Share

05 | Alin

SHINJI dan temannya telah keluar dari apartemen Daniel saat kami sampai. Ekspresi laki-laki bertopi itu terlihat buruk, wajahnya yang merah, bibirnya yang pucat, dan tatapannya yang sayu membuatku iba.

"Kau kenapa?" tanyaku seraya mendekat, tapi Yuki ternyata ikut melangkah di sampingku.

"Apa yang terjadi?" tanya Yuki serius.

"Ah ... tidak apa-apa, aku hanya membayangkan sesuatu yang menjijikkan."

Shinji dan Daniel tersenyum miring.

"Kalian yang membuatnya seperti ini? Tega sekali," komentarku.

"Kau salah sangka, Alin. Aku tak melakukan apa pun," sangkal Daniel cepat-cepat.

"Benarkah?" Aku semakin curiga. Pasti dia telah melakukan sesuatu sampai laki-laki itu menjadi begitu.

"Dia bohong." Shinji bersiul pelan, tangannya masuk ke saku celana, sedang kepalanya mendongak. "Yuki, Rieki, ayo kita pulang, sepertinya Daniel ingin berduaan dengan kekasihnya."

"Apa maksudmu?" tanya Daniel tak mengerti, tapi Shinji telah melangkah pergi disusul Yuki serta pria bernama Rieki yang masih kesulitan mengendalikan mimik wajahnya.

"Jadi, apa yang sudah kalian bicarakan dan apa yang kau perbuat padanya?" tanyaku setelah tiga orang tamu itu pergi dari sana.

"Hm ...." Daniel membuka mulut, tapi tak ada suara apa pun yang keluar dari mulutnya. Bibirnya kembali terkatup, lalu terbuka lagi, tapi tetap tidak ada suara.

"Kalian sedang apa di sana?"

Kepala kami sontak menoleh. Seorang pria berkemeja dengan celana bahan berwarna hitam menatap kami penasaran.

"Ah, tidak, kami hanya sedang—"

"Sedang bicara sebentar. Kau baru pulang bekerja?"

Aku menatap Daniel tajam. Bukannya semua kantor diliburkan, lalu, apa maksud pertanyaannya itu? Aku mendengkus keras.

Sejak adanya pembunuh berantai sialan, semuanya harus mengunci diri di rumah, dilarang keluar tanpa kepentingan serius, bahkan bekerja pun dilarang. Itu sebabnya, aku pernah bilang, mau keluar atau tidak, kita akan tetap mati juga.

Pemerintah memang menjanjikan uang ganti rugi, tapi jelas-jelas, uang itu takkan berlaku bagi orang sekelas aku dan Daniel. Karena kedatangan kami kemari bukan untuk menetap, bekerja, melainkan hanya berlibur dan melepas penat.

"Ah ... tidak, aku baru pulang belanja." Dia menunjukkan kantung di tangannya. "Kalau begitu, aku masuk dulu, ya?"

Namanya Fukumi, dia tetangga di sebelah apartemen Daniel. Orangnya cukup ramah, tapi juga pendiam, dan hal itu membuatnya jadi terlihat misterius.

"Kau sudah makan?" tanya Daniel kemudian.

Aku melirik jam dinding di koridor. Sebentar lagi malam dan waktunya makan. Aku harus memasak sesuatu, tapi sebelum itu aku ingin mandi dulu.

"Kau sendiri? Apa kau mau makan malam bersamaku?"

"Boleh juga."

"Baiklah, sekarang kau mandi dulu!" Aku mendorong tubuhnya untuk segera memasuki unitnya sendiri.

"Kenapa kau menyuruhku mandi?" Daniel mencium bau tubuhnya sendiri sembari melirikku. "Aku tidak sebusuk itu, kan?"

"Mandi saja, aku juga mau mandi dulu baru akan memasak."

Aku melangkah mendahuluinya dan masuk ke unit apartemenku sendiri. Toh, diundang atau tidak, Daniel pasti akan menyusup kemari. Terutama di jam-jam makan seperti ini.

***

Baru saja selesai berendam, aku dikejutkan oleh kehadiran Daniel di kamarku. Dia duduk di atas ranjang, tatapannya terarah padaku, sedang tangannya memegangi ponsel yang baru kulihat hari ini.

Walaupun hidup di zaman modern, tapi Daniel tidak terlalu suka dengan benda persegi empat itu. Karena aku nyaris tidak pernah melihatnya memegang ponsel untuk menghubungi orang lain.

"Baru selesai mandi?" tanyanya.

Aku lantas memegangi handuk agar tidak merosot dan memperlihatkan aset berharga milikku padanya. Daniel tersenyum tipis, dia bangkit dan berjalan mendekat tanpa ragu. Matanya bahkan serasa menelanjangiku.

"Aku sudah memasak untukmu."

Dahiku mengernyit. "Sejak kapan kau bisa memasak?"

Daniel membuang muka. "Aku tadi beli, sekalian belanja."

Oh, jadi begini tingkahnya kalau dia sedang salah tingkah?

Namun, kurasa dia pria yang cukup jujur. Lalu, kenapa ia menyembunyikan informasi yang ia ketahui dariku? Apakah ada masalah jika sampai aku mengetahui informasinya tersebut?

"Kau tidak mau memakai baju? Apa kau menungguku memakaikan baju itu untukmu?"

Mataku melotot. Segera saja aku berbalik menuju lemari dan mencari pakaian ganti. Daniel hanya diam di tempat ia berdiri, walau matanya terus menatapku tanpa henti, tapi ia tak melangkahkan kakinya sama sekali.

"Bisakah kau keluar dari sini?"

"Tidak."

Aku mendesah kasar dan meninggalkannya menuju kamar mandi. Aku tidak mungkin mengganti baju di kamar dan membiarkan pria mesum itu menatap tubuh polosku dengan gratis.

Aku tidak terkejut Daniel ada di tempat tidurku, karena biasanya memang begitu. Toh, setelah makan dia akan kembali ke unit apartemennya tanpa perlu diusir dengan cara yang kasar.

Namun, memang, kehadirannya di waktu-waktu yang terlalu pas kadang membuatku curiga. Apa ia memiliki kamera pengawas yang dipasang di sudut ruangan apartemenku ini?

****

Makan bersama di apartemenku sudah seperti agenda wajib untuk Daniel. Entah aku yang memasak makanan biasa atau dia yang membeli makanan dari restoran mewah yang sengaja tetap buka. Namun, kami tetap makan berdua di tempat ini.

Setelah makan, dia akan pergi tanpa permisi dan meninggalkanku seorang diri.

Aku mendesah kasar seraya membereskan piring-piring kotor kemudian membawanya ke wastafel. Mencuci piring kemudian meletakkan piring itu ke tempatnya, sudah seperti agenda wajib yang mulai terasa membosankan.

Aku membuka kulkas untuk mengambil air dingin, tapi saat melihat kulkas yang harusnya kosong-melompong kini berisikan banyak bahan makanan membuatku terkejut.

"Siapa yang mengisi kulkasku?"

Ada daging segar dalam kemasan, beberapa kemasan sayur, dan telur. Setidaknya, ini semua cukup untuk makan seminggu lebih.

"Aku."

Aku menoleh. Daniel berdiri di belakangku dengan pakaiannya yang baru. Aroma wangi yang menguar dari tubuhnya jelas-jelas menunjukkan bahwa ia baru saja selesai mandi.

"Aku sudah mengatakannya padamu, kan? Aku takkan membuatmu mati kelaparan di tempat ini, Alin. Aku akan menjagamu dengan baik."

Dan untuk pertama kalinya, aku bersyukur telah mengenal Daniel.

_____

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status