Share

Tragedi (flash back)

Namun naas salah satu mahasiswi dari kelompok Shena mengalami kecelakaan dipatuk ular yang sangat berbisa, kejadian ini tidak pernah diduga, selama ini lingkungan kampus selalu dijaga ketat oleh pengaman dan ada juga tukang kebun yang senantiasa mengecek dan membersihkan kebun.

Pertolongan pertama sudah diberikan kepada korban namun naas sebelum korban sampai di RS korban sudah tidak mampu bertahan karena sebelumnya korban memang dalam kondisi sakit.

"Shena cepat panggil ambulan!" teriak Gilang dari pintu luar aula dengan menggendong seorang anak gadis yang merintih kesakitan.

"Ada apa Gil?" Tanya Shena yang ikut panik sambil  mengikuti apa yang diinstruksikan oleh Gilang.

"Salah satu anak dari kelompok kita dipatuk ular," ucap Gilang dan melakukan pertolongan pada anak gadis di hadapannya dengan mengikat kakinya dengan kain.

Kondisinya sangat buruk kaki bekas gigitan ular berubah warna menjadi biru keunguan, mereka semakin panik ambulan yang dihubungi belum juga datang.

"Hanya satu solusi nya kak kita antar saja ke rumah sakit sekarang dengan mobil. "Kata salah satu anak memberikan pendapatnya.

"Pinjam mobil kak Kenan saja yang dekat dari sini Kak, karena kalau mau ke parkiran jauh.

"Cari Kenan cepat, "ucap Gilang, sedang kan gadis di pangkuannya kini tergolek lemas tak berdaya. Keringat dingin bercucuran di dahinya Gilang  sudah tidak bisa berpikir lebih jauh lagi untuk menolong gadis ini.

"Kenapa mencari ku bukan panggil ambulans saja? "Tanya seorang pria yang tidak lain adalah Kenandra.

"Cepat pinjamkan mobilmu, kita selamatkan gadis ini."Ucap Gilang  meminta bantuan.

"Kalian pikir mobilku ambulan sehingga seenak kalian mau membawanya. " Ucap Kenan ketus tanpa memperdulikan kondisi gadis itu yang semakin lemah.

"Kenan lihatlah gadis ini sudah lemah, tolong bantu kami untuk menyelamatkannya," ucap gilang kembali memohon sedangkan gadis dipangkuan nya semakin lemas dan lambat laut menjadi dingin.

"Persetan dengan gadis itu, memang ketua kelompok kalian yang bodoh menugaskan kalian untuk jadi tukang kebun kalau mau menyalahkan salahkan mereka berdua yang tidak becus menjadi ketua."ucap Kenandra memprovokasi anak buah Gilang dan Shena sehingga mereka marah.

"Tutup mulutmu Kenan kalau kamu tidak mau membantu kami," ucap Shena tak kalah sengit. 

"Dasar bodoh tidak berguna," umpat Kenandra kesal.

"Begitu caramu memimpin anak buahmu, hah? Sampai digigit ular pun kalian tidak bisa menyelamatkannya.

"Lihatlah semua kebodohan pimpinan kalian,"ucap Kenandra menambah panas keadaan. 

Beberapa anak ikut tersulut emosi dan menyalahkan pimpinan mereka. Aksi berdemo para mahasiswa baru pun tak bisa dielakkan lagi. 

Sedangkan di sudut lain seorang wanita tersenyum licik, ia merasa senang karena mampu mengacaukan kelompok Shena walaupun  nyawa yang kini menjadi taruhannya.

Bunyi sirine Ambulan terdengar mendekat dimana Gilang memangku gadis yang sudah tak berdaya itu ,secercah harapan datang gadis itu segera dilarikan ke rumah sakit terdekat, sampai di RS gadis itu sudah tidak tertolong lagi.

Semua usaha sudah semaksimal mungkin namun takdir berkata lain, Allah lebih sayang padanya.

Hal ini  menjadi pukulan terbesar dalam kehidupan Gilang, di depan mata ia melihat gadis itu tergolek lemah dan dirinya tidak mampu berbuat apapun, Gilang merasa tidak berguna tidak mampu menyelamatkan nyawa gadis itu. Tangis dan penyesalan  tak terbendung lagi sehingga Gilang memilih keluar dari kampus dan kuliah kedokteran di luar negeri ia berharap setelah menjadi dokter ia sanggup menyelamatkan nyawa seseorang.

Setelah peristiwa meninggalnya gadis itu dan demo antar mahasiswa baru. Misteri tentang ular berbisa di kampus sampai saat ini belum ada titik terang,

kegiatan ospek malah mencoreng nama baik kampus itu sendiri. Dan didalam nya ada nama Shena yang menjadi ketuanya , bulan bulanan dari mahasiswa lain pun harus diterima nya walau menyakitkan ia tetap berusaha bertahan, apalagi kata-kata pedas yang dilayangkan oleh orang yang bernama Lisa  begitu membekas dihati. Padahal seandainya waktu itu Kenandra lebih memilih menolong daripada berdebat, kematian itu tak mungkin terjadi.

Shena POV

Hari-hari kulalui sendirian saat ini, setelah insiden kematian mahasiswa baru itu aku diturunkan dari jabatan sebagai wakil ketua BEM dan kini aku merasa terbebaskan dari berbagai macam aturan dan tuntutan sebagai wakil mahasiswa.

Sedangkan Gilang melanjutkan kuliah keluar negeri meninggalkan aku sendiri terpuruk di kampus penuh kenangan.

Gilang memilih jurusan kedokteran ia begitu terpuruk setelah insiden kecelakaan itu, gimana tidak mahasiswa itu meninggal tepat di pangkuannya tanpa dirinya bisa berbuat apa-apa padahal ia sudah berusaha sekuat tenaga menolong gadis itu namun ditengah jalan gadis itu sudah meninggal.

Pesan gadis itu terakhir yang kuingat adalah untuk memanggil kan kedua orang tuanya namun belum sempat gadis itu bertemu kedua orang tua nya ia terlebih dulu meninggal. Waktu itu aku hanya bisa menangis dan menyaksikan tubuh yang membiru karena racun ular itu  sudah menyebar kesebagian tubuh gadis itu.

Bertemu kedua orang tua gadis itu adalah hal terberat bagiku, mereka belum terima karena putrinya meninggal secara mengenaskan jalur hukum mereka sudah tempuh namun tak ada bukti kuat bahwa itu semua karena faktor kesengajaan. Dan akhirnya mereka hanya pasrah padahal gadis itu adalah anak satu-satunya. Sedangkan pihak kampus menutup rapat kasus itu agar tidak mencuat ke publik.

Sudah dua bulan peristiwa itu berlalu, aku melanjutkan aktivitasku seperti biasa namun tanpa kehadiran Gilang dihari-hariku membuatku benar-benar merasakan sendirian karena selama ini kami selalu jalan bersama, makan bersama, mengerjakan tugas kuliah bersama 

Sedangkan teror dari kedua makhluk usil itu terus menghantuiku. Entah mengapa mereka tak mau berhenti mengganggu aku dan terus menerus menghujatku.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status