Share

Lilya • 05

HARI pernikahan akhirnya tiba. Lilya hanya bisa menundukkan wajah dengan banyaknya pikiran yang menghantui isi kepala sejak beberapa lama.

Bukan hanya tentang bagaimana rupa calon suaminya, tetapi juga dengan malam pertama.

Ini pengalaman pertamanya. Dia tidak punya pengalaman apa pun yang berkaitan dengan asmara. Begitu, dia mendapatkan kesempatan untuk merasakannya, dia akan langsung mendapatkan semuanya.

Lilya menelan ludah tanpa sadar. Tatapannya terarah pada Kaisar dan Mawar yang tersenyum bangga karena berhasil menikahkan Lilya dengan orang kaya raya. Sedang Kenanga terlihat tak peduli, dengan satu kaki menyila, dia duduk di kursi.

"Apa mereka akan terlambat?" Penghulu yang lebih dulu datang mulai melirik jam di tangan.

Kaisar tak bisa banyak komentar. Dia hanya berharap seorang Evan tidak sedang mempermainkan dirinya. Memang, mungkin dia tidak akan terlalu malu, karena tak ada satu pun tamu yang diundang ke sana, selain pembantu, sopir, dan pekerja lain di rumahnya.

Deru suara mobil membuat mereka berdiri. Beberapa orang datang dengan pakaian rapi. Keluarga besar Gunawan semuanya hadir, termasuk August dan Rosaline yang sudah lanjut usia dan beberapa Gunawan lain yang namanya terkenal ada di sana.

Lilya melirik gerombolan yang dipimpin seorang pria dewasa, tinggi, tampan, dan memakai tuksedo berwarna putih. Di sebelahnya ada Christian Andromeda yang kini tersenyum padanya.

Di mana calon suaminya?

Adalah pertanyaan tak terucapkan yang sedang Lilya pikirkan. Dia bahkan mencari orang tua gemuk yang mengaku sebagai ayah dari calon suaminya satu minggu yang lalu.

Namun, orang itu tidak ada. Semua orang yang datang, tidak ada yang memiliki ciri-ciri seperti orang tua itu. Bahkan, semuanya terlihat layaknya penghuni kerajaan, para pangeran, putri, ratu, bahkan rajanya.

"Apa yang kamu cari?" Suara laki-laki dewasa yang mengenakan tuksedo berwarna putih menyapanya. Laki-laki itu kini berdiri di hadapan Lilya.

Lilya hanya diam, membatu, dia tidak bisa berbicara, mulutnya menganga lebar melihat laki-laki yang kini menatapnya heran.

"Apa ada yang salah dengan saya?"

Chris menutup mulutnya, dia sangat ingin tertawa terbahak-bahak sekarang, tapi dia takut Evan akan mencekiknya hingga mati di tempat.

"Ka-kamu ... siapa?" tanya Lilya tak sanggup menahan rasa penasarannya lagi.

"Saya calon suami kamu," kata Evan dengan nada datar. Namun, kalimat itu sanggup membuat Kenanga menatapnya nyalang.

Dia ... Evan?

Kenanga tidak percaya. Benarkah dia Evan? Bahkan kedua orang tuanya pun sama terkejutnya dengannya. Mereka bahkan mencari-cari orang tua yang melamar Lilya minggu lalu, tapi mereka sama sekali tak melihatnya ada di jejeran pengiring Evan yang banyak itu.

"Ka-kamu ... masih muda?" tanya Lilya dengan polosnya. Mulutnya bahkan sampai menganga.

Dia tidak tahu, pertanyaannya membuat satu sosok tinggi di belakang Evan cengar-cengir layaknya setan kegirangan.

"Kamu kira saya sudah tua?"

Lilya menggeleng panik. "Tapi, kata Kak Kenanga, kamu orang tua mesum dari keluarga Gunawan yang terkenal."

Rein dan temannya sontak tertawa keras tanpa bisa mereka cegah, bahkan Raffa, omnya langsung tersenyum miring, sisanya hanya tersenyum-senyum aneh. Mereka menatap Evan yang terlihat kesal, tapi tetap mencoba tenang.

Evan mendengkus. "Itu hanya rumor palsu tentang saya, jangan percaya rumor sebelum kamu melihat sendiri buktinya."

Evan berlalu, mendahului Lilya yang masih terpaku di tempat ia berdiri.

Hari itu mereka menikah dengan sah. Tidak ada halangan apa pun, lebih tepatnya, tidak ada yang berani mengganggu. Walau satu sosok di ruangan itu tampak mengepalkan tangan dan menahan geram karena salah mengambil keputusan.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status