Share

Don't Ever See Me Again

Adnan melepaskan tangannya di dalam genggamanku dengan kasar. Tanganku terhempas dengan kasar di udara seiring tubuhnya berjalan masuk, matanya menatapku dengan tatapan benci seolah tak ada rasa rindu dan cinta di sana.

Sementara aku hanya bisa diam mencerna ucapannya. 

Don't ever see me again.

"Geulaeseo,ige dangsin-i na-ege han jis-ingayo, Adnan? Wae naleul neoegeseo meol-eojige mandeulgo, neoui gyeot-eseo salajigo, naega geogieeobsneun neo jasin-ui haengbog-eulo meolliseo neoleul chyeodabogo sip-eo? Jigeum museun saeng-gag-eulhago issnayo, Adnan? naneun dangsin-eul chaj-eulyeogo ae sseossgo, simjieo eomeonido dangsin-ui ileum-eul buleumyeo pohyohayeo dangsin-eun ppalli jib-eulo dol-a wassseubnida."

Aku menyeka air mata dengan kasar, kembali masuk ke dalam Cafe Halal untuk membayar makananku dan kembali ke hotel.

(Jadi, ini yang kamu lakukan padaku, Adnan? Kenapa kamu ingin membuatku menjauh darimu, menghilang di sisi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status