Share

Chp. 8

"Sepertinya aku akan menginap di rumah lama ku kali ini, thanks udah ngizinin tinggal sementara disini selama sebulan." pamit Aren kepada geng itu, lalu menyusul Alena dan kawan-kawannya menuju area parkir.

"Kak tapi kamarnya dipake Allura. Ntar mau tidur dimana? Eh, jangan-jangan..." Alhena menoleh sekilas ke belakang dan mendapati dua saudara itu tengah bermesraan, siapapun yang melihat mereka akan mengira bahwa mereka sepasang kekasih.

Okeh, Alhena tau Aren sedang memanjakan adik kesayangannya itu. Tak apa.

"Iya betul. Kak Aren tidur denganku. Kak udah lama juga gak dengerin cerita dongengnya sebelum tidur!" Balas Allura lalu beralih menatap Aren disampingnya.

"Aduh. Gemas banget adik kecilku ini!" Tawa Aren pecah.

Sementara Erion si sopir malam ini, mencengkeram erat stir kemudi. Rasanya panas melihat kedekatan dua orang itu meskipun mereka adalah saudara sepupu. Lagi-lagi ia ketinggalan satu langkah!

"Alpha... Kok bengong?" tanya Hoshi, dia mendapati cowok itu tengah diam sambil menatap Aren. Aneh.

Sontak hal itu membuat semuanya menjadi menatap Alpha yang menyengir, malu. "Matanya Bagus, manik mata yang langka." ucapnya kemudian.

"Oiya, kami belum pernah lihat matamu lho. Kamu belum memperlihatkannya pada kami. Ayolah," pinta Ankaa sambil meraih pony cowok itu yang langsung menepisnya kasar.

"Eh?" kaget Ankaa.

Alpha pun tidak menyangka dia akan berbuat kasar kepada Ankaa. "M-maaf..." keluh nya. Alpha menjauh dan menunduk.

Tak diduga suasana malah menjadi runyam hanya karena rasa penasaran Ankaa yang membawanya kepada rasa bersalah dan tak enak hati pada Alpha. Apa sebegitu privasi, ya?

"Ankaa," dan ya, Ankaa mendapat kalimat-kalimat mengingatkan dari para sahabatnya.

Dan, mereka tidak tau bahwa Alpha mempunyai berbagai rahasia yang dipendam sendiri. Termasuk matanya, ibunya melarang memamerkan nya kepada orang lain. Karena itu tidak boleh, diapun tidak sepenuhnya memahami hal tersebut.

_____________________

"Huh, mataku sedikit perih." Allura menaruh dengan hati-hati lensa mata di sebuah kotak tempat penyimpannya. Kini keduanya memperhatikan cermin yang memantulkan diri mereka sendiri, namun fokus mereka ada pada manik mata Allura yang nampak indah.

"Dibandingkan dengan punyaku, justru milikmu lah yang sangat indah. Aku tau kamu mencegah terjadinya hal buruk seperti dulu."

"Nenek buyut kan udah kasih peringatan, harus pake lensa kenapa Kak Aren tidak mendengarnya, sih." Allura mengambil posisi rebahan diatas kasur, sedangkan Aren memilih duduk bersila saja.

Tersenyum lagi, Aren kemudian mengambil benda pipih yang berada dalam sakunya, setelahnya ia langsung memotret gadis itu, tidak lupa juga dengan manik mata yang jarang dilihat itu terpampang jelas di foto.

"Ihhh, bilang dulu kalau mau ngambil gambar, kan aku belum sempat berpose!" semprot Allura.

Gadis dengan mata biru persis seperti milik Aren tetapi lebih Kirey dan jernih. Entah kenapa, mata Allura sedikit berbeda dengan anggota keluarganya. Sulit menggambarkan dan menjelaskannya.

Ini bukan dunia fantasi yang dimana mereka pemilik mata langka memiliki kemampuan sihir. Buktinya, Allura tidak ada kemampuan begitu. Seandainya benar jika ada, maka Allura ingin sekali terbang bagaikan burung di udara terbuka dan menjelajah dunia. Berpetualang!

Ini hanya karena keturunan saja, nenek moyang mereka lah pertama yang mempunyainya. Lalu diwariskan kepada generasi berikutnya secara turun-temurun.

"Coba sesekali kalau keluar gausah pake lensa, dijamin para kaum Adam langsung terpana melihat gadis mempesona ini," goda Aren kemudian.

Bukannya senang dipuji Allura malah merasa tidak suka. Apalagi mengingat kejadian mengerikan yang menimpanya saat SMP yang berujung trauma.

"Udah tobat, udah gak mau lagi, ntar aku jadi incaran orang jahat yang mau ngejual kedua mataku! Tak kan pernah!" Allura merengkuh tubuh nya Merinding. Sungguh mengenaskan jika terus mengungkit masa lalu!!!

Ya, Allura sewaktu SMP pernah diculik dan disekap oleh satpam sekolahnya yang berniat mencabut mata indahnya itu dari tempatnya habis itu ingin menjual dengan harga yang sangat mahal. Bayangkan! Jika saja Aren terlambat menyelamatkannya mungkin saja sekarang ia buta gegara dicabut Indra penglihatan nya yang sangat berharga. Salahnya juga telah melanggar nasihat nenek buyutnya. Sebenarnya ia ingin mencoba seperti Aren yang bebas seolah tidak takut dengan bahaya atau kejahatan dunia. Tapi ya sudah lah.

"Iya. Suatu hari pasti kamu tidak akan menggunakan lensa mata lagi, kamu akan bebas. Semoga waktunya segera datang ya!" hibur Aren.

"Hm. Iya!"

Tok! Tok! Tok!

Suara ketukan halus terdengar, kemudian tanpa aba-aba terlihatlah kepala yang menyembul keluar dari pintu. Siapa lagi kalau bukan Alhena? Hanya gadis itu, yang lain telah tertidur lelap maksudnya Ankaa dan Adara wkwk.

"Kak Aren, Allura, temenin aku nonton film fantasi!!! Keren sih tapi dibeberapa adegan ada hal-hal yang menyeramkan! Kan Alhena jadi takut nonton sendiri!"

Yare-yare...!

Kirain juga apa...

"Baiklah." jawab Aren dengan senyuman manis. Langsung saja Allura melotot tanda tidak setuju. Hei ini sudah larut malam dan besok mereka harus kerja. Apa-apaan sepupunya itu?!

Semoga saja Allura tidak telat masuk kerja!!!

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status