Share

Wanita Penggoda

 PRAANG

 "AAA ...." Kyra menjerit histeris saat mendengar suara benda pecah.

 Albert yang merasa panik pergi berlari memanggil Grace agar Kyra bisa segera ditangani.

 Saat mendengar apa yang diucapkan oleh Kyra, tangan Darren melemas seakan seakan kehilangan tenaga bahkan untuk menopang piring yang ia pegang pun tidak bisa.

  "Ada apa ini?" pertanyaan Grace membuat Darren tersadar kembali atas apa yang terjadi.

  "Sorry Mom, aku tidak bermaksud membuat Mom terkejut," ucap Darren lalu berusaha untuk menyentuh Kyra, tapi Kyra menepis tangan Darren.

  "Jangan sentuh aku, kalian manusia kejam yang tidak memiliki perasaan," ucap Kyra yang semakin histeris.

  "Lebih baik kalian keluar dulu," ucap Grace, Darren dan Albert pun pergi menunggu Grace memeriksa keadaan Kyra.

  "Tuan, tadi ada orang yang datang lagi ke sini," ucap salah satu bodyguard yang berjaga.

  "Siapa orang itu?" tanya Darren.

  "Kami tidak tau Tuan, sekarang orang itu menjadi tawanan dr. Grace," jawabnya.

  "Memangnya apa yang dilakukan orang itu, hingga dr. Grace menahan dia?" tanya Albert.

 "Sepertinya dia ingin menyuntikkan sesuatu Tuan, kami melihat juga ada suntikan di tangannya," jawab pengawal.

  "Dugaanku benar," ucap Albert.

  Tak lama Grace pun keluar dari ruangan Kyra.

  "Bagaimana keadaan Mom,"? tanya Darren.

  "Dia terkejut saat mendengar benda jatuh, kau tenang saja aku sudah memberikan obat untuknya, jadi dia bisa tidur dengan nyenyak malam ini," jawab Grace.

  "Syukurlah," ucap Darren.

 "Apa yang terjadi?" tanya Grace, lalu Darren menceritakan apa yang sudah terjadi.

  "Tapi, mom benar-benar akan baik-baik saja?" tanya Darren.

  "Ya, tidak apa-apa kalian boleh pergi," jawab Grace.

  "Baiklah kami pergi terima kasih, jika terjadi sesuatu segera hubungi aku," ucap Darren.

  "Tentu saja," ucap Grace, Lalu Darren dan Albert pergi.

 Di perjalanan Darren hanya diam memikirkan apa yang diucapkan oleh ibunya, apakah Darren memiliki adik atau kakak yang dilenyapkan oleh orang lain?

  Siapa dia dan di mana kuburannya jika dia benar-benar sudah dilenyapkan oleh orang yang dimaksud Kyra. Kenapa semua orang yang Darren kenal begitu banyak menyimpan rahasia darinya.

  "Ah ... Sial!" umpat Darren.

  "Kau mengerti apa yang dimaksud oleh madam?" tanya Albert.

  "Jika aku mengerti, aku tidak akan mengumpat seperti ini," jawab Darren kesal.

  "Iya juga," ucap Albert.

  "Semuanya semakin bertambah rumit," ucap Darren.

  "Kau memiliki adik atau kakak?" tanya Albert.

  "Mana aku tau, mereka selalu mengatakan jika aku anak tunggal, dasar bodoh," jawab Darren memaki Albert.

  "Lalu siapa yang dimaksud oleh madam jika hanya kau anak madam, kenapa madam bisa berkata seperti itu, siapa yang sudah mereka bunuh?" tanya Albert.

  "Stop it Albert, jangan membuat kepalaku semakin pusing dengan pertanyaan bodohmu," maki Darren, Albert menjadi bungkam seketika.

  Darren semakin tenggelam dalam pikirannya hingga tidak menyadari Albert menghentikan mobilnya di salah satu club malam.

  "Turunlah, kita bersenang-senang sejenak," ucap Albert.

  "Kau!" pekik Darren saat menyadari mereka ada di mana.

  "Ayolah, nikmati saja malam ini agar kau bisa melupakan masalahmu," ucap Albert.

  "Kau tau jika aku tidak suka datang ke tempat seperti ini," ucap Darren.

  "Aku tau, kau terlalu kolot Darren datang ke tempat seperti ini saja tidak mau, please sekali saja jangan menolak," ucap Albert.

  "Sekali saja, jika kau memaksaku lagi aku pastikan kau tidak akan selamat," ucap Darren tajam.

 Sedangkan Albert tersenyum penuh kemenangan dengan rencana kotor yang sudah tersusun dengan rapih di dalam otaknya, lalu Albert dan Darren turun dari mobil dan masuk menuju club malam.

  "Arrgh ... aku tidak suka kebisingan ini," ucap Darren saat mendengar dentuman musik yang sangat memekakkan untuk telinganya.

  Sedangkan Albert sudah pergi mencari mangsa, Darren hanya duduk diam di meja paling pojok, dia tidak ingin berbaur dengan kegaduhan yang terjadi. 

 Albert yang sudah bersama dengan seorang wanita yang duduk di pangkuannya menggelengkan kepala melihat tingkah Darren, lalu Albert memanggil seorang wanita yang duduk di sampingnya.

  "Baby, kenapa kau memanggil wanita lain Juga?" tanya wanita yang duduk di pangkuan Albert.

 "Bukan untukku Honey, aku meminta dia untuk menggoda temanku yang duduk di meja sana," jawab Albert seraya menunjuk kepada Darren.

  "Jika kau berhasil merayu dia, aku akan memberikan hadiah untukmu," ucap Albert kepada wanita yang akan menggoda Darren.

  "Serahkan padaku, tidak ada satupun pria yang mampu menolak pesonaku," ucapnya lalu pergi menghampiri Darren. 

  "Baiklah, permainan dimulai apa kau akan tahan dengan godaan para wanita di sini?" tanya Albert menyeringai.

 "Apa kita akan tetap di sini, Baby?" tanya wanita itu dengan manja.

  "Tunggu sebentar, aku ingin melihat bagaimana temanmu mengalahkan ego si pria dingin itu," jawab Albert dengan mata terus memperhatikan Darren yang sedang digoda oleh wanita suruhannya.

 Di sudut lain, Darren tetap fokus dengan ponselnya tak menghiraukan ulah wanita yang berusaha untuk menggodanya. Karena merasa kesal, Darren mengeluarkan dompetnya untuk mengambil uang.

 "Kau ingin ini kan, ambillah dan pergi jangan ganggu aku," ucap Darren seraya melemparkan uang yang cukup banyak di atas meja.

  "Aku menginginkanmu," ucapnya dengan suara dibuat semenarik mungkin.

  "Hmm ... baiklah, kau ingin aku penggal di mana, di sini atau di kamar?" tanya Darren dengan tatapan dinginnya, membuat wanita itu merinding lalu beranjak.

  "Bawa uangmu, dan katakan kepada si bastard itu jika aku yang menang," ucap Darren lagi, dia tau jika ini adalah ulah si pria sialan, siapa lagi jika bukan Albert.

 "Beraninya bermain-main denganku," ucap Darren.

  Wanita itu menghampiri Albert dengan wajah kesal karena ditolak oleh Darren.

  "Kau tidak ahli merayu, Nona," ucap Albert mengejek.

  "Bukan aku yang tidak pandai merayu, tapi temanmu yang memiliki kelainan," ucapnya lalu memberikan uang yang dia ambil dari Darren kepada Albert.

  "Ambil saja untukmu, aku tidak butuh," ucap Albert.

  "Cih ... sombong sekali," ucapnya lalu pergi.

  "Ayo Baby kita bersenang-senang sekarang, kita sudah membuang-buang waktu dengan memperhatikan temanmu yang seperti bongkahan es itu,"

  "Baiklah, puaskan aku sekarang," ucap Albert

  Lalu Albert dan wanita itu menuju lantai dua, tempat di mana tersedia kamar untuk para tamu yang ingin menghabiskan malam dengan kekasih satu malamnya.

 "Sial!" maki Darren saat melihat Albert naik menuju lantai dua menggandeng seorang wanita dengan mesra.

  "Kenapa aku mudah sekali dibodohi oleh manusia tidak berguna itu," maki Darren lagi.

 "Pergi, jangan dekati aku, atau aku akan melenyapkanmu!" Darren menoleh ke arah suara itu, sepertinya Darren mengenali suara wanita yang sedang memaki seorang pria.

 Darren beranjak dari tempatnya untuk membuktikan apa yang dia pikirkan benar atau tidak. Tenyata benar, wanita itu adalah Vallery yang sudah dalam keadaan mabuk berat.

  "Satu lagi manusia bodoh ada di sini," ucap Darren, tanpa Darren duga Vallery berjalan sempoyongan menghampirinya.

 "Ternyata kau juga suka datang ke tempat seperti ini manusia kutub," racau Vallery seraya menunjuk Darren.

  "Apa kau bilang?" tanya Darren dengan rahang yang mengeras.

  "Ya, kau manusia kutub, untuk bicara saja kau hanya bisa mengeluarkan satu kata," jawab Vallery.

  "Aku benar-benar sial jika bertemu dengan gadis ini," ucap Darren, dia memutar tubuhnya untuk pergi dari tempat menyebalkan ini tapi tiba-tiba ....

  Bruk

 Vallery jatuh tersungkur mengenai punggung Darren, dengan sigap Darren membalikkan tubyhnga dan menangkap tubuh Vallery.

  "Astaga, jika kau tidak sanggup minum, kenapa harus minum alkohol, dasar bodoh," maki Darren.

  Lalu Darren menggendong Vallery menuju lantai dua, dia tidak mungkin membawa Vallery ke hotel, bukan tidak mungkin, tapi Darren malas membawa Vallery karena dirinya tidak membawa mobil.

 "Jika kau laki-laki, aku akan dengan senang hati melenyapkanmu, Vallery," maki Darren kepada Vallery yang berada di gendongannya.

 Darren kesal karena lagi-lagi bertemu dengan Vallery dalam keadaan mabuk seperti ini.

  "Buka pintu ini!"

 Perintah Darren kepada seorang pelayan yang lewat di hadapannya, dengan patuh pelayan itu membukakan pintu untuk Darren, Darren pun masuk ke kamar, dia hanya ingin membaringkan Vallery dan segera pergi, tapi ....


Bersambung...

  


Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status