Share

Chapter 9: We Meet Back

Happy reading :)

----------------

"Kita terlambat Queen Angel!" Gabriella melangkah cepat menuju ruang konferensi tempat meeting para dokter dilakukan.

"Itu salahmu!" Tara sedikit berlari menyusul langkah Gabriella yang hendak mencapai pintu.

"Jika bukan karena mu, aku tak akan mabuk hingga pagi!" Kesal Gabriella lalu merapikan penampilannya yang sedikit kusut pada bagian rambut.

"Calmdown Gab, kau seperti akan bertemu hantu," Tara menarik napas dalam sebelum memegang daun pintu didepannya.

"Mungkin lebih dari itu,"

Tara mendorong pintu perlahan lalu membungkuk hormat meminta maaf atas keterlambatannya. Gabriella ikut melakukan hal yang sama dibelakang Tara.

"Jangan kau ulangi Mrs Tara!". tegur Mr Ryan yang merupakan director asistant di rumah sakit.

Sesaat pandangan Tara terkunci pada pria yang sangat ia benci dan ia hindari selama ini, Nick Scotti. Bagaimana bisa ia telah duduk manis dalam konferensi besar pagi ini? Tatapan itu terputus oleh Gabriella yang menarik lengannya agar duduk bergabung bersama deretan tim Cardio.

"Aku sudah tahu ia akan disini." Bisik Gabriella dengan pandangan lurus seakan ia terfokus pada bahasan meeting kali ini.

"What?! Kau tak mengatakan apapun padaku sejak semalam!" Kesal Tara dengan membuka lembaran modul yang ia genggam erat penuh amarah.

"Aku sudah mengatakan hal ini saat kau mabuk," Tara menggeleng pasrah. Mengapa sahabatnya begitu bodoh dengan bercerita padanya saat mabuk.

"Jadi kau yang melanjutkan tindakan operasi pada Mr. Kiel saat kondisinya kian memburuk?"  Tiba tiba pertanyaan itu mampu membuat kepala Tara mendongak spontan. Mr Ryan masih menatap Tara meminta penjelasan.

"Yes Sir," jawab Tara santai dan memamerkan senyuman manis dengan bangga.

"Why?"

"A-apa??"

"Mengapa kau melakukan hal yang mungkin akan beresiko besar dalam kerugian rumah sakit dan citra rumah sakit, dokter Tara yang terhormat."

"Namun semuanya tak terjadi, right?" Jawab Tara mulai berdiri dan berjalan mengitari meja hingga saat ini ia berhadapan dengan director asistant tersebut, Mr Ryan.

"Baiklah, aku akan menjelaskan mengapa aku berusaha keras untuk mengganti katup jantung seorang pasien pria paruh baya, bernama Mr.Kiel," 

"Ketiga katup yang ia miliki bukan hanya rusak tapi tak berfungsi, aku tau memperbaiki lebih baik daripada mengganti. Namun kondisi itu tak memungkinkan untuk diperbaiki. So.. aku melakukan pergantian 3 katup tersebut dengan katup baru. Have you something trouble Mr Ryan? Karena pada akhirnya Mr Kiel lebih sehat dari sebelumnya," Tara kembali menatap Mr Ryan dengan senyum meremehkan.

"Apa yang akan terjadi jika pria itu death diruang operasi Mrs Tara?"

"Kau bertanya mengenai khayalan bodohmu Mr Ryan? Seriously?" Tara terkekeh dan bersedekap dada menantang pria tua didepannya yang memiliki jabatan tertinggi di konferensi kali ini.

"Kau tak ada urusannya dengan apa yang ku lakukan Mr, kau tahu prioritas urusanmu. Kau bukan ahli bedah." Tara kali ini menopang tubuhnya dengan sebelah tangan yang ia tempatkan diatas meja, dan sebelah tangannya lagi ia menaruh nya diatas pinggang.

"Kau tak tahu siapa dia Tara,"

"Aku tahu, dia seorang manusia yang membutuhkan pertolongan."

"Hahahahahaha" tawa yang mengisi ruang konferensi terdengar gaduh dan keras saat Tara menjawab pertanyaan Mr Ryan dengan ringan.

"Baiklah, apa ada lagi yang akan bertanya mengenai khayalan khayalan yang tak berguna disini?"

"Hahahahaha," tawa itu kembali menyeruak menusuk tajam pada indra pendengaran Mr Ryan dan membuat nya geram.

"Keberuntungan sedang berpihak padamu Mrs Tara," sambungnya tajam.

"Keahlian, bukan keberuntungan." Tara tersenyum mengejek dan kembali berjalan dengan angkuh ke tempat nya semula. Gabriella hanya menggeleng kepala melihat sikap Tara yang menakjubkan. Ia telah terbiasa dengan sikap Tara yang benar benar tak melihat seseorang dari jabatan apapun yang mereka miliki. Selagi menurut nya benar ia tak akan mengalah.

Nick Scotti tersenyum tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana bisa wanita lembut itu menjadi pemberani di konferensi besar yang melibatkan pejabat rumah sakit seperti ini? Ia telah mendengar kabar mengenai tim The Angel yang melibatkan Tara sebagai Queen Angel disini. Awesome! Nick semakin menggebu untuk mendapatkan kembali mantan kekasihnya, Tara Clarke.

"Tara!" Seru seorang pria yang tak lain adalah Nick. Dengan sangat terpaksa ia membalikkan badan bersedekap dada menatap angkuh pada pria berambut dark brown didepannya kini.

"Kau mengagumkan, aku tak percaya kau memiliki keberanian sebesar itu," puji Nick dengan senyum mengembang, membuat Tara muak dan ingin segera menginjaknya dengan sepatu salfatore Ferragamo yang ia kenakan.

"Kehadiran mu hanya membuang waktuku Mr Nick, jika tak ada yang perlu dibicarakan, menyingkirlah dari hadapan ku." Tara berbalik meninggalkan Nick yang mematung atas perkataan Tara padanya. Nick ragu, apakah wanita ini benar Tara nya yang dahulu? Penampilan yang berbeda, perkataan yang berubah menjadi kasar dan ketus membuat ia lebih terpojok karena rasa bersalah dimasa lalu. Namun ia ragu haruskah kembali memiliki nya atau melepas Tara bersama pria lain?

***

"Kau arahkan sedikit ke sebelah kanan Gab," perintah Tara pada Gabriella yang saat ini tengah berkutat dengan alat kateterisasi jantung, yaitu sebuah alat menyerupai selang tipis berukuran panjang yang dimasukkan ke dalam pembuluh darah, kemudian diarahkan menuju jantung.

Kali ini Gabriella yang mengambil alih, entahlah ia pun tak mengerti mengapa ini terasa sulit, ini adalah hal yang biasa dilakukannya setiap hari. Beruntung ia terus di latih oleh sahabat freaky nya, Tara Clarke.

"Good," seru Tara masih tetap menatap monitor yang tergambar jelas alat yang sedang dimasukkan ke dalam jantung seorang pasien wanita berusia 44 tahun.

"Kau ambil sampel otot jantungnya Gab." manik legam Tara masih berpusat pada layar monitor dihadapan nya.

"Great!" Seru Tara saat Gabriella telah mengambil jaringan tersebut. Senyum bahagia mengembang menghiasi wajah Gabriella dibalik masker bedah. Gabriella segera menutup rapat area lubang kateterisasi untuk menghentikan perdarahan. Kemudian ia memonitor vital sign sebelum beralih pada beberapa berkas diatas meja.

"Mrs Weasley, setelahnya anda akan kembali ke ruang perawatan. Anda diharuskan tidur terlentang dengan kondisi kaki lurus dan tidak boleh beranjak dari tempat tidur, okay?"

"Baik dokter Tara, thank you." Ia tersenyum ditengah raut wajah cantik diusianya yang tak lagi muda.

"Kau terlalu menyepelekan hal kecil Gab," Tara melepas handschoon lalu mencuci tangan.

"Ya, i know aku terlalu terobsesi dengan tindakan besar," kekeh Gabriella sambil mencatat beberapa dokumen tindakan yang baru saja ia kerjakan.

"Aku akan menemui Mr Kiel sebentar."

"Hm,"

Tara meraih tas kecil miliknya dan berlalu meninggalkan Gabriella bersama beberapa petugas perawat disana. Ia telah berjanji akan menemui pria tua itu diwaktu senggang. Dengan langkah ringan Tara menyusuri lorong rumah sakit dan sesekali bersenandung kecil menemani tiap jejak langkah nya menuju kamar yang dituju.

"Tara!" Seru seorang wanita bersurai golden blonde dengan penampilan yang terkesan glamour ditengah makeup tebal menghiasi wajah cantiknya diusia yang ke 60. Namun manik legam Tara menangkap pria bersurai dark brown dibelakang wanita tersebut.

"Mrs Stefani?" Tanya Tara mengerutkan kening. Wanita itu tampak menghampiri nya dengan terburu-buru.

"Tara, aku butuh bantuan mu. Anakku sakit, tolong bantu Nick dalam tim mu Tara."

"WHAT!?" Pekik Tara dan akan mengajukan protes.

"Aku buru buru Tara, please! Maafkan aku,"

"T-tapi..." Mrs Stefani segera berlalu meninggalkan Tara dengan beberapa dokumen yang telah berpindah tangan. Nick tersenyum penuh kemenangan, ia berjalan menghampiri Tara mengikis jarak diantara mereka, lalu berbisik,

"Dan sepertinya hari ini keberuntungan ku.. My Angel."

***

-To Be Continued-

Untuk visual book follow I*******m @_lunalupin :)

Karya Luna Lupin yang lain ---> My Wife is Bodyguard

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status