Share

Pelaku yang Lainnya

 Darren pergi dari ruang meeting karena mendapat kabar dari seseorang, Darren segera menuju mobilnya untuk pergi ke ruang rahasia di rumahnya.

 Dua puluh menit perjalanan akhirnya dia sampai, ruangan itu ada di dalam garasi bawah tanah rumahnya, Darren segera masuk. Saat sampai, ada seseorang yang sudah menantinya, orang itu bernama Mike, dia adalah detektif kepercayaan Darren. 

"Ada apa?" tanya Darren.

"Aku menemukan di mana dua pelaku yang lainnya, mereka adalah teman dari Troy Harrison," jawab Mike.

"Di mana mereka?" tanya Darren.

"Yang satu berada di Jerman, dan satu lagi sudah tiba di California, mereka sedang menjalin kerja sama, ternyata mereka adalah kelompok mafia yang paling dicari polisi karena mereka pelaku penyelundupan senjata dan obat-obatan terlarang, kedok mereka belum terungkap, hanya orang-orang di bawah mereka yang tertangkap," jawab Mike.

  "Bagus, aku tinggal menunggu kabar dari dia selanjutnya," ucap Darren.

  "Apalagi yang harus aku lakukan?" tanya Mike.

"Terus awasi mereka, kabari setiap pergerakan yang mereka lakukan," jawab Darren.

"Baik, Tuan," ucap Mike.

"Aku memerlukan orang untuk selalu mengawasi rumah sakit jiwa, kau pasti tau kriteria orang yang aku inginkan, jika dia berkhianat aku tidak akan segan untuk memenggal kepalanya," ucap Darren.

"Aku mengerti Tuan, nanti malam orang itu akan datang menemui anda," ucap Mike.

Plak

Darren melemparkan amplop berisi uang yang sangat banyak di hadapan Mike.

  "Itu bonus karena pekerjaanmu sangat memuaskan. Tapi ingat, satu kesalahan hidupmu selesai," ucap Darren.

Darren memang royal kepada anak buahnya yang bekerja dengan baik dan setia. Tapi, sekalinya mereka berkhianat, Darren tidak akan segan-segan memberikan pelajaran yang tidak akan mereka duga.

"Terima kasih, Tuan," ucap Mike.

"Pergilah, lakukan pekerjaanmu," ucap Darrenl.

  Lalu Mike pergi melalui jalan rahasia yang langsung terhubung dengan sebuah rumah kecil yang tidak jauh dari rumah Darren, Darren sengaja membangun rumah yang langsung memiliki akses jalan rahasia ke garasi bawah tanah rumah mewahnya untuk mengecoh semua orang jika hal tarburuk terjadi kepadanya.

  Drrt drrt

 Darren mengambil ponselnya yang bergetar, dan menerima panggilan itu.

"Hallo, ada apa?" tanya Darren.

"Kau di mana bodoh?" siapa lagi yang bisa memaki Darren jika bukan sahabatnya Albert.

"Markas," jawab Darren singkat.

"Aku ke sana," ucap Albert.

"Untuk apa?" tanya Darren.

"Kabar terbaru tentang Troy," ucap Albert.

  "Datanglah, temui aku di rumah," ucap Darren.

  Piip

Darren memutuskan sambungan telponnya, dan menyandarkan kepalanya di kursi, senyuman licik tersungging di sudut bibirnya.

  "Tunggu kehancuran kalian," ucap Darren, lalu pergi menuju ke rumahnya.

 Sambil menunggu Albert datang, Darren memeriksa beberapa laporan yang dikirimkan oleh Lucy sekretarisnya, Darren melihat lagi berkas dari perusahaan milik Troy, keningnya mengernyit karena ada kejanggalan di sana.

  "Caramu sangat murahan Troy, apa kau pikir semudah itu menjatuhkan aku," ucap Darren.

  "Darren!" panggil Albert dengan kencang.

 "Tutup mulutmu!" bentak Darren.

  

"Jika aku tutup mulut, aku tidak bisa mengatakan apa-apa," ucap Albert gemas.

  "Katakan!" perintah Darren.

  "Troy memiliki adik perempuan," ucap Albert, sedangkan Darren tetap fokus menatap layar laptopnya.

  "Lalu?" tanya Darren.

  "Haiish ... bodoh, kau bisa menggunakan adiknya untuk misi balas dendam kita," jawab Albert.

  "Tidak!" jawab Darren dengan tegas.

  "Kenapa? Biarkan saja Troy merasakan apa yang kau rasakan sekarang, aku dengar Troy sangat menyayangi adiknya," ucap Albert.

  "Aku tidak akan melibatkan orang yang tidak bersalah dalam misi ini, apalagi menghancurkan kehidupan seorang gadis demi mencapai tujuanku, itu berarti aku tidak ada bedanya dengan dia, penjahat wanita," ucap Darren.

  "Ternyata kau masih memiliki kewarasan, baiklah jika kau tidak ingin melakukannya, biar aku yang melakukan," ucap Albert menyeringai.

"Kau jangan gila, apa para wanitamu tidak cukup membuatmu puas?" tanya Darren seraya mendelik.

"Aku membayangkan, jika adik dia cantik, seksi, dan satu lagi ...." Albert menghentikan ungkapannya dengan memasang wajah yang sangat jijik untuk Darren lihat.

"Bodoh, kau pasti sudah berfantasi liar," ucap Darren lalu melempar bantal sofa kepada Albert.

"Diam!" ucap Albert tajam, lalu kembali dengan dunia fantasinya "aku sedang membayangkan menghabiskan malam dengan wanita yang masih virgin."

  "Astaga, aku lupa jika di hadapanku ini juga seorang penjahat wanita," ucap Darren.

"Kurang ajar kau, aku bukan penjahat wanita, mereka melakukannya dengan suka rela, aku tidak pernah memaksa, bahkan mereka dengan sengaja melemparkan diri untukku, salah satunya Lucy," ucap Albert.

  "Lebih baik kau mencari wanita untuk dinikahi, agar uangmu juga berguna untuk menafkahi dia, bukan untuk para wanita murahan itu," ucap Darren.

"Cih ... Aku tidak percaya dengan cinta dan pernikahan, kau tidak lihat bagaimana orang tuaku, lalu kau?" 

"Apa hubungannya denganku?" tanya Darren.

"Kau menikah, mencintai seseorang, setelah orang yang kau cintai pergi, hidupmu seperti ini, tidak ada lagi Darren yang ramah dan mudah tersenyum, aku sampai lupa kapan terakhir kali kau tertawa, yang ada hanyalah Darren yang dingin dan penuh amarah di hatinya," jawab Albert.

  "Karena Liora sudah membawa hati Darren yang dulu pergi bersamanya," Albert menghela nafasnya panjang mendengar ucapan Darren.

  "Setidaknya nikmati masa muda ini, Darren. Kau memiliki segalanya, tapi kau tidak bisa menikmati apa yang kau punya, belum lagi kau adalah pewaris tunggal Royal, wanita mana yang tidak mau denganmu, mereka tidak tau kau Khalfani saja, banyak yang mendekatimu, tapi kau tetap menutup hati," ucap Albert.

"Terbukti, jika tidak ada wanita yang seperti Liora, dia menerima aku apa adanya walaupun dulu aku tidak memiliki apa-apa untuk dia," ucap Darren.

  Memang benar, saat Darren menikah dengan Liora, Darren hanya berprofesi sebagai arsitek yang belum memiliki apa-apa, belum lagi Darren harus menopang kehidupan ibunya di rumah sakit.

 Lalu kenapa Darren tidak menggunakan fasilitas yang diberikan oleh kakeknya? Itu karena Darren bersitegang dengan ayahnya dan bersumpah tidak akan menggunakan apa yang dimiliki oleh keluarga Khalfani. 

  Darren lebih memilih pergi dan menyembunyikan identitasnya, sejak sekolah Darren banting tulang mencari pekerjaan dari cafe sana ke cafe sini, sampai menjadi office boy di perusahaan milik orang tua temannya, saat malam hari Darren bekerja sebagai bartender di salah satu cafe untuk membiayai kuliahnya, dari situlah Darren bertemu dengan Liora.

   Darren menyunggingkan senyuman tipis saat mengingat pertama kali Darren bertemu dengan Liora, dia memang memiliki kekurangan, tapi Liora terlihat sempurna di mata Darren.

  "Darren, are you okay?" tanya Albert seraya mengibaskan telapak tangannya di hadapan wajah Darren.

"Hmm!" gumam Darren.

"Sudahlah, lebih baik aku mencari teman tidur malam ini," ucap Albert mulai beranjak dari kursinya.

  "Kau bisa tertular penyakit berbahaya jika seperti ini terus," ucap Darren.

  "Aku tau," ucap Albert.

  "Lalu?" tanya Darren, Albert tidak menghiraukan ucapan Darren dia segera pergi dari rumah mewah itu.

  "Ck ... Dasar pria itu," ucap Darren.

"Darren, ikut aku!" ucap Albert yang kembali masuk ke rumah Darren.

  "Ke mana?" tanya Darren.

  "Ikut saja, kau pasti akan suka," jawab Albert.

  Saat sampai di luar, terlintas ide gila Albert untuk membawa Darren ke suatu tempat yang menurutnya sangat asik.

  "Aku tidak mau ikut, kau pasti akan pergi mencari wanita untuk teman ONS," ucap Darren.

"Tidak, ayolah ikut bersenang-senang sedikit untuk melepas lelah setelah seharian bekerja," ucap Albert.

  "Oke, jika kau memaksa aku untuk menemui wanita aku akan melenyapkanmu" ucap Darren. 

"Lenyapkan saja aku, asal kau bisa lepas dari belenggu ini, aku tidak takut," ucap Albert dengan santainya. 

Darren pun merapikan laptopnya dan beranjak mengikuti langkah Albert, keduanya masuk ke mobil Albert dan pergi.

  "Pergi ke mana?" tanya Darren lagi.

 "Diamlah!" jawab Albert ketus.

  "Haiish ... kalau begitu, antar dulu aku ke rumah sakit," ucap Darren.

  "Bukankah tadi kau sudah menemui madam?" tanya Albert.

  "Ya, tapi dia sedang tidur, mampir dulu ke restoran sushi," jawab Darren.

  

  "Oke," ucap Albert.

 Lalu mereka berhenti di salah satu restoran sushi yang cukup terkenal, Darren membelikan apa yang diinginkan oleh Grace, wanita itu memang sangat menyukai sushi dan sashimi.

"Untuk siapa?" tanya Albert.

"Dokter Grace," jawab Darren.

"Kau menyadari sesuatu atau tidak?" tanya Albert. 

  "Apa?" tanya Darren.

  "Kau perhatikan wajah Dokter Grace, bukankah dia sangat mirip dengan madam?" mata Darren terbelalak mendengar pertanyaan Albert.


Bersambung...


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status