Share

Luka Lama

Sepanjang perjalanan Kenan diam. Keira tiduran di pelukan sang papi. Gadis itu tidak banyak bicara seperti biasanya. Karena dia melihat Kenan sedang dalam keadaan tidak baik. Gadis itu memeluk Kenan dari samping, menyandarkan kepala di antara leher papinya. Jauh dilubuk hatinya, Indonesia jadi salah satu destinasi impian. Tapi dia tahu, Indonesialah negara penuh kenangan menyakitkan untuk papinya. Ada perasaan bersalah menyeruak saat Kei selesai meminta kembali ke Indonesia sebentar. Akan tetapi, kalau tidak begini, papinya tidak akan bisa berdamai dengan masa lalu. Keira tahu, papinya orang terkuat di dunia. Termasuk kuat menyembunyikan sesuatu. Dan permohonan Keira di ulangtahun nya kali ini adalah mendamaikan sang papi, setidaknya dengan keluarga besar. Bagaimana pun besar luka papinya, keluarga tetap harus jadi keluarga. Ada darah yang tidak bisa dipungkiri mengalir di badan sang papi.

"Anne udah dateng, buna?" tanya Kenan ke Yanuna; bunanya.

"Sudah, bang. Kemarin malam sampai. Ada Azrial dan Balencia juga," jawab Yanuna.

"Ada aunty Franda, Oma?" Keira berbicara masih dalam posisi memejamkan matanya.

Franda Balencia Aruna, adalah istri Azrial, sepupu Kenan. Wanita itu jadi aunty kesayangan Keira. Aunty Franda, satu satu nya orang yang cerewet tapi selalu perhatian dengan Keira. Sudah seperti maminya sendiri. Kata papinya, mami Meira dulu sekali musuhan dengan aunty Franda. Itu dijaman mereka berdua bersekolah di tempat yang sama. Hanya saja, karena kebaikan hati aunty Franda, mami Meira berubah jauh lebih baik. Alasan itu yang membuat Keira sangat menyayangi aunty nya.

"Hey, papi pikir kamu tidur, Baby." Ujar Kenan sambil mengelus kepala Keira.

"I try to sleep. Tapi papi tiba tiba ngomong. Kacau semua deh." Keira kembali berceloteh namun tetap memeluk Kenan. Sekali lagi Keira bertanya karena belum dapat jawaban, "Ada aunty Franda, Oma?"

"Ada sayang. Aunty nunggu Kei datang. Aunty Franda paling sibuk di rumah," kata Yanuna.

"Sibuk apa?" tanya Keira penasaran.

"Sibuk masak. Tadi pagi juga sibuk bersihin kamarnya untuk ditempati Keira. Aunty kan tidur di kamar uncle Azrial." Keira hanya ber-oh ria menjawab penjelasan omanya.

"I wanna sleep. Just be quite, Papi."

"Kita mau sampai, Kei." kata perempuan yang bernama Irish. Kenan mendecih. Keira menjawab dengan lembut, "Papi, jangan begitu. Keira enggak suka."

Mereka pun kembali hening. Satu jam perjalanan membawa mereka ke rumah super besar, Kediaman Aruna. Tempat tinggal oma Yanuna dan opa Bimando. Disana juga ditinggali opa Rianuar dan oma Aletta. Keluarga besar Aruna memang tidak terpisah sejak dulu. Cuma saja anak anak opa dan oma berpencar di penjuru dunia. Ada yang berkuliah di luar negeri, ada yang bekerja di luar juga seperti Kenan. Rumah itu super besar, bisa dibilang 10x lipat lebih besar dibanding rumah Keira di London. Mungkin bisa dibilang seperti Mansion. Luuuuas sekali. Lapangan golf pun kalah besar.

Keira menggandeng lengan sang Papi saat memasuki rumah utama. Koper diturunkan oleh supir. Keira melihat seisi rumah yang tidak berubah sama sekali.

"Keiraaaaaa...," suara riang terdengar jelas di telinga Keira. Ia kenal betul suara itu. Suara yang setiap pagi membangunkan Keira. Suara yang setiap jam makan selalu terdengar di ujung telepon. Siapa lagi kalau bukan, "Aunty Franda!"

Keira melepas pegangannya dan berlari ke arah wanita cantik yang sudah membentangkan tangannya lebar-lebar. Mereka berpelukan. Sambutan hangat terasa di sana. Kenan juga disambut dengan hangat oleh seseorang.

"Bang, welcome home." sapa seseorang itu.

"Yoi, King. Apa kabar? Mana ponakan gue?" ucap Kenan sambil memeluk sepupunya, Azrial King Aruna.

"Lagi main sama Anne di kamar, Bang. Jetlag nggak lo?"

"Jetlag? Enggak lah hahaha," jawab Kenan.

"Uncle Az! hihi," gantian Keira antusias melihat uncle-nya.

"Heyhoooo ponakan uncle. Come here. Hug me!" Azrial membentangkan tangan disambut pelukan erat Keira.

"I miss youuuuu!" ucap Keira sambil memeluk erat Azrial sampai laki-laki itu sulit bernafas. Sepupu Kenan ini memang jadi yang paling dekat dengan Keira.

"Masuk yuk, duduk dulu. Kei mau minum apa, hmm?" Tanya Franda.

"Apapun boleh, Aunty. Asal jangan dikasih obat tidur hehehe," Keira melontarkan candaannya.

"Kamu ini hahaha mana tega aunty-nya. Kalo papi Kenan kali baru aunty kasih."

"Cia, kok ngeselin lo?" Kenan menanggapi.

"Hahaha becanda bang. Tunggu disini yaaa." Franda pun melangkah masuk ke dalam. Kenan, Keira, Azrial dan yang lain duduk di ruang tamu.

Baru saja duduk, beberapa orang muncul dari dalam rumah.

"Keira.."

"Aunty Anne!" Keira berdiri lagi memeluk aunty-nya. Riannetha, sepupu Kenan yang lain. Adik Azrial itu datang menggandeng anak kecil berusia 9 atau 10 tahun.

"Dia siapa?" tanya bocah itu dengan logat Jepang-nya.

"Azof, kenalin. Ini kakak Keira. Anak om Kenan," Kata Azrial menjelaskan.

"Azof belum pernah lihat dia, daddy Az."

"Ya memang belum pernah. Kakak Keira tinggal jauh di London. Yang setiap siang selalu di telpon mommy."

Bocah itu pun diajak Anne mendekat. Ia membungkuk sedikit. Seperti sedang mempraktekkan cara berkenalan ala masyarakat Jepang.

"Aku Azofra, anak daddy Azrial dan mommy Franda. Selamat bertemu, Kakak," katanya sopaaaan sekali.

"Astaga anak lo, King. Terkontaminasi budaya Jepang banget ya?" kata Kenan diakhiri dengan tawa.

"Hahaha ya begitulah, Bang. Dari lahir kan di sana."

Keira mengulurkan tangan, Azof menatap tangan itu bingung. "Ayo salaman, kita saudara tau," ucap Keira sebelum aunty Franda datang membawa baki dan mengelus kepala bocah laki-laki itu.

"Kakaknya mau salaman, biasakan, Zof. Kenalan di Indonesia pakai salaman tangan begitu," Kata aunty sambil meletakkan baki. Uluran tangan itu pun di sambut Azof. Mereka semua duduk lagi.

Mereka pun berbincang bincang. Banyak pertanyaan ditujukan ke Keira. Tak butuh waktu lama, Keira mampu beradaptasi lagi. Pasalnya, terakhir kali bertemu dengan keluarga besar ya saat dirinya berusia 4 tahun hampir 5 tahun. Keira mengabsen satu satu orang di ruangan itu. ada beberapa wajah yang tidak dilihat nya.

"Kemana opa Bimando, opa Rianuar dan oma Aletta?"

"Opa bimando dan opa Rianuar lagi di Hangsoo, kak. Kalau oma Aletta lagi pergi sebentar. Katanya ada urusan penting." kata aunty Franda. Keira lagi lagi membulatkan bibir nya sambil bilang, "ooooh.."

"Jadi kemana destinasi awal Keira hari ini? Aunty boleh ikut enggak?" tanya Franda.

"Kei mau ke....." Keira melirik sang papi.

"Bicaralah, papi tau Kei mau kemana hehe dijawab, aunty nya boleh ikut nggak itu, sayang." jawab Kenan yang sadar dirinya dilirik gadis mungilnya itu.

"Mau ke tempat mami. Aunty boleh ikut kok." kata Kei memamerkan senyum manisnya.

"Bang, apa Irish boleh i--"

"Ck! Keira, ayo mandi dulu. Kita belum mandi, baby." Kenan memotong omongan Irish.

"Eh, oke papi. Aunty, uncle, oma, Kei mandi dulu ya." Keira membalas uluran tangan papi nya yang sudah berdiri. Semua yg dipamiti mengangguk. Kenan dan Keira masuk ke dalam. Keira kali itu digandeng ke atas menuju kamar sang Papi.

...

Setelah membersihkan diri dan mengistirahatkan badan sebentar, Kenan mengajak Keira makan siang di lantai bawah. Keira melihat banyak hidangan tersaji. Mulai dari makanan Indonesia, Jepang dan masakan western untuk jaga jaga kalau Keira tidak biasa menyantap masakan Indonesia yang terlalu beragam rasa nya.

Seperti biasa, Kenan mengambilkan nasi sesuai dengan porsi Keira saat makan. 15 tahun menjadi single Father membuat Kenan mendahulukan Keira. Ia akan ambil makanan nya kalau piring Keira sudah terisi. Pemandangan itu dilihat oleh keluarga besar. Hampir semua kagum dengan perlakuan Kenan ke Keira. Karena Kenan muda terkenal tidak semandiri itu. Dulu pun, Kenan sering diambilkan makanan oleh Buna nya. Luka memang mengubah kepribadian seseorang. Setidaknya itulah yang diliat setiap mata disana saat memandangi Kenan.

"Makan yang banyak, baby. Ini semua enak. Trust me." Kata Kenan setelah mengecup ujung kepala Keira. Ia pun duduk dan mengambil makanan untuk dirinya sendiri. Keira mulai makan dan wajah nya berubah.

"Wow, ini enak banget, papi! Apa papi bisa masak ini?" tanya Keira ke Kenan.

"Nanti papi minta resep nya ke aunty Franda yaaa. Biar Keira makan banyak dirumah nanti." jawab Kenan melihat putrinya lahap sekali. Seperti orang yang kelaparan.

"Memangnya, masakan yang di antar uncle Arsyi nggak seenak ini, Kei?" giliran Aunty Franda bertanya. Franda memang tahu banyak sekali soal kehidupan Keira di London. Karena selain ke papinya, Keira selalu berbagi keseharian dengan aunty nya yang satu itu.

"Enggak, aunty. Biasanya nggak jauh jauh dari bumbu salt and pepper. Atau bumbu barberque. nggak sevariatif ini."

"Yaampun, Keira. Bahasa kamu itu nggak kaya papimu, nak hahaha Cerdas nya bukan dari lo kayanya ya, bang?" Azrial mulai mengejek Kenan.

"Gue giling pake mobil kepala lo ya lama lama!"

"Hahaha njir, masih ganas banget", Azrial terkekeh.

Azrial ini memang suka sekali bikin Kenan ngegas. Sedari kecil mereka seperti tidak akur. Tapi bukan berarti marahan. Itu cara mereka bercanda satu sama lain. Dan semua orang memaklumi itu. Mereka kembali makan siang dengan tawa canda topik lain.

30 menit kemudian mereka semua selesai makan. Kenan dan Keira duduk duduk di ruang kelaurga bersama yang lain nya. Kehangatan keluarga Aruna terasa di setiap sudut rumah itu. Keluarga ini memang sangat harmonis.

"Kalau ngantuk, tidur dulu ya, baby." Ucap Kenan.

Keira menggeleng. Ia protes dengan papinya yang sudah beberapa kali menyuruhnya tidur. Padahal di pesawat sudah lama tidurnya.

Tiba tiba, Irish mendekat dan....

Bruk! Wanita itu bersimpuh di kaki Kenan. "Bang, maaf." Tangisan terdengar disana. Perempuan yang umur nya beda 4 tahun dari Kenan tidak sanggup lagi menahan tangis.

Kaki Kenan hampir terayun, namun Keira keburu menggenggam lengan sang papi dan geleng kepala memberikan kode untuk jangan melakukan itu. Franda mencoba membantu Irish namun ditahan Azrial. Buna mencoba juga namun langkah nya ditahan Bimando, ayah Kenan yang baru pulang dari Hangsoo. Hampir setiap perempuan mencoba, tapi ditahan laki lakinya masing masing. Ada masalah alot yang harus selesai siang itu, pikir para laki laki.

"Simpan tangis palsu lo, rish! Gue nggak sudi dengernya!" Ucap Kenan tegas.

"Udah 10 tahun, bang. Bahkan saat Irish nikah cuma bang Kenan yang nggak hadir. Irish harus apa buat dapet maaf dari bang Kenan?" tanya Irish dengan tangis yang membuat Kenan muak sekali.

"Hapus ingatan gue 10 tahun lalu dimana lo diam diam kasih Keira ke orangtua Meira dan mau mereka taruh di panti asuhan karena bidadari kecil gue dianggap pembawa sial. Kalau lo bisa hapus itu, gue akan maafin lo. Kalau enggak, sorry, pintu maaf gue tertutup."

Setiap anggota keluarga saling tatap tatapan. Luka ini yang terjadi 10 tahun lalu. Dimana Irish yang saat itu berusia 23 tahun terhasut dan bekerja sama dengan keluarga Meira untuk membuang Keira kecil. Inilah yang membuat Kenan menutup akses pertemuan empat mata Keira dengan keluarga Harris. Ada kekecewaan besar di diri Kenan. Keira tidak kaget mendengar kisah singkat yang keluar dari mulut papinya. Kali ini ia tidak bisa menyangkal, kejadian itu benar adanya. Bahkan Keira kecil sempat disembunyikan di rumah nenek dan kakek dari maminya. Tidak di beri makan. Hanya diberi minum air putih dan teh manis untuk mengisi tenaga. Beruntungnya, saat sudah tidak berdaya, papinya datang menolong Keira kecil.

"Ayis nggak bisa bang, om Rian yang ahli bedah otak pun nggak mungkin bisa hapus memori itu, bang. Ayis akan lakukan apapun, asal jangan itu, bang. Ayis minta maaf. Ayis hampir gila hidup dengan rasa bersalah ini, bang." kata Ayis, panggilan kecil Irish lirih sekali. Buna yang melihat momen itu menangis. Perih rasanya melihat kedua anak yang pernah dikandung nya bertengkar seperti itu.

"Lo tau, bahkan diri lo nggak ada harga nya dibanding Keira. Jadi stop minta maaf. Anggap aja lo nggak punya abang. Anggap lo cuma punya Keanu, kakak lo, kembaran gue. Karena dari kecil juga, lo lebih sayang kembaran gue."

Saat mulut Kenan mulai pedas, Anne tiba tiba tersentak. Dia menunduk. Atensi dirumah itu sekarang tertuju ke Anne. Kepala gadis itu terangkat, tatapan nya beda. Ia melihat ke arah Kenan dan berbicara, "Bang Kenan nya Mei.."

deg! Kenan terdiam. Keira juga diam. Ini semua diluar rencana Kenan. Laki laki itu belum mengutarakan maksud untuk menjadikan Anne sebagai mediator.

"Ma-Mami.." tanya Keira sudah dengan air mata yang siap menetes.

"Anak mami.." Anne perlahan bangkit dari duduk nya dan pindah duduk diantara Kenan dan Keira.

"O-Om Rianuar.." Kenan berubah gugup. Meminta ijin ke Rianuar, papa dari Anne.

"Sentuh, bang. Anne tadi bisikin Cia bilang kalau kakak iparnya disini dari kalian datang." Yang menjawab bukan Rianuar, melainkan Franda. Orang yang bisa dibilang pawangnya Anne untuk kelebihan nya itu.

Kenan dengan ragu menyentuh tangan Anne. Keira sudah memeluk Anne erat sambil menangis.

"Irish, duduk diatas dek." Kata Anne yang sedang menjadi mediator.

Mendengar itu, Franda berinisiatif menarik Irish duduk di sofa. Franda mengelus pundak Irish untuk memberikan sedikit kekuatan.

"Hello anak mami.. Hello suami Mei.." sapa 'dia' yang sedang di dalam tubuh Anne. Kenan tidak bisa menahan air mata, ia tutup wajah nya dengan tangan kiri Anne yang sudah dia genggam. Suasana siang itu berubah sangat haru. Hal memilukan terjadi di rumah besar itu. Anne mengecup ujung kepala Keira lalu mengecup pipi kanan milik Kenan. "Apa kabar?", tambahnya. Intonasi lembut yang terucap menambah keyakinan Kenan bahwa benar istrinya lah yang sedang di dalam tubuh Anne.

Lebih dari 5 menit Kenan dan Keira menangis di posisi yang sama. Sampai Azof bertanya, "Daddy Az, mereka kenapa menangisi tante Anne?"

"Azof kan sering liat tante Anne jadi media kalau nenek Hanum marahi Azof yang nakal kan? Nah, yang di dalam badan tante Anne sekarang itu mami nya kakak Keira juga istrinya om Kenan." Azof mengangguk mendengarkan penjelasan Azrial.

Riannetha satu satunya keluarga Aruna yang memiliki kelebihan spiritual seperti ini. Dan inilah salah satu kejutan yang Kenan siapkan untuk ulangtahun Keira yang ke 15. Walaupun diluar rencana yg sudah di rancang. Karena seharus nya esok harilah, tepat dimana Kei bertambah usia, baru Kenan meminta Meira datang.

Setelah sang mami datang di badan yang berbeda, apakah yang akan disampaikan Keira? Dan apa juga yang akan diutarakan Kenan ke istri yang sangat disayanginya itu? Juga mengenai luka, akankah kedatangan Meira bisa menyembuhkan luka dihati Kenan? Bagaimana cara membalut luka yang sudah belasan tahun menganga?

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status