Share

Letnan Kutub

Dingin itu hatimu yang tak pernah terjamah oleh cinta.

Azlan Dylan Alfarizqi seorang TNI AD berpangkat Letnan 

satu itu mendapat julukan Letnan kutub, karena sikap dinginnya. 

Prestasi yang dia torehkan sangat bagus. Kemampuan 

menembaknya tidak diragukan lagi. Sangat baik. Ketampanannya 

di atas rata-rata, hidung mancung, mata sipit layaknya artis Korea, 

bibir tipis berwarna pink dan tubuh tegap di sertai badan yang 

kotak-kotak seperti roti sobek. Perempuan mana yang tidak histeris 

jika bertemu dia.

Memberikan hormat kepada Azlan. "Siap. Maaf 

mengganggu Komandan. Diharapkan menghadap Danyon di 

ruangannya." Azlan mengangguk dan membalas hormatnya. Laki-

laki itu memberi hormat kembali.

Azlan berjalan menuju ruangan Danyon (Komandan 

batalyon). Azlan menghela napas sejenak sebelum dia masuk 

keruangan Danyon.

"Masuk," suara dari dalam menginterupsi. Azlan membuka 

pintu dan masuk, dia memberi hormat kepada Danyon yang 

bernama Hamzah.

"Siap. Mohon petunjuk Danyon." Hamzah mengangguk. 

"Duduk Dek." Azlan duduk di depan Hamzah.

"Saya mendapat telepon dari Lettu Banyu, dia belum bisa 

menjalankan tugas untuk pengamanan di gelora lusa, karena masih 

belum pulih." Hamzah terus memperhatikan wajah Azlan yang 

datar-datar saja seperti triplek.

Nih bocah, lempeng amat kek triplek. Gak ada ekspresi 

sama sekali, cocoknya sama Aila kalau kayak beginian. Pasti Aila 

bakal bilang. Mana ekspresinya. Batin Hamzah dan terkikik geli 

dalam hati.

"Apa kamu bersedia menggantikan Lettu Banyu?" tanya

Hamzah.

"Siap. Saya bersedia Danyon. Saya siap melaksanakan 

tugas." Hamzah mengangguk.

"Kamu boleh kembali." Azlan berdiri dan memberi hormat.

"Izin mendahului." Lalu dia ke luar ruangan Hamzah.

"Aila harusnya dapat suami yang seperti ini. Aila yang 

petakilan dan yang lempeng kayak triplek. Cocok pemirsah." 

Hamzah terkikik kembali.

❤❤❤

Dering ponsel Azlan membuatnya tersadar dari lamunannya 

sesaat. Entah apa yang dipikirkan Azlan saat ini. Yang jelas, dari 

satu minggu kemarin, kedua orang tuanya terutama sang bunda,

sering sekali menghubunginya hanya untuk menyuruhnya menikah.

Bunda ratu calling...

"Assalamualaikum Bunda." Terdengar helaan di sana.

"..."

"Iya Bunda, nanti. Azlan matikan dulu ya, teleponnya. 

Assalamualaikum."

Azlan menghela napasnya. Dia kembali duduk di ruang 

kerjanya. Kini dia sudah berada di rumah dinasnya. Azlan memang 

menjalin hubungan dengan seorang mahasiswi. Tapi dia tidak tahu 

tentang pekerjaan Azlan. Yang dia tahu Azlan hanyalah seorang 

perantauan yang juga bekerja di Surabaya.

Nania

Bang, ketemuan yuk, kita nonton.

Azlan tidak membalas pesan dari Nania. Dia perlu 

mengistirahatkan tubuh untuk besok. Besok dia bekerja 

mengamankan gelora, karena ada acara kejuaraan pencak silat.

TNI POLRI bekerja sama untuk mengamankan jalannya 

sebuah pertandingan pencak silat agar tidak berakhir ricuh.

❤❤❤

Hari ini Azlan sudah berada di gelora bersama sahabatnya 

Alvino. Azlan juga bertemu dengan teman lamanya saat AKMIL. 

Abil, seorang tentara yang juga merangkap sebagai pelatih pencak 

silat di salah satu universitas di Surabaya.

"Yo, Bro, apa kabar?" tanya Abil ke Alvino dan Azlan. 

Mereka sering dijuluki triple A. Karena mereka bersahabat saat di 

AKMIL dan sama-sama mempunyai huruf depan A.

"Baiklah. Tapi ya, begitulah Letnan kutub masih saja beku," 

ejek Alvino yang mampu membuat Azlan geram. 

"Sialan lo!"

Azlan melihat seorang perempuan berjilbab hitam yang 

sedang duduk bersama teman-teman wanitanya. Hanya saja mereka 

berisik, membuat Azlan geram, sedangkan gadis itu terlihat santai 

dan diam menikmati makanannya.

Azlan terus memperhatikan Aila dari mejanya. Beberapa 

perempuan mendekat dan menyapa Azlan bersama timnya yang 

bertugas. Azlan dan Alvino tidak menanggapi mereka. Mereka 

hanya berkenalan. Azlan memperhatikan gerak-gerik Aila yang 

sangat tenang dan menikmati makanannya dari pada mendengarkan 

temannya yang berisik setelah berkenalan dengan para tentara.

"Kamu harusnya ikutan Ra, orangnya ganteng loh." Aila 

hanya diam tak menanggapi, dia tidak berminat.

Alvino menyenggol lengan Azlan. "Gue tertarik sama 

cewek yang berjilbab itu deh bro. Dia dari tadi diam aja." Azlan 

hanya mengedikkan bahunya. Alvino berdiri dan mendekati Aila.

"Haiy, boleh kenalan?" Sania menyenggol lengan Aila yang 

masih saja diam. Aila memandang Alvino dengan wajah datarnya.

"Nama saya Alvino." Alvino menyodorkan tangannya, tapi 

tanpa diduga-duga, Aila berdiri dan beranjak dari tempat duduknya, 

melewati Alvino begitu saja. Alvino dibuat tercengang dan 

melongo. Teman satu timnya menertawakan dirinya.

Sania menepuk bahu Alvino dan menjabat tangan Alvino. 

"Saya Sania, dia teman saya Hira, Zahira. Dia tidak tertarik dengan 

tentara." Alvino menatap Sania horor. "Saya duluan Bang."

Alvino kembali bersama Azlan yang menahan tawanya 

dalam hati, menampilkan wajah datarnya. Entah kenapa hati Azlan 

merasa tenang karena gadis itu tidak menanggapi Alvino yang 

terkenal playboy cap kaki tiga.

Gadis yang menarik Semoga kita bertemu lagi. Batin Azlan.

***

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status