Share

πέντε

Kira-kira di warung Mak Ecih ada 20 anak osis yang memang lagi nongkrong disitu. Memanfaatkan kecepatan wifi yang cepat kalau untuk bermain game membuat Haikal, Pasha, Alby, Felix, Hanif, Eric, Gavin, Bintang dan Cakra ini mabar di handphone mereka masing-masing.

Di bagian tempat lain ada Rahdan, Harris, Dean, Reinan, Resta, Ken, Dito dan Gio sedang asik merokok. Jangan salah walaupun mereka di sekolah mempunyai jabatan yang lumayan tinggi mereka semua tetaplah anak sma biasa yang ingin kebebasan. Di sebelahnya ada Surya dan Sandya yang lagi menghabiskan makan siang mereka.

Juna ingin minum sesuatu yang dingin untuk menjernihkan pikirannya ini pun membuka kasar kulkas lalu ngambil kaleng coca cola. Dia meneguk cola tersebut sampai habis. Kaleng yang dipegang sampe tidak berbentuk lalu dia lempar ke tempat sampah.

“Bangsat,” desis nya pelan.

Juna ngambil satu batang diatas meja dan dia ikut menghirup kepulan asap tak sehat itu bersama yang lain.

“Lah sebat, bos? Bukannya si Geezca kaga bolehin lo sebat lagi kan?” tanya heran Gio.

“Persetan, gua butuh ini sekarang.” Juna mendudukkan badannya diantara Resta dan Ken. Berada diantara dua cowo jangkung itu juga tidak membuat Juna merasa terintimidasi.

“Anjrit, lo kenapa ama Geezca? Masalah apaan lagi?” tanya Alby sampai keluar dari game yang mereka mainkan dan membuat teman-temannya mengumpati Alby.

“Gausah gua jelasin juga lo semua punya mata kan tadi. Bisa liat sendiri ada masalah apa sama otak nya Geezca tuh!”

Gila, banyak yang speechless karena belum pernah Juna mengatai cewe sampe se kasar ini apalagi cewenya itu Geezca. Pacarnya sendiri.

“Kenapa lo masih pertahanin dia yang ga bisa deserve lo balik? Banyak kali cewe yang naksir ama lo. Kaga usah jauh-jauh tuh Shasha aja demen sama lo,” ceplos enteng Gavin.

“Gua juga ga ngerti kenapa gua masih betah jalanin ini sama dia. Sebenernya ada beberapa pertimbangan yang gua pikirin. Yang paling utama gua gamau liat Rachel balik terpuruk kaya dulu. Udah cukup keluarga dia aja yang ancur. Gua ga bakal bisa nerima kalo orang yang bikin adek gua seneng di usik ama orang lain.” Juna membuka kaleng cola yang diambilin sama Reinan dengan satu tangan nya lalu dia minum.

“Kalo dia bukan cewe lo juga udah gua maki tiap hari, bangsat. Bilang in lah ke dia gausah chat gua kalo bukan urusan osis, caper ke gua. gua ke ganggu. Bukan cuman gua tapi Geezca udah bikin Rachel ga nyaman,” ucap datar Dito.

“Kalo gua ga sayang sama dia juga bakal gua marahin tiap hari,” Dengus kesal Juna.

“Tapi keliatan nya lo baik-baik aja gitu sama Geezca.” Sandya mengelus perutnya yang kekenyangan habis makan mie tadi.

“Ga semua yang di permukaan baik-baik aja dalem nya bakal adem ayem, San,” sahut Bintang.

“Tuh contoh nya Resta-Aisha, Cakra-Lia atau Gavin-Tyas-Felix.” Main tunjuk aja si Dean ke oknum yang bersangkutan.

“Bajingan kok jadi nama gua yang di sebut??” seru kesal Felix.

Kalau kalian ingin tahu saja permasalahan mereka itu apa jadi Resta dan Lia itu sudah bersahabat dari lama sekali. Semuanya apa-apa Resta pasti ceritanya ke Lia dan seperti menjadikan Lia prioritas untuk Resta begitu juga sebaliknya Lia ke Resta.

Aisha sih sudah bodo amat bahkan tidak perduli soal hubungan dia sama Resta dan malah sedang dekat dengan Dhika. Sementara Cakra juga merasa kalau hubungan dia sama Lia itu kesalahan. Cowo itu sedang mencari waktu yang pas untuk mengakhiri semua nya. Kalau hubungan nya Gavin-Tyas-Felix lebih rumit dari punya Resta-Lia-Cakra-Aisha.

Tyas baru menyadari kalau dia memiliki suatu penyakit yang tidak bisa kalau hanya punya 1 pasangan saja. karena dua cowo itu sudah sangat menyanyangi Tyas ya akhirnya mau lah Gavin dan Felix di jadikan pacar oleh gadis Orzora ini. Ya gitu kalo bucin jadi goblok.

Reinan yang habis kembali dari kamar mandi berjalan melewati kursi belakangnya Harris yang asik bermain handphone niat awal ingin mengageti oleh Reinan. Tapi begitu melihat dengan siapa Harris chattingan membuat amarahnya naik dengan cepat.

Reinan berdiri tepat di depan badannya Harris lalu menarik kaus hitam yang dipakai oleh pemuda itu dan mendorong badan pemuda Aldebra ini ke tembok. Semuanya terkejut dengan perlakuan Reinan terlebih lagi Rahdan yang duduk persis disebelahnya Harris.

“KENAPA SIH LO!” bentak Harris yang masih kena efek kaget.

“LO YANG KENAPA!” Reinan balas membentak Harris dan makin menekan tangannya dia di dada milik Harris. “Punya hubungan apa lo sama Serena!?” sentak Reinan menatap Harris penuh emosi.

“Eh eh jangan gelud sat omongin baek baek, jing!” seru Hanif panik.

“Gua deket sama Serena, kenapa?” ucap santai Harris.

Reinan mengeraskan rahang nya. “Otak lo dimana hah? Lo, kalian semua, anak osis lain juga tau gua lagi deket sama Serena terus seenaknya lo mau ambil aja gebetan gua!”

Harris tersenyum remeh. “Udah lah lo mundur aja dari Serena kaya gua gatau aja lo sama sekali ga di terima sama nyokap atau keluarga nya Serena. Lo sama dia beda, Rei. Gua saranin lo mending cari yang satu agama sama lo.” Harris melepas kasar tangan Reinan pada kaus miliknya dan menepuk pelan pundak milik Reinan.

“Anjing lo! Lo siapa berhak ngatur percintaan gua!” Reinan kembali melayangkan tinjuannya pada muka Harris.

Harris jatuh terduduk sambil memegangi hidungnya yang mengeluarkan darah segar. Bibirnya menyeringai. Pemuda itu berdiri dan mencengkram balik kerah seragam Reinan. Membenturkan badan pemuda didepannya ke tembok dibelakang dekat dengan kulkas. “Gua temen lo! Gua sahabat lo, Rei! Gua cuma nggak mau lo semakin hancur karena perlakuan Tante Hilda ke lo, anjing! Hubungan beda keyakinan itu berat! Gua sebagai sahabat lo nggak mau liat lo diperlakuin kaya gitu! Lagipula mending gua bilang sekarang kalo gua dijodohin sama Serena. Jadi gua minta lepasin Serena.” 

“Serius lo dijodohin ama Serena? Kapan anjir?” seru Felix dengan suara beratnya.

“Serena juga udah tau tentang ini?” tanya Dito.

“Udah berjalan 1 bulan itu perjodohan.” Harris menyeka darah segar yang masih terus keluar dari hidungnya. Memandang Reinan yang mengalihkan pandangannya kearah lain. “Serena tau. acara pertunangannya pada saat itu ada di rumah gua.”

“Gua rasa yang dibilang Harris itu bener, Rei. Coba ikhlasin ya? coba pelan-pelan pasti bisa kok,” ucap Juna.

Reinan terdiam cukup lama dan sekilas melihat kearah kalung salib yang melingkar di leher Harris. Kenapa Reinan baru sadar sekarang kalau yang pakai kalung itu bukan hanya Harris tapi ada Dito, Ken, Felix, Sandya, Gavin, Alby dan Juna sekalipun.

Reinan mengepalkan tangannya memusatkan semua emosinya lalu dengan marah menendang asal galon kosong tidak jauh dari kaki nya. keadaan menjadi hening seketika. Reinan memilih keluar warungnya Mak Ecih untuk menenangkan diri daripada nanti temen-temen nya yang jadi sasaran amarah nya.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status