Share

Chp. 4

Hari weekend terlewati dengan begitu baik walaupun ada peristiwa yang tak mengenakkan. Yah, you know lah. Dihari biasa atau hari Senin ini biasanya Allura dan yang lainnya akan berangkat kuliah tapi mengingat mereka diliburkan setelah ujian semester.

Allura mengambil lalu mengenakan sweater putih polos dan celana jins pendek. "HP sudah, powerbank sudah, tisu sudah, minyak kayu putih sudah, liptin sudah... Apalagi ya?" Gadis itu mengingat apa saja yang perlu dibawahnya saat bekerja.

"Nah selesai! Sekarang tinggal berangkat!" Dia pun mengunci kamar lalu memakai sepatu. Diluar para sahabatnya tengah mengemil kue buatan Ankaa.

"Udah mau berangkat aja, Lura?" Tanya Adara dengan tangan penuh kue. Kalau Ankaa adalah ratu dalam pembuatan kue maka ratunya makan adalah Adara karena dia rakus akan manisan.

"Iya, kalau kalian kok belum pada siap-siap kerja?"

"Hm, sebentar lagi. Habis ini kita langsung beres-beres kok," jawab Alhena kemudian merapikan bekas makanan nya.

"Ok!"

Mereka memutuskan untuk bekerja disaat libur telah tiba, lumayan kan dapat uang tambahan. Antara bermalas-malasan lebih baik mencari pekerjaan.

Fyi : Jangan kalian kira bahwa desa itu sangat kampungan ya karena disana ada supermarket atau apapun yang ada di kota hanya saja tidak seramai di kota tentunya. Intinya tidak kalah dengan orang-orang kota pokoknya.

Jam telah menunjukkan pukul setengah sembilan, berarti masih tiga puluh menit lagi restoran tempat ia lamar dibuka. Masih banyak waktu, jadi Allura memutuskan untuk berjalan kaki saja menikmati udara segar di pagi hari.

Kalau di kota pasti sudah tercemar dengan asap dan polusi. Karena itu gadis itu lebih menyukai suasana kampung yang menyegarkan.

Dari kejauhan nampak kediaman Erion yang terlihat sepi mungkin semuanya pada didalam atau malahan masih terlelap dalam mimpi? Entahlah.

Tiba-tiba ingatan nya kembali berputar dan mengingat tadi malam cowok itu berbicara yang tidak dapat dimengerti nya. Apa ia pernah bertemu dengan Erion dulu? Tapi ingatan nya masih abu-abu. Masih samar. Apa jangan-jangan ia amnesia? Ah ga mungkin!

Flashback on

"Kau ingat Burung Elang? Perkemahan Pramuka tahun 2009?" tanya Erion cepat.

"Tidak, aku tidak ingat," jawab Allura seraya menggelengkan kepala. Setahunya ia tidak pernah mengikuti acara seperti itu sewaktu SD.

"Kalau ini...?" Erion memperhatikan tangannya dengan melipat semua jari kemudian jari jempol dan jari manis diangkatnya. Lalu digoyangkan nya itu dan tersenyum, "Chi!"

Semua perempuan hanya mengernyit heran dengan tingkah Erion yang mendadak berubah drastis. Pertama sejak kenalan cowok itu hanya cuek, tapi ini? Setelah melihat foto itu sifatnya langsung berubah?

Allura tertawa karena merasa lucu. Tapi percuma, apapun yang dilakukan Erion guna membantunya mengingat sesuatu tidak ada yang dirasanya familiar.

"Mungkin kepalaku terbentur entah dimana, makanya ga bisa berpikir. Maaf. Kalau aku ingat pasti dikasih tau kok heheh." balas Allura, sedikit merasa bersalah.

Erion Kemabli terdiam kemudian mengangguk.

Flashback off

"Aduh, tinggal 10 menit lagi, aku harus cepat!" Allura mempercepat langkah kakinya mengingat waktu. Saking sibuknya dengan khayalan nya dia malah lupa waktu!

Sebuah restoran terpampang jelas didepannya. Bertepatan dengan itu seseorang perlahan membuka pintu masuk pertanda bahwa restoran itu telah dibuka.

Mata Allura membulat sempurna melihat orang itu. Kok bisa?

"Erion?" panggil gadis itu pelan. Yang dipanggil pun menoleh dan sama dengannya cowok itupun terkejut dengan kehadirannya.

Cowok itu mengangkat satu keningnya bingung. Seakan tau dengan pikiran cowok itu. Allura berniat menjelaskannya.

"Aku kerja paruh waktu di sini, kalau kamu?" kan singkat padat dan jelas.

Erion tersenyum, "Sama, aku juga kerja disini tapi bukan sebagai karyawan biasa--"

"Oi, bos sementara! Ini ada dokumen yang perlu ditanda tangani noh!" ujar perempuan yang terlihat tomboi, duduk di belakang kasir.

Ucapan Erion terpotong karena teriakan yang memekik telinga itu, untung saja belum ada pelanggan kalau tidak sudah dapat protes karena ribut.

"Iya, tunggu! Saya mau ngurus anak baru dulu, sabar!" balas Erion tak kalah kuat.

Hm. Kalau ditempat kerja pake 'saya, beda kalau sama temannya bakal pake 'Aku/Gue'. Ok, skiplah!

"Bos sementara?" Allura bertanya dengan polosnya.

Kini pandangan Erion kembali tertuju pada gadis. "Ntar dijelasin. Sini aku kasih tau lokernya disana ada bajumu." Erion lebih dulu berjalan didepan sementara Allura hanya mengikuti dari belakang.

Sembari itu gadis itu menatap sekeliling, hanya terdapat beberapa saja maid dan koki. Tidak terlalu banyak karyawan.

Setelah mengenakan pakaian khusus maid, Allura mulai bekerja dengan di instruktur oleh bos sementara, siapa lagi kalau bukan Erion!

Dia pun menjelaskan kenapa bisa menjadi bos sementara di restoran ini. Sebenarnya bos yang sesungguhnya sedang sakit karena sudah tua dan penyakitnya kambuh. Oleh sebab itu Erion yang adalah tangan kanannya menjadi penggantinya untuk sementara.

Allura membawah napan kemeja pelanggan yang sudah lama menunggu pesanan nya. Semua gerak gerik gadis itu tidak luput dari pandangan Erion yang memperhatikannya dari jauh dengan menopang dagunya. "Apa benar kau anak perempuan itu? Tapi kenapa semuanya terasa asing?"

_______________________

"Huwaaaaa capeknya! Hari pertama udah bikin badan lemas gini. Tapi harus semangat! Demi uang." Allura terkekeh geli mendengar kalimat terakhir nya. Sehabis berganti pakaian gadis itu ingin langsung pulang karena sudah lelah.

Melambaikan tangannya kepada teman-teman baru nya yang sudah membantunya sejak pagi hari hingga selesai. Lalu melangkah keluar.

"Allura,"

"Eh copot!" kaget Allura ketika tangan seseorang mencekalnya dari belakang. "E-erion ternyata, kirain siapa bikin kaget aja!"

Terdengar cowok itu sedang terkekeh kecil. "Laper ga?" tanyanya to the point.

"Banget, laper banget malahan,"

"Hayuk aku traktir makan disana," tunjuk Erion pada sebuah cafe yang masih dibuka.

"Kenapa ga di restoran tadi?" maksudnya kan mereka karyawan di 'Restoran Tua' kenapa ga sekalian aja disitu?

"Ga tenang kalau disitu, mereka bakal ganggu kita kan ga seru." Erion mengedipkan matanya kemudian langsung menarik tangan Allura agar segera pergi ke cafe itu.

Allura pun hanya mengiyakannya saja tidak mau berdebat dengan perut kosong ntar tenaganya malah terkuras habis. Lagian di cafe itu kan hanya tersedia berbagai roti dan minuman tapi tak apalah, Allura gih ngidam roti mocha soalnya.

"Aku pesan 3 roti rasa mocha sama 2 roti keju kalau minumannya jus alpukat saja," ucap Allura pada Erion yang seketika mengangga. Perut itu atau keranjang, sih?

"Oke, tapi bisa ngabisin kan?"

"Bisa kok, malahan kurang aku pesannya dikit karena Erion yang traktir, kalau kamu pesannya apa?"

Dikit darimana, itu lima roti sudah termasuk katagori banyak lho. Kamu bisa ngitung ga sih, batin Erion.

"2 roti cokelat. 1 Coca-Cola" lanjut Erion. "Itu aja kak, makasih." ucapnya pada pelayan yang telah menulis pesanan mereka berdua, kemudian pamit permisi untuk menyampaikan pesanan itu kepada orang dapur.

Entah hanya perasaan Allura atau apa? Ia sudah beberapa kali memergoki Erion mencuri pandang kearahnya. Please deh jangan bikin Allura baper!

"Heh enggak usah gitu juga kalau natap gue," semprot Allura sedikit kesal.

Erion tersentak. "Maksudnya?"

"Lah, tidak usah pura-pura deh. Tadi kamu sesekali liatin aku kan?" tuduh Allura.

Seketika Erion tertawa terbahak-bahak setelah tau apa maksud gadis itu. Mendengar tawa itu membuat Allura berasumsi bahwa perkataannya itu benar.

"Nah kan--"

"Bukan gitu. Aku hanya berkaca di matamu, mau tau seberapa tampannya aku saat ini. Ga usah gr hahaha." Erion memalingkan wajahnya kearah lain menyembunyikan rona merah yang ada pada wajahnya. Sebenarnya tuduhan gadis itu benar adanya, Erion jadi malu dibuatnya.

"Ih rese!"

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status