Share

Tak ada yang sempurna

Dari aku yang mencoba bangkit dari hinaan mereka...

Siapa manusia yang ingin terlahir dalam keadaan kekurangan, baik secara fisik atau mental? Tidak ada bukan? Tentunya siapapun ingin lahir secara normal baik fisik atau mental. Lalu bagaimana dengan mereka yang tidak sempurna? Apa mereka tak berhak bahagia? Apakah mereka terlahir hanya untuk dihina? Apa mereka patut untuk ditertawakan? Tidak inginkah merangkul mereka? Apa kita merasa sudah menjadi manusia paling sempurna dan menggap dia rendah dan pantas diabaikan?

Aku merasa dunia tidak adil, mereka memandang rendah kaum disabilitas sepertiku, menutup sebelah mata dan hanya melihat kekurangan tanpa melihat terlebih mengakui kelebihanku.

Cowok dewasa yang selalu dihina karena kekurangan fisiknya itu adalah aku, tubuhku tinggi semampai, putih, tampan rupawan dan punya kelebihan yang bisa dibanggakan tapi sayang mereka hanya melihat kekurangan dan selalu mengejek seakan mereka sempurna.

Aku Abinaya Alexi cowok tak sempurna yang punya kekurangan, aku sendiri tak mengerti apa yang terjadi padaku selama ini. Aku hanya menjalani dengan ikhlas karena percaya Dia selalu memberikan jalan terbaik entah bagaimana caranya asal ada kemauan dari diri untuk merubah nasib.

Kedua lenganku tak sempurna atau bengkok ke dalam, begitu juga kakiku namun tetap bersyukur karena hidupku masih normal. Mempunyai badan utuh namun tak sempurna memang sudah takdirNya yang tak bisa aku lawan dan harus aku jalankan.

Bisa merasakan teriknya mentari dan melihat awan berbaris membentuk pulau kapas di lautan biru yang indah walau terkadang menurunkan hujan dan petir, juga  mengalirkan air ke tanah untuk kebutuhan mahluk hidup, jadi banyak hal yang patut untuk disyukuri disbanding terpuruk dari kesengsaraan dan keresahan.

Karunia terbesar dariNya adalah kita masih bisa merasakan nukmatnya bernafas, menghirup O2 gratis yang disediakan oleh alam secara alami. Bayangkan kalau manusia sudah terbaring di atas kasur rumah sakit yang tidak halus, berwarna putih dan harus berpakaian serba biru, untuk mersakan 02 saja harus bayar mahal hanya untuk satu plastik infusan itu juga isinya tidak penuh.

Aku sendiri percaya Dia sudah meuliskan takdirku sebelum aku terlahir ke dunia ini dan apa yang dituliskanNya adalah ketetapan ilahi yang tak pernah aku ketahui kapan akan menghampiri, namun yang pasti ini adalah yang terbaik menurutNya dan pasti baik untukku. Sebagai hambaNya aku tak bisa protes atas takdir yang Dia berikan, yang bisa aku lakukan hanya melakukan hal terbaik semampu diri.

Sewaktu kecil aku mendapat banyak hinaan dari teman sekolah dan tetangga yang seumuran lalu aku berbagi kisah dengan ibu dan ia berpesan "Abinaya anak ibu yang pintar dan sukses suatu hari nanti, jangan pikirkan ucapan mereka ya, mereka seperti itu hanya iri karena mereka tidak bisa sepertimu," aku selalu mengingat pesan Ibu, mulai berjuang walaupun itu sulit dan penuh dengan ejekan mereka yang membuat jatuh semangat.

Semenjak hari itu aku selalu rajin belajar agar bisa membuktikan kepada semua orang bahwa aku bisa melakukan lebih dari yang mereka bayangkan, dengan kekurangan aku ingin menunjukan kelebihan dan keuksesan. Karena hinaan adalah alat pacu terbaik sebab harus ada pembuktian dan mematahkan obrolan yang salah besar dengan fakta yang bisa dibanggakan.

Saat itu aku masih duduk di bangku Sekolah Dasar, layaknya anak kecil  hanya bisa menangis dan mengadu pada orang tua. Sejak saat itu aku dididik secara keras namun tetap lembut, semua itu dilakukan agar aku bisa mandiri hingga akhirnya aku berhasil menyelesaikan sekolah menengah dengan nilai yang sangat baik disbanding mereka yang mengejek kekuranganku.

Saat kelas XII Sekolah Menengah Atas, aku mengikuti SNMPTN yang diadakan sekolah, aku mulai mengirim data dan akhirnya lolos masuk salah satu PTN (perguruan tinggi negeri) yang aku idamkan namun semangatku dipatahkan oleh ucapan Rektor yang memintaku pindah jurusan karena ia melihat fisikku yang tak sempurna dan mengganggap hal yang tidak mungkin untuk aku bisa lulus di jurusan yang banyak mengandalkan fisik.

Karena aku tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini mau tidak mau aku harus pindah jurusan, aku pindah ke jurusan yang sama sekali aku tak mengerti namun karena kekecewaan ku pada rektor  itu aku ingin membuktikan kalau aku bisa lulus dengan baik bahkan IP coumlaude, perlahan mulai aku wujudkan mimpi itu dan akhirnya terwujud, aku puas sudah membuat rektor yang dulu menolak ku tercengang dan melihat dia begitu membanggakan aku di depan mahasiswa lain.

"Selamat ya Alex, akhirnya kamu lulus, jujur saya ga percaya kamu bisa kaya gini padahal dulu saya menolak kamu masuk ilmu komunikasi, tapi kamu bisa lulus di akuntansi dengan nilai yang sangat baik dan membanggakan," ucap  Bapak Rektor yang menolak Alex, dulu Alex dipandang sebelah mata kini berhasil membuat ia tercengang.

Kata-kata Bapak Rektor itu masih terngiang-ngiang di benak Alex bahkan sampai sekarang. Alex hanya kecewa, makanya kata-kata itu masih tersimpan rapih di otaknya.

Kalau Bapak tau Kenapa saya berjuang keras di dunia akuntansi itu karena Bapak telah menganggap saya tidak mampu hanya dengan melihat kekurangan saya padahal bapak tidak tau apa kelebihan yang saya miliki, dunia kadang tak selalu baik dan masih banyak orang seperti Bapak, saya benci dipandang rendah dan saya harus sukses.

Semangat Alex memang menggebu, Sang Kakak sangat mengetahui itu rela membantu Alex dalam belajar, have fun bareng, kadang jalan-jalan bareng Eunha.

Eunha dan kak Sunny adalah satu kesatuan, mereka udah kaya lem dan prangko yang sulit dipisahkan, dimana ada Kak Sunny disana ada Eunha.

Aku mulai mencari pekerjaan layak yang tentunya harus sebanding dengan perjuanganku, akhirnya Alex  menjadi Dosen dan Motivator serta Penulis web dan mendirikan sekolah gratis untuk mereka yang bernasib sama dengannya, Alex ingin mmberikan kesempatan yang layak untuk masa depan cerah  untuk mereka.

Salah seorang sahabat Alex bilang kalau ada job fair di salah satu kampus swasta di Bogor,kami sepakat untuk daftar bareng padahal tanpa perlu bekerja sudah bisa mendapatkan pekerjaan yang layak.

Kami menepis semua yang ada dan mencari kesempatan di luar, ternyata kesempatan terbuka lebar. Menurut kami uang sedikit lebih berharga jika dari keringat sendiri dan bisa menghargai sebuah pekerjaan.

Saat menjadi Motivator di suatu sekolah, aku bertemu dengan seorang gadis cantik nan ceria tapi dia memintaku menjadi Motivator pribadinya entah apa yang terjadi dengannya di masa lalu, aku harus membantu gadis itu bagaimanapun caranya. Gadis itu sepertinya sangat butuh bantuan, sebisa mungkin akan aku bantu dia untuk keluar dari masalahnya dan menjadi tempat sharing yang bisa diandalkan.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status