Share

Alhamdulillah

Setelah tiga bulan kafe itu beroperasi yang mana minat pengunjung sangat luar biasa. Keluarga Bramantya tidak mengira kalau kafe mereka akan begitu diminati dari semua kalangan umur. Hari ini Deli sengaja bangun lebih pagi dari biasanya, dia akan menyiapi semua keperluan kafe sebelum dia pergi interview ke perusahaan yang menerima lamaran kerjanya. Salah satu perusahaan yang cukup ternama di negara A. Deli begitu senang akhirnya kesempatan dia bekerja akhirnya datang juga. Sebenarnya Deli bisa bekerja di perusahaan Dina yang sekarang dipimpin ayahnya. Tetapi Deli menolak tawaran Dina, Deli tidak mau dikatakan karyawan memanfaatkan sahabatnya. Cukup sudah hal itu sempat terjadi saat ayah menjadi direktur. Tapi akhirnya mereka semua tau akan kemampuan ayah mengelola perusahaan. Perusahaan Dina sekarang berkembang sangat pesat.

Tepat jam enam pagi Deli sudah selesai berberes kafe dan dia juga sudah rapi. Deli tidak ingin nanti dia telat sampai di perusahaan. Deli ingin memberikan kesan bahwa dia layak untuk diterima bekerja di sana.

"Bunda, Kak Hen, Deli pamit ya. Kakak temani bunda di kafe ya." kata Deli sambil menyalami Bunda dan Hendri. Sedangkan ayah sedang berada di negara I, di perusahaan utama. Hendri sama sekali tidak minat kembali ke perusahaan. Hendri lebih senang bekerja di kafe. Dia membuat berbagai macam menu makanan dan minuman terbaru. Karena kemampuan Hendri jugalah kafe itu cukup ternama dan tidak pernah sepi mulai dari buka sampe tutup.

"Hati hati di jalan ya sayang. Semoga sukses"

Deli kemudian berjalan ke pagar rumahnya. Ternyata sudah banyak para pengunjung kafe yang mau sarapan.

"Deli, kafe buka hari inikan?" kata seorang ibu ibu.

"Bukak bu. Sebentar lagi bunda dan kak Hen akan buka kafenya. Saya permisi dulu ya bu."

"Nak Deli mau kemana?" kata ibu ibu yang mulai rada kepo.

"Mau interviw kerja ibu. Semoga aja diterima. Doakan ya bu." kata Deli langsung masuk kedalam taksi online yang sudah menunggunya.

Saat Deli pergi Bunda dan Kak Hendri membuka kafe mereka. Dengan menu menu sarapan yang menggugah selera para pengunjung. Hari ini Bunda ada menu baru yaitu Katupek Gulai Rabuang. Bunda berharap peminatnya juga sama besarnya dengan menu katupek gulai tunjang.

Deli sampai di kantor tersebut pukul 07.00WIB. Pintu kantor baru saja buka, para ofice boy sedang membersihkan lantai kantor.

"Permisi, boleh saya duduk di kursi ruang tunggunya pak. Saya ada interviw pekerjaan jam 7.30wib" ucap Deli kepada ofice boy.

"Silahkan Nona. Ada baiknya nona menunggu di ruangan untuk interviw nanti." kata salah seorang ofice boy.

"Saya tidak tau tempatnya pak. Apakah bapak mau mengantarkan saya?" Deli menatap penuh harap kepada Bapak ofice boy itu.

"Mari ikut saya Nona. Akan saya antarkan ke ruangan tersebut."

Deli dan bapak OB berjalan menuju kursi tunggu yang sudah disediakan untuk pelamar kerja hari itu. Perusahaan ini sedang membuka peluang kerja untuk sekretaris sang CEO. Deli salah seorang tamatan jurusan bisnis dengan nilai terbaik yakin untuk diterima bekerja hari itu. Deli kemudian duduk di kursi tunggu. Tak berapa lama kemudian datanglah para pencari kerja yang akan diinterviw hari ini, mereka semua berjumlah enam orang. Melihat tampilan mereka ada rasa sedikit minder di hati Deli. Tetapi Deli harus yakin dengan kemampuannya.

Tepat pukul delapan pagi. Ruangan interviw dibuka oleh seorang karyawan. Deli kebagian nomor lima untuk diinterviw. Satu per satu para calon sekretaris dipanggil ke depan. Akhirnya tibalah pada giliran Deli untuk di interviw. Deli masuk dengan langkah penuh percaya diri.

"Silahkan duduk Nona Deli Bramantya" kata salah seorang yang akan menginterviw Deli.

Semua orang menatap Deli dengan sangat teliti. Deli sebenarnya risih, tapi Deli berusaha menenangkan perasaannya. Dia tidak mau gagal untuk yang sekarang.

Interviw Deli dimulai. Semua pertanyaan dapat di jawab Deli dengan penuh perhitungan dan kepastian. Interviw Deli selama satu jam itu akhirnya selesai sudah. Deli kemudian keluar dengan langkah pasti.

Setelah peserta terakhir selesai di interviw. Keluarlah salah satu karyawan mengumumkan kalau hasil akan diumumkan setelah dua jam perundingan. Para calon sekretaris boleh pergi ke kantin untuk isi perut terlebih dahulu.

Deli yang membawa bekal makan siang dari rumah tidak beranjak dari tempat duduknya. Deli membuka makan siang tersebut di sana. Deli kemudian menyuap makan siang yang dimasaknya sendiri itu dengan begitu lahap. Tiba tiba saat Deli sedang makan lewatlah dua orang pria tampan. Mereka berhenti di depan Deli. Deli yang terbiasa melayani orang di kafe langsung bersikap sopan seperti biasanya.

" Maaf Nona, Anda kenapa tidak makan siang di kantin?" kata salah seorang dari dua oria tampan itu.

Deli kemudian meletakkan bekal makanannya dan langsung berdiri. "Maaf tuan, saya tidak makan di kantin karena saya menghemat waktu Tuan. Kalau di kantin memesan akan sangat lama belum waktu untuk makan. Saya takut terlambat kembali kesini Tuan. Lagian bekal yang saya bawa, saya yakin dengan kebersihan dan nilai gizinya tuan" jawab Deli dengan penuh kepastian.

"Jadi kamu maksud kantin di sini tidak bersih dan tidak ada nilai gizinya?" kata pria tersebut.

"Maafkan saya tuan bukan begitu maksud saya. Maksud saya adalah kalau bekal yang saya bawa dari rumah tidak mengandung penyedap atau micin sedikitpun jadi jelas dia sehat. Terpenting lagi makanan yang saya bawa adalah buatan saya sendiri. Jadi saya tau seberapa makanan yang saya butuhkan dan tidak membawa sisa makanan" jawab Deli.

"Oh baiklah. Kami permisi kedalam dulu" kata pemuda tersebut.

Belum sempat Deli menjawab, kedua pemuda itu sudah hilang ditelan pintu ruangan. Deli hanya menatap dan menggeleng gelengkan kepalanya.

"Untung saja ganteng." kata Deli sambil tersenyum.

Dua pria tampan yang bertemu dengan Deli tadi adalah sang CEO dan Asisten yang sedang mencari sekretaris. Mereka berdua datang untuk menentukan siapa yang akan dipilih untuk menjadi sekretaris sang CEO.

"Fel, gue mau cewek di depan tadi yang jadi sekretaris." kata manager yang bernama Jero itu kepada Asistennya yang bernama Felix.

"Oke"

Felix kemudian menemui mereka yang sedang membahas siapa yang akan dipilih oleh CEO untuk menjadi sekretarisnya.

"Ehm" Felix memberi kode atas kedatangannya. Semua orang yang sedang berdiskusi diam dan melihat kearah Felix.

"Tuan Jero sudah memutuskan kalau wanita ini yang akan menjadi sekretarisnya." kata Felix sambil menunjuk foto Deli.

" Deli Bramantya ini Tuan Felix?" kata manager HRD.

"Saya tidak tau namanya. Pokoknya yang ini." Felix sekali lagi menunjuk foto Deli

"Baiklah tuan Felix, kami akan mengumumkan dalam waktu dua jam kedepan siapa yang akhirnya terpilih menjadi sekretaris baru tuan Jero" jawab manager HRD.

Felic kemudian kembali duduk di dekat Jero. Mereka melakukan diskusi secara internal membahas salah satu kontrak kerja dengan perusahaan di negara I. Mereka berencana akan menemui direktur perusahaan yang berada di negara A.

Setelah dua jam menunggu akhirnya seluruh calon sekretaris diminta untuk masuk kedalam ruangan interviw. Dari enam calon hanya empat yang datang tepat waktu yang dua lagi belum masuk.

"Baiklah karena kita semua sudah berkumpul. Maka saya sebagai manager HRD akan memberitahukan kalau yang"

Tiba tiba pintu ruangan terbuka, terlihatlah dua orang calon sekretaris baru masuk. Felix yang tidak suka ada orang terlambat langsung berkata dengan dingin dan tajam.

"Anda berdua silahkan keluar dan anda tidak diterima" ucap Felik.

Dua orang calon sekretaris langsung terperangah tidak percaya, karena keterlambatan mereka, peluang kerja yang sudah di depan mata hilang terbang menguap.

Manager HRD melanjutkan informasinya. "Maaf ada trubel sedikit. Saya ulangngi kembali, peserta interviw yang lolos dan mulai besok akan bekerja sebagai sekretaris CEO adalah Nona Deli Bramantya" kata manager HRD.

Deli yang sedang duduk dan menatap dua pria tampan yang ditemuinya tadi saat makan adalah CEO dan Asistennya. Deli kemudian langsung bersyukur saat dia sudah sadar dari lamunannya.

"Alhamdulillah ya Allah atas pekerjaan yang rngkau berikan" kata Deli.

Semua calon sekretaris yang tidak terpilih langsung keluar dari ruangan. Tinggalah Deli yang berhadapan dengan CEO, Asisten dan Manager HRD.

"Nona Deli, selamat bergabung di perusahaan kami. Saya mengharapkan dedikasi Anda dalam bekerja" kata Jero.

"Terimakasih saya ucapkan. Saya akan bekerja dengan maksimak sampai batas kemampuan saya." jawab Deli.

"Nona Deli anda akan bekerja mulai besok. Pagi pagi sekali anda silahkan datang ke ruangan saya dilantai empat gedung ini. Nanti akan saya antarkan anda keruangan presdir dilantai tujuh." kata manager HRD.

"Baik bu. Saya akan datang pagi" Jawab Deli.

"Sekarang kamu beli baju yang pantas untuk menjadi sekretaris saya" kata Jero

Perkataan yang sedikit pedih terdengar oleh Deli. Tetapi Deli tidak ambil hati saja. Sudah kebiasaan seorang CEO mida berkata seenak hatinya saja.

"Baik Tuan. Saya tidak akan mengecewakan tuan dengan penampilan saya" jawab Deli.

Tiga petinggi perusahaan keluar ruangan, diikuti oleh Deli. Deli kemudian keluar dan menuju sebuah mall ternama. Dia tidak mungkin membawa Dian. Dian sekarang sudah menjadi wakil CEO diperusahaan ayahnya. Akhirnya Deli membeli keperluannya sendirian. Deli membeli hampir sepulub stel pakaian kantor yang cantik cantik. Deli dalam bergaya tidak usah diragukan lagi. Dasarnya yang sudah cantik, apapun pakaian, apapun riasan yang dikenakannya akan membuat dia semakin cantik.

Deli selesai belanja langsung kembali pulang kerumahnya. Bunda yang melihat Deli belanja banyak yakin kalau putri bungsunya diterima bekerja.

"Sayang, kamu diterima kerja?" kata Bunda sambil menatap kantong belanjaan Deli.

" Iya Bunda. Alahamdulillah. Ini semua oakaian yang akan Deli pakai Bunda" kata Deli sambil mengangkat tentengannya.

"Alhamdulilkah" kata Bunda dan Kak Hendri serempak.

"Deli tukar baju dulu bunda. Nanti Deli bantu"

Deli kemudian masuk kedalam rumah dan berganti pakaian. Deli siap membantu bunda dan hendri. Rutinitas yang tidak akan pernah Deli tinggalkan. Kafe yang menjadi impian keluarga besarnya. Kafe yang semakin sukses. Godaan membuka cabang ada, tetapi bunda tidak mau. Bunda takut tidak bisa maksimal dalam rasa masakan. Katering rumah sakit Dina masih dijalankan bunda. Malahan sekarang merambah ke catering perusahaan Dina. Setiap ada acara baik snack maupun makanan berat selalu dari kafe bunda.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status