Share

Hari Pertama Ngantor

Jarum jam masih menunjukkan pukul empat dini hari, tetapi Deli sudah bangun dari tidurnya, Deli menuju ke dapur untuk membantu Bunda yang sedang memasak berbagai makanan untuk dijual di kafe. Bunda dibantu oleh lima orang karyawan, karena kafe semakin hari semakin ramai. Tetapi untuk urusan memasak makanan tetap urusan Bunda. Karyawan bunda hanya mengantar pesanan dan bersih bersih.

"Pagi sayang. Kenapa bangunnya cepat sekali"

"Pengen bantu bunda aja. Apa yang bisa Deli bantu bun?"

"Bantu nata kue kue ini aja ke nampah Del. Bunda dapat orderan buat jajanan pasar dari kantor lurah untuk acara pagi nanti."

"Job baru neh Bun. Bisa itu. Nanti minta Kak Hen untuk fotoin kuenya jadi bisa dipost di toko online." Deli dengan semangat menata kue kue jajanan pasar tersebut di empat nampah besar.

"Banyak banget Del. Ini aja Bunda udah pusing kerjanya."

"Gimana kalau nambah karyawan lagi, untuk bagian masak. Ibu ibu komplek lumayan juga lah Bun. Sekalian ngebuka lapangan kerja" Deli memberikan usul yang masuk akal ke bundanya.

"Bunda pikirin nanti lah Del. Oh ya, nanti pulang jam berapa Del?"

"Belum tau Bun. Emang kenapa?" Deli menatap Bundanya dengan sangat serius.

"Nggak ada. Rencana Bunda mau mintak tolong buatin brownis kukus. Ada pesanan lima loyang."

"Gampang itu Bun. Kapan diambil orangnya?"

"Besok pagi katanya maren"

"Pulang kantor aku eksekusi Bun. Bun ini kelar. Deli mandi dulu ya bun. Takut telat sampe kantor." Deli kemudian masuk kedalam kamarnya untuk bersih bersih badannya. Setelah mandi Deli memakai stelan kantornya yang berwarna navy. Terdiri atas rok span dibawah lutut, blazer warna navy dan kemeja warna baby pink tak lupa Deli mengikat syal dengan warna senada di lehernya. Riasan wajah yang dipakai Deli adalah natural minimalis, sedangkan untuk rambut deli mengikat separo rambutnya dan dibiarkan terurai kebelakang dengan mengikalkan bagian ujungnya. Deli melengkapi penampilannya dengan hils warna navy. Setelah mematut dirinya di depan kaca, serta sudah dirasa sempurna Deli kemudian turun ke kafe. Deli berencana membawa bekal sarapan dan makan siangnya. Setelah membungkus semua bekal. Deli mencari bunda di container kebanggaan bunda.

" Bunda, Deli pamit kantor dulu ya."

" Hati hati sayang. Ini ada kue jajanan pasar tadi, bawa ya." Bunda menyerahkan kotak kue kepada Deli.

"Makasi bunda. Kak Hen dimana bun?"

" Tuh sedang membersihkan meja" tunjuk Bunda kepada Hendri yang terlihat sedang sibuk.

Deli kemudian menghampiri Hendri. "Kak Hen, jangan lupa foto jajanan pasar bunda tadi ya. Sekalian aku mau pamit ke kantor." Deli kemudian mencium tangan Hendri.

"Bawa mobil aja Del. Nanti kepasar biar oake mobil kakak."

"Beneran?" Deli tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Deli sudah lama tidak lagi membawa mobil semenjak mobil kesayangannya terpaksa harus dijual.

Hendri mengangguk. " Bawa aja. Kalau mau kamu bisa bawa mobil kakak"

"Mobil kakak ajalah. Lebih keren. Hahahahaha"

"Kuncinya di tempat biasa."

Deli kemudian mengambil kunci mobil Hendri. Bunda yang sudah tau hanya menggelengkan kepala melihat kelakuan kedua anaknya.

Deli membawa mobil tersebut dengan rasa bahagia. Dia memang sudah lama tidak kemana mana dengan mobil. Deli sudah terbiasa naik angkot. Tak berapa lama Deli sampai di kantor. Dia langsung memarkirkan mobilnya di tempat khusus parkir mobil. 

Deli langsung masuk dan menuju ruang HRD. Manager HRD yang baru datang langsung saja mengantarkan Deli ke lantai tujuh, lantai tempat presdir berada.

"Deli kamu mejanya di sini. Ruangan di belakang kamu yang pintunya sebelah kanan adalah ruangan presdir."

"Sedangkan yang pintu di sebelah kiri adalah ruangan pak Felix. Ruangan mereka bersua dibatasi oleh kaca. Kamu akan jadi sekretaris kedua bos besar itu. Kamu paham Deli??" kata manager HRD dengan memasang mimik wajah seriusnya.

"Paham bu."

"Sekarang kamu saya tinggal. Semua kegiatan Presdir kamu minta ke pada pak Felix. Setelah itu kamu susun. Saya tidak akan menjelaskan secara detail tentang tupoksi kami. Saya harap kamu cepat belajar dan bisa mengikuti ritme bekerja ke dua bos besar itu."

"Baik bu, saya akan berusaha"

Kemudian manager HRD pergi meninggalkan Deli di lantai itu seorang diri. Deli melihat jam yang ada didinding. Jarum jam baru menunjukkan angka 7.00 WIB. Deli kemudian mengeluarkan kotak bekal sarapannya. Deli membawa katupek gulai tunjang favoritnya.

Deli menuangkan kmgulai tunjang ke atas katuoek yang ada di dalam tupurware. Deli makan dengan sangat lahap. Saking lahapnya Deli tidak sadar kalau kedua bosnya sudah berdiri di depan mejanya.

"Ehm. Kelihatannya sarapan mu enak juga" kata Jero.

"Maafkan saya Tuan Jero dan Tuan Felix, saya tidak tau kedatangan anda berdua"

"Oh tidak apa apa. Kalau saya boleh tau apa yang kamu makan. Kelihatannya enak sekali." kata Jero

Felix yang melihat Jero ramah dengan sekretaris barunya langsung merasa heran. Ada apa dengan Jero?

"Ini namanya katupek gulai tunjang Tuan." jawab Deli.

"Dimana kamu beli dekat sinikah?"

"Tidak Tuan. Saya membawanya dari rumah. Kebetulan bunda saya memiliki usaha kafe, salah satunya menunya ini dan kue kue jajanan pasar ini" kata Deli mengeluarkan kotak kuenya dari bawah meja.

" Boleh minta satu?" kaya Jero sambil mengangkat salah satu kue.

"Semua juga tidak apa apa Tuan." kata Deli

Jero tanpa dikomando dua kali langsung membawa kotak kue Deli kadalam ruangannya.

"Kamu kenapa Jer? Tumben ramah." felix yang penasaran akhirnya bertanya juga.

" Nggak ada. Bosen jadi CEO kejam ke sekretaris." jawab Jero.

"Fel kami bilang sama sekretaris baru itu, besok bawa makanan yang dia makan tadi untuk gue."

" Gue?"

"Kalau mau pesan aja"

"Oke sip"

Felix kemudian menuju tempat Deli duduk. Felix mengatakan pesanan Jero tadi.

"Tuan Felix, apakah hari ini Tuan Jero ada meeting dengan perusahaan lain?"

" Menurut agenda tidak ada. Mulai hari ini setiap kegiatan Jero kamu yang susun."

"Baiklah Tuan Felix."

Felix kemudian masuk kedalam ruangannya. Hari ini dia dengan Jero tidak ada kegiatan keluar. Rencana mereka, mereka di kantor hanya separo hari.

Saat pukul 12.00WIB. Jero keluar dari ruangannya begitu juga dengan Felix.

"Deli. Kami akan pulang. Kamu silahkan kalau mau pulang cepat. Tapi kamu selalu memegang ponsel ini ya. Karena semua kolega selalu menelpon kenomor itu." kata Felix memberikan ponsel yang sudah sepuluh tahun itu dia pegang kepada Deli.

"Terimakasih Tuan. Saya akan pulang pukul dua siang nanti. Saya ada pekerjaan sedikit lagi" jawab Deli.

"Oke. Kami jalan dulu" kata Felix.

Jero hanya diam saja dan memerhatikan penampilan Deli dari ujung rambut sampai ujung kaki. Deli yang ditatap seperti itu merasa risih. Tetapi apalah daya Deli dia hanya bawahan. Selagi Jero tidak berbuat macam macam maka Deli bisa tenang. Kalau sudah aneh aneh, maka Jero akan merasakan huck kanan Deli yang luas biasa.

Tepat pukul dua siang, Deli pulang kerumahnya. Deli akan memasak kue pesanan, jadi dia tidak perlu lembur nanti malam. Karena kuenya akan masak sore hari. Betapa senangnya hati Deli hari ini. Hari pertama kerja berjalan dengan sangat sukses tanpa kendala apapun.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status