelasan.

"Gimana mas mau ga bantu saya?" Ayu masih berharap dia menjawab mau dan Ayu juga berharap pria yang ditemuinya mau membawanya pada jalan keluar yang sudah lama diharapkannya.  

"Hem, baiklah saya terima tawaran mba, dengan satu syarat."  jawaban yang ingin Ayu dengar terucap dari  pria Itu.

"Syaratnya mba harus menjadi diri sendiri, saya hanya akan menuntun mbak, selebihnya diri Mbak sendiri yang bisa membawa Mbak pada jalan keluar, cahaya selalu ada asalkan kita mencoba mencarinya, Mbak. " pria itu mengucapkan kalimat sederhana tapi sangat menenangkan Ayu 

“Mas sudah yakin ingin membantu saya?” Ayu sangat senang mendengar ucapan manis yang sudah lama ia cari dan akhirnya dia menemukan seseorang yang bisa membantunya menyelesaikan permasalahannya. 

Ayu mengikuti semua arahan yang diberikan oleh pria yang ditemuinya di tempat kerja, dia membawa Ayu pada hal yang lebih baik, dunia yang sebelumnya Ayu takuti kini disenangi, bertemu banyak orang yang sebelumnya sangat dihindari kini begitu ditunggu dan tak ingin sendiri. 

Seseorang yang teoat akan membawa perubahan pada orang lain, kita tak pernah tau jalan Tuhan tapi Tuhan sangat tau apa yang kita butuhkan dan inginkan, Tuhan akan memberi semuanya tanpa terkecuali di waktu yang tepat. 

Ayu sangat bahagia setelah kembali pada apa yang dia cari, setengah hidupnya dipenuhi dengan masa kelam akibat masa lalu yang dia simpan sendiri, kini Ayu senang karena dunia yang gelap kini sudah bercahaya, lebih indah dari sebelumnya. Ayu merasa beruntung sudah bertemu dia. 

***

"Hidup dan nasib, bisa tampak berantakan, misterius, fantastis san sporadis. Namun setiap elemennya adalah subsistem keteraturan dari sebuah sistem holistik yang sempurna."

-Andrea Hinata-

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status