Share

Tamu Tak Diundang (part 1)

Lama aku terduduk diatas kursi kayu buatan tangan ini, tak sadar hari sudah beranjak gelap dan matahari sudah tenggelam di ufuk barat. Malas rasanya mengangkat tubuh dari kursi kesayanganku ini. Memang biasanya aku bisa menghabiskan waktu seharian disini, selain tempatnya yang nyaman, udaranya yang sejuk dan yang terpenting tempat ini tak dapat dilihat dari luar, karena letaknya yang jauh berada ditengah taman.

Luas keseluruhan rumahku, sekitar hampir dua ribu meter persegi, cukup luas. Apalagi dipenuhi dengan tanaman bunga, buah-buahan dan juga tanaman lain milik ibuku, yang aku sendiri tak tahu apa nama-namanya, hanya ia yang dapat menghapal dan menyebutkannya satu persatu.

Mungkin terdengar gila dengan apa yang aku lakukan disini, mengharap ada yang datang untuk mengisi kekosongan hidupku, bahkan aku sering berkata dalam hati “Tuhan, tolonglah hadirkan seseorang untukku, siapapun dan apapun itu, aku butuh sesuatu dalam hidupku Tuhan, tolonglah.”

Apakah mungkin pikiranku sudah agak terganggu? Atau mungkin ini hanya sebab dari kerinduanku atas sosok sahabat yang sangat aku butuhkan saat ini. Sahabat yang takkan pernah meninggalkan ku dalam keadaan apapun? sahabat yang rela mendampingiku kapan saja aku butuhkan, sahabat yang tak hanya memperhitungkan untung rugi, atau sahabat yang benar-benar tulus padaku. Mungkin saja.

Tiba-tiba dari arah sebelah kiriku, terdengar ada suara dedaunan atau ranting yang bergesek, aku pun menegakkan badan dan berusaha mencari asal suara itu. Lama aku mencari sumber suara itu, dan…rupanya suara-suara itu berasal dari semak belukar dibelakang gazebo ini.

Dengan rasa penasaran, aku pun memberanikan diri untuk menghampiri asal suara itu.

Perlahan aku melangkah mendekat, terbesit dibenakku “jangan-jangan ular, atau mungkin…” apapun itu, hal itu sudah membuatku merinding, apalagi malam ini malam jumat, yang untuk sebagian orang, diyakini sebagai malam angker, dan sangat menakutkan. Aku hanya berjarak sekitar satu setengah meter saja dari semak itu, aku tak berani melanjutkan langkahku.

Lalu suara itu tiba-tiba saja berhenti, seakan ia tahu aku sedang mengamati dan coba mendekatinya, aku hanya bisa terdiam terpaku disini, tak berani untuk lebih mendekat, apalagi memeriksa ada apa di balik semak itu, terlebih lampu penerangan taman yang tak begitu memadai, makin mengurungkan niatku untuk mencari tahu ada apa sebenarnya disana.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status