Tersebarlah kabar di langit bahwa Sang Maha Pencipta telah berfirman kepada malaikat. "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi". Mendengar demikian, para malaikat bertanya kepada Sang Maha Pencipta" Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Sang Maha Pencipta berfirman: "Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui".
Kabar itu tak hanya tersebar di langit, tetapi juga di bumi yang sudah dihuni oleh para jin. Mendengar kabar itu, sebagian dari golongan jin yang ingin menjadi raja bumi merasa kabar itu adalah sebuah ke gagalan dari harapan mereka selama ini.
Hari itu tiba, Adam telah diciptakan oleh Sang Maha Pencipta. Dipanggilah semua mahkluk untuk berkumpul. Malaikat kembali mempertanyakan atas penciptaan Adam. Kemudian sang Maha Pencipta menantang para malaikat untuk menyebutkan nama-nama benda yang berada disekitar mereka. "Sebutkan kepada-Ku nama semua (benda) ini, jikakamu yang benar!" Mereka menjawab, "Mahasuci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami. Sungguh, Engkaulah yang Maha Mengetahui, Maha Bijaksana."
Sang Maha Pencipta berfirman, "Wahai Adam! Beritahukanlah kepada mereka nama-nama itu!" Setelah dia Adam menyebutkan nama-namanya, Dia berfirman, "Bukankah telah Aku katakana kepadamu, bahwa Aku mengetahui rahasia langit dan bumi, dan Aku mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan?"
Kemudian Sang Maha Pencipta menyuruh semua makhluknya untuk bersujud kepada Adam. Sebagian jin yang berada di sana tidak menurut perkataan Sang Maha Pencipta, tat kala para malaikat bersujud dia malah menengadahkan kepalanya kepada mahkluk yang ia anggap lebih rendah darinya.
Sang Maha Pencipta berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud kepada Adam di waktu Aku menyuruhmu?". Mereka menjawab "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
Mendegar jawaban itu Sang Maha Pencipta marah dan mengusir jin dari surga karena mereka telah menyombongkan diri. Sang Maha Pencipta berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya"
Dengan pengusiran jin dari surga terbagilah mereka menjadi beberapa kelompok. Jin baik, jin jahat, iblis yang selalu ingin membuktikan bahwa manusia tidak lebih baik dari mereka dan setan yang selalu menghasut manusia agar ikut dalam golongannya.
Seandainya iblis tidak membangkang kepada Sang Maha Pencipta tentunya ia tetap berada di surga. Padahal Sang Maha Pencipta hanya ingin melihat siapa diantara makhluknya yang mengikuti perintah dan larangannya tanpa syarat tidak bermaksud menjadikan manusia sebagai makhluk yang harus disembah oleh makhluk ciptaan-Nya yang lain.
Mendapat pengusiran itu iblis semakin membenci manusia dan ingin membuktikan bahwa manusia adalah makhluk yang lebih rendah daripada mereka. Oleh karena itu, mereka meminta penangguhan agar tidak dimatikan sampai waktu dibangkitkan para manusia dari kematian nanti. Dan Iblis mendapatkan penangguhan itu dari Sang Maha Pencipta.
Setelah mengusir iblis, Sang Maha Pencipta menyuruh Adam bersama istrinya, Hawa, untuk menempati surga, mereka mendapat kebebasan tinggal dan makan apa saja yang mereka mau kecuali satu buah yang bahkan untuk didekati pohonnya saja tidak boleh. Sang Maha Pencipta juga memperingati mereka agar berhati-hati dengan tipu daya iblis atau setan.
Kabar itu pun sampai ke telinga iblis, larangan dari Sang Maha Pencipta akan mereka gunakan untuk menggoda Adam dan Hawa. Tanpa kenal menyerah iblis terus mengelabui Adam dan Hawa tentang buah tersebut. Iblis menipu Adam dan Hawa dengan mengarang cerita bahwa buah yang Sang Maha Pencipta larang bernama buah khuldi yang memiliki khasiat siapa yang memakannya akan menjadi makhluk yang kekal di dalam surga. Adam maupun Hawa tidak percaya dengan perkataan iblis, namun iblis bersumpah kepada mereka bahwa apa yang dikatakannya adalah hal yang benar dan iblis hanya memberi nasihat agar mereka kekal di surga tanpa harus merasakan bumi yang tidak ada bandingannya dengan keindahan surga.
Dalam setiap ibadah dan aktivitas Adam dan Hawa, setan turut menyesatkan mereka dengan membisikan kalimat-kalimat iblis agar terngiang-ngiang dikepala mereka. Semakin lama sifat manusiawi Adam dan Hawa terbuka, mereka lemah akan hasutan atau perkataan orang, sehingga akhirnya mereka mencoba memakan buah itu. Tatkala keduanya telah memakan buah kayu itu, tiba-tiba nampaklah aurat-aurat mereka. Keduanya panik kemudian segera menutupi auratnya dengan daun-daun surga.
Sang Maha Pencipta yang Maha Tahu kemudian menyeru mereka: "Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakana kepadamu: "Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?"
Adam dan Hawa sadar mereka telah durhaka kepada Sang Maha Pencipta karena melanggar perintah. Dengan perasaan penuh penyesalan mereka meminta ampunan, dan Sang Maha Pencipta yang Maha Pemaaf mengampuni mereka, bahkan menuntun mereka cara meminta ampunan atau bertaubat.
Namun nasi telah menjadi bubur. Larangan telah dilanggar sebagai pengingat kembali kesalahan mereka, keduanya diturunkan kebumi dalam keadaan telanjang dan berpisah.
Jakarta 2009Tahun ini, demam smartphone sudah menyebar disemua kalangan. Tidak hanya orang kaya. Orang dengan ekonomi menengah ke bawah pun ingin memiliki alat yang dianggap bergengsi ini. Ditambah produk Cina yang dikenal sangat murah mulai menjamur. Kemampuannya tidak beda jauh dengan merk-merk mahal, hanya saja barang dari negeri tirai bambu ini memiliki grade yang rendah dan tidak tahan lama.Demam smartphone ini pun merebak dikalangan anak-anak sekolah dasar. Sherly seorang anak kelas lima SD akhirnya mendapatkan smartphone yang sudah juah-jauh hari ia minta ke orang tuanya. Di pertengahan semester ini ia berhasil mendapat peringkat ke tiga di kelas. Ia berhasil meningkatkan pringkatnya dari peringkat sepuluh ke peringkat tiga. Penyemangatnya tidak lain dan tidak bukan adalah hadiah smartphone yang dijanjikan orang tuanya.Cekrek. Suara kamera HP. Ia memerkan HP nya dengan mengajak selfie teman-temannya saat jam istirahat. Tak jarang ia usil memotret candid t
Pesan SherlySenang juga bisa berkanalan sama kamu. Udah malem ya, aku tidur dulu.Pesan HaidarYah udah mau tidur?Pesan SherlyIya, besok mau sekolah.Pesan HaidarSekolah di mana?Pesan SherlySD Melati Putih Jakarta.Pesan HaidarLoh gak jauh dari sekolah aku dong.Pesan SherlyEmang kamu dimana?Pesan HaidarDi SMP Anggrek Ungu JakartaPesan SherlyItu sih jauh.Pesan HaidarSelama masih Jakarta itu deket dong.Pesan SherlyIya juga.Pesan HaidarGak jadi tidur?Pesan SherlyEh iya, aduh udah jam segini lagi. Udah ah, parah nih bisa ngantuk besok.Pesan HaidarSelamat tidur. Besok aku chat lagi ya.Pesan SherlyIya***Bau masakan memenuhi ruma
Semarang, 2013Simpang Lima Semarang menjadi tempat paling populer di kota ini. Anak-anak muda usia delapan belas hingga akhir tiga puluhan berkumpul di sini. Didominsi oleh kaum mahasiswa. Anak-anak komunitas skate board dan sepatu roda bebagi tempat untuk belatih. Sisanya orang-orang yang duduk menikmati minuman dan makanan. Tak luput para pengamen dan penjual tisu menghiasi susana malam minggu ini.Di sebuah lesehan duduk lima anak muda yang merupakan mahasiswa disalah satu universitas di Semarang. Aiswa, Anita, Rini, Abdul dan Rizal. Sebuah gitar akustik menjadi penghibur utama mereka. Rizal memetik gitar itu piawai, maklum dia memang anak band di kampus. Sedangkan empat lainnya bernyanyi sambil memukul-mukul apa saja yang terjangkau oleh tangan mereka. Mereka berlima adalah teman sejurusan yang sekedar ingin meluangkan waktu bersama. Maklum jomblo, namun mungkin juga satu atau dua diantaranya berharap bisa menjalin kasih.Sesekali nyanyian Aiswa terhenti. P
Aiswa mengerutkan dahi membaca pesan-pesan dari Sita. Ia pikir Sita sedang berimaginasi atau membuat Aiswa penasaran dan masuk, tapi jika ini sebuah kebohongan maka Sita sungguh keterlaluan. Aiswa berniat untuk pergi jika ini memang akal-akalan Sita.Pesan SitaMereka lagi beresini mayat cewek itu.Pesan AiswaRa lucu Ta nek kowe mung gojekan! (Gak lucu Ta kalau kamu hanya bercanda.).Pesan SitaSumpah Wa, hubungi o polisi! Kalau mereka udah pergi nanti tak foto lokasine ben kowe percoyo. (Sumpah Wa, hubungi polisi! Kalau mereka udah pergi nanti aku foto lokasinya biar kamu percaya.).Pesan AiswaOk tak hubungi polisi, nek kowe bohong aku ra tanggung jawab. (Ok aku hubungi polisi. Kalau kamu bohonh aku ga mau tanggunh jawab.).Pesan SitaIyo tenan. (Iya beneran.).Aiswa kemudian mencari nomor polisi di internet dan menghubunginya. Seorang lelaki mengangkat telepon itu dan menerima laporan. Aiswa diminta unt
Stasiun Gambir 2018Lalu lalang orang dengan kegiatannya di stasiun. Antrian anjungan tunai mandiri sedikit menghalangi langkah seorang gadis dengan perawakan atlet karate. Tinggi, tidak kurus namun juga tidak gemuk. Ada sedikit otot terlihat di kemeja putihnya yang memang agak ketat. Kemejanya tak dikancing memperlihatkan kaos hitam bertulisan holiday. Aah tapi kaos ini hanya sekedar sablonan tak sesuai dengan maksud perjalannya hari ini.Pintu masuk tujuan Semarang telah dibuka. Gadis bernama Syafa itu tengah mengantri untuk masuk. Ia mengeluarkan KTP dan tiket dari sling bag. Tas wajib yang selalu dibawanya saat bepergian. Lebih simple dan aman untuk menyimpan dompet, HP dan barang penting lainnya seperti tiket. Sementara baju dan barang yang tidak perlu untuk keluar masuk ia simpan dalam tas ransel.Syafa mendapatkan nomor kursinya, dekat jendela, sesuai dengan pilihannya di aplikasi kereta api online.Kereta api berjalan setelah satu jam menunggu par
Syafa telah sampai disebuah rumah sesuai dengan alamat yang diberikan ayah. Rumah itu tidak sebesar rumahnya di Jakarta yang ditinggalkan ayah dulu tapi Syafa mencium kehangatan di rumah itu. Rumah bercat biru pastel dengan halaman yang terawat baik. Di halamannya tumbuh rumput dan pohon-pohon hias dalam pot. Di atas pintu garasi tertempel ring basket mainan. Sepeda roda empat berwarna merah mudah dan sepesa lipat berwarna milenium terparkir di luar garasi.Setelah memperhatikan rumah itu sejenak tak ada alasan lagi berlama-lama di luar. Cuacanya panas dan ia sudah cukup kelelahan dengan mimpi-mimpinya yang tak sesuai harapan di kereta tadi.Didorongnya pintu kecil pagar berwarna hitam itu. Ia berdecit kencang. Menimbulkan suara yang ia yakini sampai ke dalam rumah. Benar saja, setelah menutup pintu pagar kembali pintu rumah terbuka tanpa ia ketuk. Seorang anak lelaki berusia delapan tahun muncul bersama seorang anak perempuan berusia empat tahun. Keduanya malu-malu teta
“Nanti kabarin kalau udah selesai.” Ucap ayah sebelum Syafa turun dari mobil. Ayah tidak bisa menemani Syafa karena harus bekerja.Syafa diturunkan di sebuah kampus yang cukup ternama di kota itu. Kampus dimana Aiswa dulu sekolah.Penjelasan ayah dan mama membuat ia ngotot untuk mencari informasi tentang Sita di kampus itu.Kejadian sehari sebelumnya....Pasca menemukan note book Aiswa di buku matematikanya Syafa langsung mengintrogasi ayah dan mama yang waktu itu sedang berada di ruang televisi. Sementara Doni dan Dini sedang tidur siang di kamar mereka masing-masing.“Tolong jelaskan apa ini?” Ayah dan mama tidak menjawab mereka malah saling menatap satu sama lain karena mereka sendiri tidak tahu apa yang disodorkan Syafa.Ayah mengambil note book kecil itu membaca satu persatu setiap halaman hingga halaman terakhir bersama mama.“Siapa Sita?”Mereka berdua mencoba mengingat-ngingat kejadia
Rumah Anita, Semarang 2013Sekitar jam 06.30 pagi Anita terbangun oleh suara sepupunya yang berteriak berebut channel TV. Tradisi setiap malam minggu kakak perempuannya pasti akan pulang dengan suaminya ke rumah mama. Tak sempat semalam ia bercanda dengan kedua jagoannya itu karena mereka sudah tertidur ketika Anita pulang maka hari ini ia akan puas-puaskan memeluk dan menjahili keduanya.Seperti biasa sebelum keluar dari kamar Anita mengambil HP. Rutinitas setiap pagi mengecek sosial media yang sebenarnya tidak ada manfaatnya juga bagi dirinya. Baru saja membuka kunci HP jumlah panggilan dan pesan yang tak wajar masuk ke HP.Rizaq, Abdul, Rini dan sebuah nomor tak dikenal memanggilnya. HP nya memang ia silent jadi tidak terdengar panggilan atau notifikasi apapun sejak semalam ia pulang.Bergegas ia menelepon Rini."Hallo... akhirnya kowe tangi dab. (Akhirnya kamu bangun dab.)." Suara Rini di telepon terdengar panik bercampur lega.“Ngopo?”