Share

Chp. 5

"Aku pulang!" ujar Allura dari pintu dengan menenteng sebuah plastik yang berisikan 7 roti bervariasi rasanya. Tadi selesai menghabiskan makanannya dan akan pulang, tiba-tiba Erion datang memberinya kantong plastik itu, sambil berkata 'Terima Kasih untuk kencannya' Tentu saja hal itu membuatnya kaget. Sejak kapan mereka berkencan? Ada-ada saja tuh cowok.

"Lama banget pulangnya, Lo nggak keluyuran bareng cowok nakal kan?" semprot Ankaa seraya berkacak pinggang.

"Heh enak aja kalau ngomong, mau gue jahit tuh mulut apa," balas Allura sebal, langsung saja di toyornya kepala sahabatnya itu. Supaya mikirnya positif!

"Gimana kerjaannya aman?" tanya Alhena berbasa-basi. Tatapannya masih tertuju pada TV yang menyala menampilkan serial Anime kesukaannya.

"Aman damai tentram. Pokoknya lancar," jawab Allura kemudian ikut nimbrung bareng Alhena di sofa. "Btw... Adara mana?"

"Tau tuh lagi ngambek gegara ga bisa nonton Drakor karena TV nya dah di booking sama Ankaa," sahut Ankaa.

"Astaga!"

Disisi lain tapi diwaktu yang sama. Adara sedang tiduran tapi perutnya tengah berbunyi meminta makan. Tapi rasanya mager untuk turun dari kasur.

Iapun mengambil benda pipih yang tergeletak diatas nakas lalu mengirim pesan ke Ankaa. Tak berselang lama balasan diterimanya.

"Lah kok gini sih isi pesannya?" heran Adara. Setelah sepenuhnya sadar, matanya langsung terbuka lebar melihat nama yang tertera disana.

'NamaSiapa00'

"Mampus gue! Ini kan nomor pak boss ihh kenapa gue ngirim ke dia sih, sialan!" gerutu Adara ketika ia salah mengirim pesan. Segera saja ia meminta maaf.

Room chat

Oy, Lapeer ambilin makanan ya

Kau nyuruh saya?

Eh nggak pak, maaf saya salah kirim. Maaf.

Gapapa, kirimkan alamat mu nanti saya antarkan makanan.

Ga jadi pak, saya udah ga lapar.

Setelah mengirim pesan itu, Adara melempar asal handphone nya itu. Memikirkan sikapnya besok yang akan bertemu dengan pak bossnya harus bagaimana. Malu cuy.

____________________

Tok! Tok! Tok!

Erion menghela nafas panjang, entah sudah berapa kali ia melakukan itu karena sejak tadi pula tidak ada yang datang membukakan pintu untuknya. Teman-temannya pada kemana, sih? Bikin emosi saja. Mana kaki udah pegel banget berdiri terus.

"Woy! Buka nggak kalau nggak gue dobrak ya!" teriak Erion, biar tetangga terusik dengan teriakannya bodo amat, saat ini kesabarannya telah habis.

Tidak ada sautan dari dalam.

Langsung saja, Erion mencari celah untuk melihat apa yang terjadi didalam sana. Erion mengepalkan tangannya sejenak, pantesan ga ada yang nyaut. Lagi pada asik main PS ternyata.

"Mungkin mereka belum tutup pintu belakang," Erion berjalan memutar menuju halaman belakang dan tebakannya benar. Senyum devil muncul di wajah tampan Erion. Lihat saja apa yang akan ia lakukan pada teman laknat nya itu. Lihat saja!

Dengan berjalan mengendap-endap menuju ruang tamu supaya mereka tidak sadar dengan kehadirannya.

"Awas! Anjir gue kalah," Rigel mendengus kesal sementara Hoshi tersenyum senang. Siapa suruh nantangin dia, apalagi pakai taruhan 'Yang menang jadi raja seharian' oh tentu Hoshi langsung gas.

"Senjata makan tuan!" Hoshi menaik-turunkan alisnya menggoda Rigel.

"Bodo amat! Alpha, kamu temenin aku main!" ajak Rigel pada Alpha yang sudah tau dengan kehadiran Erion. Erion pun menyuruh dia untuk diam dan jangan memperhatikan nya ntar ketahuan deh.

Menoleh sekilas. "Tapi aku tidak tau cara main nya gimana," jawab Alpha sedih.

Sekedar informasi bahwa Alpha sudah tinggal di rumah Erion karena dipaksa pemiliknya tentunya. Sebenarnya Allura dan kawan-kawannya lebih dulu mengajak Alpha tinggal bersama di satu rumah biar mereka yang mengurus Alpha, eaah. Tapi para lelaki langsung ngotot menahan Alpha agar tinggal dengan mereka. Enak aja Alpha bareng para gadis, ntar setiap hari dia cuci mata dong. Kan mereka tidak rela!

Iri namanya, biasalah!

Eits, Hoshi tidak termasuk ya. Dia hanya diam seribu bahasa. Diakan santai mana mungkin berpikiran seperti itu. Tak ingin terlibat, okey?

"Kampret! Siapa sih--," Rigel mendongak menatap sang pelaku yang menyiraminya meses coklat. "Heheh Eri, udah pulang kamu? Lewat mana masuknya? Perasaan kita gada yang buka pintu deh," ucap Rigel sembari memakan meses yang masih di rambutnya. Katanya mubasir kalau buang-buang makanan. Daripada lantai yang makan mending Rigel, yakan?

"Lewat pintu belakang, gue udah emosi nungguin didepan!"

Dan terjadi keributan antar sahabat disana, sampai-sampai para tetangga mengetuk pintu menyuruh mereka diam. Dasar berisik!

Berbanding terbalik dengan keadaan kediaman dari para gadis, mereka aman damai tenteram dalam mimpi indahnya!

Semoga saja besok adalah hari yang indah seindah mimpi semalam! Avv.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status