Disuatu pagi yang indah, di kota metropolitan yang dikenal dengan negara idaman bagi para mahasiswa internasional.
London, Inggris.
"Baiklah, dimana aku bisa mengambil dokumen itu?" tanya Risa.
Sejak tadi benda tipis itu terus menempel erat di telinga Risa, perempuan berambut kecoklatan itu terus bertanya dan tidak jarang memarahi orang yang sedang dia telpon.
"Kensington Garden?"
Risa mengulangi nama tempat dimana dia harus menjemput Asyla.Risa dengan cepat melangkahkan kakinya ke parkiran mobil untuk segera menuju tempat dimana sahabatnya berada, dan dia harus segera sampai di sana untuk mengambil dokumen penting itu. Risa tidak mengerti bagaimana Asyla bisa seceroboh itu, menabrak seseorang ‘Kensington Garden’ untungnya orang itu tidak mempermasalahkannya.
Mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata mungkin salah satu kebiasaan Risa, dia membelah jalanan kota London dengan kecepatan diatas rata-rata, hari ini seharusnya Asyla yang pergi bersama Risa untuk melakukan penandatanganan tender perihal resort yang baru saja akan dibangun di daerah London.
Tak lama kemudian ....
Risa dibuat sangat terkejut sangat melihat ‘Kensington Garden’ yang begitu luas, bangunan ini cukup luas. 'dokumen!' Oh Risa hampir saja melupakan maksud kedatangannya kesini untuk mengambil dokumen yang ada di tangan Asyla.
Saat melihat Risa datang datang Asyla langsung menemuinya.
"Apa kamu baik-baik saja Asyla?” Risa bertanya.
"Aku baik, maaf aku tidak bisa menemanimu, ada sedikit masalah yang harus aku selesaikan disini,” Ucap Asyla.
Risa hanya bisa menghela nafas panjang mendengar pernyataan Asyla.
"Tidak apa-apa, aku bisa melakukannya sendiri, masih ada sisa waktu 30 menit lagi untuk bertemu Tuan Alex.”
"Pergilah, ini dokumen yang harus ditandatangani oleh Tuan Alex, kamu harus cepat karena jika kamu terlambat, dia tak bisa menunggu lagi karena dia harus berangkat ke jepang hari ini," ucap Asyla.
Risa mengangguk mengerti dan berharap jika dia bisa sampai tepat waktu tanpa adanya satupun hambatan.
"baiklah aku akan pergi semoga masalahmu cepat selesai, sampai bertemu di kantor Asyla."
Risa segera berlari menuju mobilnya, dia harus sampai di 'Arts Cafe' dalam waktu kurang dari 30 menit untuk bisa bertemu dengan Tuan Alex, jika dia gagal maka tamatlah riwayatnya.
Lima belas menit kemudian ....
Risa sampai tepat waktu di arts cafe, tapi saat sebelum dia bertemu dengan Tuan Alex seorang anak laki-laki menghampirinya dan memanggilnya dengan panggilan.
"Ibu!"
Dan itu cukup membuat Risa terkejut, hingga dia menghentikan langkahnya untuk menemui Tuan Alex.
“Ibu, maaf membuatmu lama.”
Risa terdiam sejenak, apakah Risa salah mendengar? atau anak ini yang salah memanggil?
Anak kecil laki-laki itu berkata lagi.
“Ayah bilang dia tidak bisa menjemputku, lalu dia mengabariku bahwa Ibu yang akan menjemputku, aku senang karena akhirnya aku bisa pulang bersama Ibu.”
Risa bahkan tidak menyadari saat tangan kecil itu sudah menariknya dengan wajah gembiranya, dia tidak bisa menghentikan langkahnya saat anak berusia enam tahun itu menuntunnya ke sebuah taman kecil yang ada disana.
"Adik kecil aku bukan Ibumu, sayang." ucap Risa pada anak kecil itu, dan dia langsung menatapnya dengan tatapan sedih.
“Ayah!! Ibu jahat!!" anak kecil itu mulai menangis histeris.
"sayang jangan menangis seperti ini."
Risa mulai panik dan bingung harus melakukan apa?
"aku tidak akan menangis jika Ibu mau pulang bersamaku!"
Pulang? Dia seharusnya bertemu dengan Tuan Alex bukan pulang bersama dengan anak kecil ini, satu-satunya jalan keluar masalah ini adalah dia harus mengikuti keinginan anak itu.
"sayang dengarkan Ibu, Ibumu ada urusan sebentar, kita bisa pulang setelah aku bertemu dengan teman Ibu, jadi—," Risa menarik nafas panjang, baru saja akan melanjutkan perkataannya sebelum ada suara yang mendahuluinya.
"Kevin."
"Ibu guru."
mata Kevin membulat saat seorang perempuan berambut hitam menghampirinya.
"Apa ini ibunya Kevin."
Sekarang Risa sudah hampir kehabisan waktu, dengan cepat dia mencela dan berkata pada guru tersebut.
"Ibu guru, aku memiliki kepentingan yang harus segera diselesaikan jadi aku izin untuk membawa Kevin pergi, kami permisi dulu,"
"sampai jumpa, ibu guru," ucap Kevin yang mengembangkan senyum menampilkan sederet gigi putihnya.
******
Sangat beruntung Risa bisa bertemu dengan Tuan Alex tepat waktu, dokumen sudah ditandatangani dan masalahnya sudah terselesaikan, tapi dia lupa tentang masalah Anak kecil yang terus memanggilnya 'Ibu'
"Ibu, ayo kita pergi ketaman bermain." suara yang nyaring itu menyentak kesadaran Risa.
"oh, tuhan masalah apa ini?" Risa hanya bisa menepuk dahinya pelan.
"Kevin." dengan pelan Risa mengusap wajah Kevin.
"Dengar, aku bukan Ibumu jadi bisakah kita kembali ke ‘Kensington Garden' dan mencari keberadaan Ibumu yang sesungguhnya."
"tapi ini Ibuku, Ayah bilang Ibu akan menjemputku."
wajah Kevin merengut yang membentuk satu kekecewaan didalamnya. Bagaimana anak sekecil ini bisa yakin jika Risa adalah Ibunya? Bahkan mereka baru pertama kali bertemu.
Risa berulang kali memijat pangkal hidungnya dan mencoba mencari solusi untuk akar permasalahannya.
"aku kesana bukan untuk menjemputmu sayang, aku memiliki urusan lain, jadi bisakah kita—,"
Hebat sekarang Risa terlihat seperti orang jahat melihat bagaimana kesedihan di wajahnya yang semakin terlihat jelas di wajahnya, "mungkin saja Ibumu yang sebenarnya sedang menunggu disana sekarang."
Kevin menggeleng pelan, air mata nyaris menetes dari matanya. "Ayah bilang Ibu sudah disurga."
Lalu kenapa anak ini menganggap Risa adalah ibunya?
"Ayah bilang Ibu akan kembali lagi dan akan bertemu denganku."
Lelucon macam apa ini? kembali dari surga? Orang dewasa bodoh mana yang mengatakan hal konyol pada bocah polos ini, mendengar ini Risa hanya bisa menahan emosinya.
Kevin mengambil sesuatu dari tasnya dan mengambil lembaran kertas berisi potret wanita cantik hampir membuat jantung Risa lompat dari tempatnya.
"Ini Ibu," ucap Kevin pelan.
Pantas saja anak ini menyangka Risa adalah ibunya, wajahnya wanita di foto itu mirip sekali dengan Risa, yang berbeda hanya warna rambutnya saja, kini Risa bisa percaya jika didunia ini ada tujuh orang yang berwajah mirip.
"Benarkan ini Ibu, sejak dahulu aku hanya bisa melihat Ibu dari foto saja, sekarang Ibu benar-benar sudah disini, jadi jangan tinggalkan Kevin lagi, Ibu."
Dalam sekejap Risa terdiam, mulutnya seperti tersumbat hanya bisa tertutup rapat, kenapa masalah ini menjadi begitu rumit.
"Ayo kita pergi ketaman bermain, Ayah tidak pernah sempat mengajakku kesana." ucap Kevin yang anak itu langsung menarik tangan Risa untuk segera meninggalkan cafe tersebut.
'Kensington Garden' sudah berapa kali Risa pergi kesini? mungkin lebih dari enam kali, terakhir kali mungkin dua bulan yang lalu, 'Kensington Garden' di hari biasa tak seramai hari libur, itu membuat Risa bisa sedikit leluasa mengajaknya menaiki beberapa wahana di sana.
Anak kecil itu terlihat sangat senang, Risa bahkan mengabadikan beberapa moment bersama Kevin dalam jepretan yang menakjubkan, dalam balutan seragam yang terlihat mulai kusut Kevin menampilkan deretan gigi putihnya pada Risa."Ibu ayo kita naik itu, Kevin sudah lama tidak naik wahana komedi putar."Kevin menunjuk komedi putar dengan penuh antusias, Risa cukup terkejut sebentar, komedi putar? Risa tidak menyukai itu, dia bisa mual-mual seketika tapi wajah polosnya membuat Risa tidak berdaya untuk menolaknya.Benar saja setelah selesai dengan wahana komedi putar, perut Risa seperti sedang mengaduk-aduk membuatnya mual. Jam alarm terus berdering dengan sangat nyaringnya, mata Risa masih terpejam tapi tubuhnya bergerak perlahan ke tepi ranjang, tangannya berusaha mencari jam alarm itu yang sejak tadi berusaha membangunkannya."aku masih mengantuk!" ucapnya pelan, setelah itu dalam satu hentakan tangan jam alarm itu mati. Tak ada gangguan lagi, Risa ingin melanjutkan tidurnya, dia masih merasa sangat lelah.Semalam dia sampai di apartemen cukup larut, jika diingat-ingat Risa mungkin baru tidur tiga jam."Risa—,""Risa!!!!""Risa, mau samMy Husband [un]Perfect Bab 03 - pretending to mother
Tinggal bersama Grew Sean? Kepala Risa berdenyut mendengar penjelasan Sean, walaupun semua ini demi Kevin tapi jika dipikir lagi Risa tidak punya kesempatan menolak lebih dari lima puluh persen.Kehidupan Sean bukanlah urusan dirinya, begitu pula dengan kehidupan Kevin, Risa tidak punya pengaruh apapun untuk kehidupan mereka berdua dan seharusnya dengan senyum mengembang Risa bisa menolaknya permintaan, ralat mungkin itu termasuk perintah.Tapi lihat sekarang, Risa tak lebih seperti tikus yang ketakutan berada di sarang ular, keringatnya menetes tepat di pipinya, dia berdiri di hadapannya mempersempit jarak diantara keduanya."Jadi bagaimana?" Setelah melakukan perdebatan yang panjang dengan pria arogan itu pada akhirnya semua keputusan kembali ke awal dimana Risa harus tinggal bersama Sean untuk waktu yang tidak bisa di tentu saja kapan akan Risa bisa meninggalkan rumah itu namun untuk saat ini hanya Kevin yang mampu menahan Risa disini.Di layar laptop di depannya masih setia menampilkan deretan informasi tentang Grew Sean, seminggu sudah terlewati Risa tinggal bersama Kevin.Risa cukup penasaran tentang kehidupan Grew Sean, pria itu terlalu misterius baginya, terkadang dia bisa sangat baik tapi ada saatnya pria itu sangat kejam, saat Risa pulang terlambat dua hari lalu misalnya, Sean memaki Risa tanpa ampun seperti seorang ayah yang mendapati anak gadisnya pulang malam dari klub.My Husband [un]Perfect Bab 05 - Attracted to him?
Pagi ini seharusnya Grew Sean sudah duduk manis di kursi kebesaran miliknya, karena ada beberapa dokumen yang harus ditandatangani, tapi dia masih duduk di meja makan bersama Kevin dan Risa.Kevin bercerita riang tentang gambar yang dia buat kemarin, anaknya terlihat begitu bahagia."Ayah kapan kita bisa pergi ke taman bermain bersama?""mungkin minggu depan."Kevin merenggut tak suka mendengar ucapan ayahnya."Bulan lalu saat Ayah berkata, mungkin kita bisa nonton
Malam harinya.Kevin masih terus memandang takjub pada pemain hula-hoop di depannya, dia sungguh tidak mengerti bagaimana bisa seorang didepannya membuat benda itu berputar.Risa mendengus kesal, Sean menutup telponnya begitu saja setelah dia bilang merindukan kamarnya, setidaknya pria itu harus mengucapkan sesuatu, jangan langsung mematikan begitu saja."Hei, siapa namamu?" tanya pemain hula hoop pada kevin pria itu mengulurkan tangannya."Kamu mau mencoba memainkan ini?"Risa memberi isyarat denga
Keesokan harinya.Ketika Risa membuka kedua matanya. Pandangan pertama yang dia lihat adalah wajah tampan Sean, pria itu tertidur setelah memaksa Risa untuk mengatakan kenapa dirinya marah.Padahal jelas jika Risa hanya merasa tidak pantas untuk hal itu, dia ingin menjaga batasan disini, karena perannya hanya sebagai Ibu untuk Kevin, selebihnya?Apakah boleh Risa jatuh cinta?Ada seseorang dibelakang pria itu, tentu saja banyak yang menginginkan Sean, pria itu memiliki segala yang wanita inginkan, termasuk Risa. Mulai saat itu dia harus menjaga hatinya agar tak jatuh pada Sean, meski getaran itu sudah menyapa dia harus menyingkirkannya.Langit malam begitu pekat, angin berhembus begitu dingin sehingga membuat Risa menggigil, dia pulang kerumah Sean, awalnya dia akan pulang apartemennya tapi mengingat Kevin, Risa jadi mengurungkan niatnya.Risa meletakkan sepatunya di rak sepatu, beberapa lampu sudah dimatikan, hanya ada beberapa lampu temaram yang menyala, sepertinya penghuni rumah sudah terlelap mengingat ini sudah pukul sebelas malam.Risa menarik nafas dalam-dalam, sebelum melangkahkan kakinya ke arah dapur untuk mengambil segelas air.Latest chapterMy Husband [un]Perfect Bab 09 - Could Not Help!