Selang beberapa waktu saat kesehatannya memulih, Lia mampir sebentar ke rumah sakit tempat Dito dirawat selama pemuda itu masih mengalami masa koma, memberi semangat pada Rachel dan orang tua Dito yang tidak pernah absen untuk menunggu kapan pemuda itu akan bangun. Ia menguatkan mereka yang masih setia di samping ranjang pemuda yang terlelap dalam damai.
Setelah menjenguk Dito di rumah sakit, Lia beralih untuk menjalankan kuda besi yang ia kendarai menuju tongkrongan di mana Rahdan dan teman-temannya biasa berkumpul. Semua yang terjadi belakangan ini sudah melebihi batasan yang ia, Geezca, Aisha dan Eric lakukan untuk menghentikan Resta.
Lia benar-benar nggak bisa menerima kejahatan yang pemuda itu lakukan. Apalagi menyangkut nyawa seseorang yang dia kenal dengan baik. Walaupun banyak kejahatan lainnya yang ia nggak tau atau Resta berusaha menyembunyikan terkait dengan dendam dia dimasa lalu.
Gadis itu keluar dari mobil diikuti langkah kakinya yang tergesa-gesa
Lia tepat berdiri di depan rumah berwarna hijau daun setelah memarkirkan mobilnya di halaman. Suasana rumah yang terkesan sunyi dari luar, malah membuat degup jantungnya berdetak semakin kencang. Ia menghembuskan napas panjangnya sesaat sebelum benar-benar masuk ke dalam rumah tersebut.Gadis itu menetralkan degup jantungnya yang berdetak tak karuan. Lia menoleh pada sekelilingnya untuk memastikan apakah Rahdan dan yang lainnya sudah datang atau belum. Reinan dan Juna melambaikan tangannya dari balik tong sampah besar yang ada di depan rumah tetangga pemuda itu. Sementara Rahdan dan Harris bersembunyi di balik semak belukar yang tumbuh liar di sekitar halaman rumah Resta.Sebelum mereka sepakat untuk memulai aksi terbuka ini, Lia akan memecahkan apapun yang ada di sekitarnya sebagai pertanda kalau gadis itu memerlukan bantuan segera. Rahdan juga sudah konfirmasi ke Lia, untuk urusan polisi, Rahdan meminta bantuan kepada ayahnya yang bergerak di bidang itu dan beliau su
Kejadian penangkapan dari Resta beberapa waktu yang lalu, cukup menghebohkan seluruh siswa dan para guru yang mengenal baik bagaimana seorang Naresta Shaquille Tjandranegara, tidak ada yang pernah menyangka dan terbersit di pikiran mereka kalau Resta akan bisa bersikap seperti seorang psikopat berhati dingin, tidak berperasaan dan mati rasa terhadap semua korbannya.Dengan adanya peristiwa tersebut pun membuat sekolah langsung mengeluarkan Resta, walaupun pemuda itu sudah banyak menyumbangkan banyak piala penghargaan untuk sekolah, melalui prestasi yang sudah pemuda itu capai dari berbagai kejuaraan sains. Keputusan tepat demi melindungi nama baik sekolah juga beberapa siswa yang diduga berada di bawah tekanan Resta.Rahdan yang mengetahui semua kejadian itu secara tidak langsung, ikut bertanggung jawab atas kesehatan mental teman-temannya. Pasti tidak mudah mengalami semua masa itu sendirian. Terlebih lagi untuk Lia. Korban nyata untuk semua kekerasan yang sudah
Rahdan, Juna, dan Rachel datang menyusul Serena dan Simon yang sudah lebih dulu datang ke rumah sakit. Rachel langsung mendekat ke arah Serena lalu memeluk erat tubuh gadit itu yang sedang ada di titik paling rendah hidupnya, apalagi Serena melihat sendiri bagaimana keadaan Reinan usai kecelakaan itu terjadi.Juna meliha ke dalam ruangan unit unit gawat darurat yang lampunya saja masih menunjukkan warna merah, tanda operasi Reinan belum selesai. Setelah dilarikan ke rumah sakit, dokter segera mengambil tindakan untuk meminimalisir hal yang tidak mereka inginkan pada Reinan. Rahdan mendudukkan dirinya di sebelah Simon, pria paruh baya yang sudah menganggap ia, Juna, dan Dito sebagai anaknya sendiri, karena sudah berteman dengan Reinan sejak anak itu masih duduk di bangku taman kanak-kanak.“Gimana bisa Reinan kecelakaan kayak gini?” tanya Juna lirih.“Tadi gua kan lagi jajan sama dia, beliin pesanan kalian, terus Reinan liat Harris jalan dan pos
Rahdan memarkirkan ninja warna hitamnya tepat di depan rumah gadisnya. hari ini memang mereka ada janji untuk berangkat ke sekolah bersama. Sebagai anak baik jadi pemuda itu memberikan salam ke Wira—kakak tertua dari Becca yang membukakan dia pintu. Becca hanya tinggal bertiga saja bareng Wira dan Jaden karena orang tua gadis itu sudah meregang nyawa saat ada kecelakaan pesawat tahun 2017 lalu.“Assalamualaikum, Bang hehe,” sapa Rahdan lalu tersenyum manis sampai mata nya pun ikut tersenyum.“Walaikumsalam. Pagi amat jemput adek gua lo nya udah sarapan belom? Kalo belom sekalian aja tuh barengan,” sambut Wira ramah juga.“Alhamdulilah udah tadi sama bunda sarapan nya. Becca nya udah siap kan, Bang? Soalnya gua sama dia harus jaga depan gerbang checkin ketertiban nya anak-anak.” Rahdan liat jam di pergelangan kiri tangan nya.“Sabar lagi pake sepatu nih, tungguin!” seru Becca dari dalam rumah.
Di luar aula Juna memberikan instruksi pada Rachel, Harris, Serena, Dito, Reinan, Ken dan Joyce selaku anak ketertiban.“Gausah nanggung nanggung kalo mau galak bukan mau senioritas tapi lo pada ngerti kan anak sekarang tuh kalo ga di kerasin pada ngelunjak gatau aturan,” kata Juna.“Ada Ken, Serena ama Dito ini tenang aja lah kita,” ceplos asal Reinan. Lalu dihadiahi lirikan sinis dari ketiga nya.“Mereka harus ngerasain gimana dulu kita di mos sampe ga tidur semaleman cuman buat mikir tugas doang. harus impas,” ucap Joyce yang kaya nya mau balas dendam.“Gini deh berhubung ini masih hari pertama biasa aja dulu jangan yang terlalu wah baru besok nya kita gembleng abis abisan,” usul Harris malah langsung tolak mentah-mentah oleh teman-teman nya.“Jangan. Lo pada ga liat apa tadi muka adek kelas nya pada ngeselin semua. Apalagi yang cewe tuh masa baru mos aja udah dandan,” sungut kesal Rach
Kegiatan hari ini diawali dengan senam bersama yang sudah dilakukan tadi dan sekarang berganti semua peserta mos harus mendapatkan tanda tangan dari semua kakak osis tanpa terkecuali. Jadi harus dapet semua. Ada yang gampang dimintain ada juga yang susah kalo tipe orang nya keras.Acara minta tanda tangan ini juga sebenernya hiburan buat para panitia karena bisa mengerjai para peserta mos nya. contohnya seperti yang dilakukan oleh Reinan, Owen,Harris, Cakra dan Hanif ini.Sebut saja mereka Delvin, Chiko, Rasha, Madha dan Barga yang sudah keringat dingin nih tidak tahu akan diberi tantangan apa hanya untuk sebuah tanda tangan.Harris berjalan sambil menyedekapkan tangan di dada menatap satu persatu kearah calon adek kelas nya ini. “Tegang amat sih muke lo pada, santai aja kali. Kita ga bakal galak kalau lo pada ga ngeyel.”“Kesini mau ngapain?” tanya Hanif singkat.“Mau minta tanda tangan, Kak.” Jawab mereka seren
Hari terakhir masa orientasi sekolah dimulai dari apel pagi sekaligus pelepasan kartu identitas bagi seluruh peserta mos. Pada hari pertama pemimpin upacara dipimpin oleh Dito dan di hari terakhir ini dipimpin oleh Resta. Dengan ada Ken, Cakra dan Aisha sebagai danton untuk masing-masing kelas.Seusai apel semua peserta digiring untuk masuk kembali ke dalam aula karena akan ada demo eksrakuliler dan beberapa acara lainnya sebagai penutupan. Demo ekskul pun dimulai. Tidak munafik juga peserta mos maupun anak osis menikmati sekali hiburan ini walaupun mereka capeknya luar biasa.Di tengah keriuhan acara di aula tidak ada yang sadar kalau Juna dan Rachel itu menghilang sebentar untuk ngomong di ruang osis. Mereka ini masih ada darah sepupu dan sebenarnya Juna dan Rachel sudah seperti kakak dan adik sungguhan. Juna cukup khawatir melihat keadaan Rachel dari awal masuk memakai masker berwarna hitam pula.“Kenapa tuh muka lo? Jerawatan?” tanya Juna sambil
Kira-kira di warung Mak Ecih ada 20 anak osis yang memang lagi nongkrong disitu. Memanfaatkan kecepatan wifi yang cepat kalau untuk bermain game membuat Haikal, Pasha, Alby, Felix, Hanif, Eric, Gavin, Bintang dan Cakra ini mabar di handphone mereka masing-masing.Di bagian tempat lain ada Rahdan, Harris, Dean, Reinan, Resta, Ken, Dito dan Gio sedang asik merokok. Jangan salah walaupun mereka di sekolah mempunyai jabatan yang lumayan tinggi mereka semua tetaplah anak sma biasa yang ingin kebebasan. Di sebelahnya ada Surya dan Sandya yang lagi menghabiskan makan siang mereka.Juna ingin minum sesuatu yang dingin untuk menjernihkan pikirannya ini pun membuka kasar kulkas lalu ngambil kaleng coca cola. Dia meneguk cola tersebut sampai habis. Kaleng yang dipegang sampe tidak berbentuk lalu dia lempar ke tempat sampah.“Bangsat,” desis nya pelan.Juna ngambil satu batang diatas meja dan dia ikut menghirup kepulan