Sedangkan disudut lain nampak pria berkaca mata nampak mengulum saliva nya dan bergegas pergi, setelah aksi perempuan itu selesai ia takut wanita yang diam-diam menarik perhatiannya itu menyadari keberadaannya maka ia pun memutuskan untuk segera pergi dan melepaskan hasratnya ditoilet terdekat.
"Wanita yang luar biasa, Aku suka sifat liarnya," gumam pria itu dengan mendesah perlahan memikirkan gundukan kenyal yang menantang dengan meremas dan memenuntaskan benda keras yang berada di bagian pangkal paha nya yang kini dalam mode on membayangkan dirinya dalam buaian wanita seksi dalam fantasi liarnya.***
Pintu ruang kerja Kenadra nampak terbuka, seorang wanita hamil dengan parasnya yang cantik dan menawan kini terlihat seksi dengan balutan dress bermotif bunga lili warna merah muda dengan tas tangan berwarna hitam yang menambah kesan elegan berjalan anggun menuju meja kerja sang pria yang sangat dicintainya, kegelisahan pada wajahnya nampak terlihat jelas."SayanWanita dihadapannya semakin membuat gairah Kenan semakin membuncah dan semakin memperdalam permainan menghisap memainkan ujung lidah dengan lembut dan menuntut dan lebih kasar dan setelah itu melumat lembut bibir mungil yang membuatnya selama ini candu rasa manis bibir mungil dengan lipstik warna pink sedangkan tangan berotot itu dengan lembut membelai bongkahan bulat yang nampak indah dan ketika istrinya itu hamil kini terlihat lebih berisi dan kenyal dan membuatnya semakin nyaman, menyukai benda kenyal itu dan terus memainkannya. "Sst....Sayang hentikan lenguh wanita itu berusaha menghentikan aksi suaminya namun tetap tak berdaya pria kekar dihadapannya lebih kuat mendominasi."Ini di kantor Aku malu kalau tiba-tiba karyawan melihatnya," kata wanita itu susah payah setelah bibirnya terlepas dari jerat bibir pria buas dihadapannya yang kini menyeringai bodoh bermaksud menggoda sang istri. "Hem... aku pastikan mereka tidak akan berani menggang
Seulas senyuman mengembang disudut bibir pria paruh baya dengan menghisap cerutu yang asapnya telah membubung tinggi dan terburai ditiup angin sejuk pegunungan, kini netra Pria paruh baya itu tertuju pada hamparan luas perkebunan stroberi yang sekarang menjadi hak miliknya. Sedang kan di depan pintu kamar Pria itu seorang wanita diam-diam memperhatikan gerak-gerik pria tua itu, dengan menghela nafas panjang dan memantapkan diri untuk mengetuk pintu dan akhirnya wanita itu memberanikan diri untuk masuk keruangan yang memang tak terkunci rapat dengan membawa secangkir kopi dan meletakkannya di atas meja saat mendengar langkah kaki dan aroma kas kopi tercium di indra penciuman Pria tua itu seketika menoleh mengembangkan bibirnya bermaksud menyambut hangat siapa yang datang dihadapannya saat ini, dilihatnya wanita masa lalu nya itu menundukkan kepala enggan untuk menyapa bahkan melihat wajah pria tersebut. "Terima kasih," ucap Pria itu datar, dan seketika meraih tangan wan
Maura percaya bahwa kehidupan keluarga akan berubah lebih baik setelah keputusannya siap tidak siap ia harus mulai berkembang mengikuti kata hati dan keluar dari zona nyamannya saat ini, dari parasnya yang cantik dan kecerdasan yang mumpuni menurun gen dari keluarga Admaja gadis itu tidak berbeda jauh dari kedua putri Admaja yang lain. Selama ini Maura tidak mengenal siapa ayah sesungguhnya namun ketika pertama kali bertemu dengan Danu Atmaja ia merasa mendapatkan figur seorang ayah dari pria paruh baya itu, niat Maura untuk lanjut pendidikan semakin kuat, hidup ditempat terpencil dan bekerja di kebun stroberi tak cukup untuk biaya pendidikan dan memenuhi kebutuhan hidup dirinya dan juga sang ibu, walaupun Tuan Atmaja berjanji akan menopang semua kebutuhan pendidikan dan kebutuhan hidup ibunya Maura tetap tidak bisa menerima begitu saja pemberian dari orang yang baru ia kenal itu. Banyak hal yang masih membuat gadis itu penasaran apalagi seperti ada r
"Tuan Anda menggertak, Saya? ucap Yansen dengan sinis, Aku hanya seorang wanita tua tak layak Anda yang seorang terhormat mencoba mendekati wanita miskin seperti Saya apalagi saya masih saudara ipar Anda walaupun kakak sudah meninggal tak sepantasnya seperti ini, namun seperti nya pria tua itu sudah kebal malu ia terus saja maju menyudutkan wanita didepannya. Yansen mengatur nafas yang sesak karena perlakuan pria tua itu yang kini semakin menyudutkan langkahnya. "Kamu tetap cantik seperti dulu, bisik pria tua itu ditelinga Yansen yang membuat bulu kuduk meremang seketika detak jantung Yansen serasa berhenti, kenangan masalalu seperti terulang kembali, tubuh Yansen menggigil sesak di dada akan kenangan buruk kembali muncul, namun pria itu semakin mendekat lekat ditubuh Yansen yang hanya dibatasi oleh pakaian yang mereka kenakan, irama detak jantung yang menyatu membuat Yansen semakin gelisah gelenyar aneh akan keadaan dan siksaan itu sulit dihindari. "Apa maksud Anda Tuan berkata sepe
Terdengar suara pintu diketuk dari luar dan suara cempreng yang memekakkan gendang telinga yang berteriak di pagi buta, padahal udara sedang dingin-dinginnya. Rasanya cocok untuk tidur sambil memeluk guling, boneka kelinci dan merapatkan selimut motif kelinci kesayangan."Mera! Mera!" terdengar teriakan dari depan pintu kamar, sedangkan waktu menunjukkan pukul tujuh pagi.Amera menguap. "Ah, menyebalkan! Masih pagi, tapi Kakak berisik sekali! Aku masih ngantuk!" sahutnya, dengan gerakan anggun merapikan selimut kesayangan yang kini sudah kembali menutupi hampir setengah badanku."Dasar malas," gerutu sang kakak, Shena, masih di depan kamar Amera.Awas saja kamu. Nanti Kakak guyur air seember kalau belum bangun juga, ancam Shena geram dalam hati terhadap sifat putri kecil kesayangan ayahnya itu."Katanya mau bantu Kakak untuk menjalankan bisnis Ayah, tapi nyatanya jam segini masih tidur!" lanjut Shena mengeluarkan jurus andalannya.Amera lang
Jangan panggil paman, aku bukan pamanmu!" Bentak Dirga dengan semakin memperkuat cengkraman tangan nya pada pergelangan tangan milik shena."Lepaskan aku!" air mata Shena mulai menetes, rasa sesak dan sakit di tangan, membuat nya tak mampu mengontrol emosi lagi."Hanya segitu pertahanan mu?"ledek Dirga dengan senyum sinis yang telah berusaha mempermainkan hati Shena, Dirga tahu benar kelemahan gadis yang ada di depannya saat ini."Ha ha ha" tawa Dirga terdengar mengejek dan menghina Shena terasa menusuk ke gendang telinga."Semua anak gadis Atmaja memang payah, baru digertak sedikit sudah menangis.Kamu memang tak pantas untuk duduk di kursi singgasana perusahaan ini. Kamu bisanya hanya menangis dan merepotkan saja."ucap Dirga sinis"Dasar lemah," gerutu Dirga yang semakin kesal melihat Shena menangis di depannya, bukan hal ini yang Dirga harapkan dari Shena, ia menyukai Shena yang melawan dan memberontaknya. Namun entah mengapa harus
"Surprise... !"Ayah pulang!" Ucap ayah dan mengusap pucak kepala anak sulungnya."Sejak kapan ayah pulang, kok tidak suruh Shena jemput ayah?" Tanya Shena yang terkejut dengan kedatangan ayah dan bergelayut manja di pundak sang ayah."Tentu ayah harus kasih surprise ke kalian berdua." jawab ayah yang turut bahagia dengan kejutan kecil yang disambut oleh anak gadisnya dengan gembira."Ayah bosan dirumah sakit terus-menerus." Ucap ayah berterus terang."Ayah sudah sembuh?"Harusnya ayah tetap istirahat jangan melakukan perjalanan jauh sendirian." Shena mulai dengan semua omelannya, kekhawatiran anak gadisnya terlalu berlebihan."Ok! lain kali ayah akan lebih hati-hati. Pada akhirnya ayah lebih memilih mengalah daripada terus melakukan perdebatan kecil."Dimana putri kecil ayah?"tanya ayah dan merebahkan tubuhnya di sofa ruang keluarga."Jangan ditanya ayah pemalas satu itu tentu masih mimpi indah di jam segini. Shena masih sibuk d
Kenandra sangat merindukan gadis yang selama ini menjadi pujaan hatinya. Monalisa adalah pengisi ruang kosong di hati Kenandra.Sayang aku sangat merindukan mu," ucap Kenandra mengawali cumbuann nya.Sedangkan Lisa yang sudah berada didalam kukungannya mendesah kegelian dan menikmati setiap sentuhan demi sentuhan yang diberikan oleh Kenandra."Kenandra kembali melakukan aksinya tangannya senantiasa bergerilya menggerayangi setiap inci tubuh wanita yang kini berada di pangkuannya, Kenandra begitu menikmati aksinya sehingga ia lupa mengunci otomatis ruang kantor nya.Tiba-tiba pintu ruangan terbuka, Rudy sang asisten pribadi sekaligus sahabat Kenandra masuk dengan tanpa merasa bersalah dan terkejut melihat aksi mereka berdua.Hal sama pun dirasakan oleh sepasang sejoli yang sedang dimabuk asmara itu. Namun bukannya berhenti Kenandra malah semakin bersemangat melakukan aksinya, ia mencoba membuat temannya itu iri padanya."Sial!" umpat Ke