Share

Lelaki Aneh

Ceklek!

Seorang lelaki paruh baya membuka pintu rumahnya. Kalau melihat dari warna rambutnya yang sudah delapan puluh persen uban, sepertinya lelaki yang memiliki perut buncit itu, angkatan tahun enam puluhan.

"Pak Agus, ya?" sapaku menerka nama lelaki yang masih berdiri di tengah pintu itu.

"Apa?" tanyanya sembari memajukan kepalannya satu jengkal.

Cica menatapku, wanita itu mencoba menahan tawa yang hampir saja pecah. Ia tahu kalau aku sedang menghadapi orang yang bermasalah dengan kupingnya.

"Pak Agus!" teriakku juga dengan membungkuk menjulurkan kepala ke arahnya.

"Oh ..., iya," jawab lelaki itu singkat. "Kamu yang menelepon tadi? Anaknya Badri?"

Aku hanya mengangguk saja. Tak mau terlalu banyak bercakap.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status