Seminggu kembali berlalu, dan Enzo sudah sibuk dengan urusannya sendiri sedangkan Guinea semakin sering keluar mencari makanan karena tidak ingin merepotkan Enzo. Setiap harinya Guinea pergi ke batas hutan mengharapkan Anderson datang dengan tiba-tiba, walaupun tahu janji mereka akan bertemu seminggu sekali.
“Guinea! Apa itu kau?!” seru Anderson yang juga selalu menunggu setiap harinya.
“Anderson! Aku tidak menyangka kalau kau ada di sini. Aku mengira kau akan datang seminggu kemudian,” kata Guinea yang langsung kembali berjalan ke batas hutan.
“Aku sudah memikirkannya. Aku menyukaimu Guinea! Aku sungguh menyukaimu sejak kali pertama bertemu, saat itulah aku tidak dapat mengontrol hatiku,” kata Anderson yang memegang tangan Guinea dengan erat.
“Aku juga memiliki perasaan yang sama padamu, tapi aku tidak bisa bersama denganmu. Ada hal yang tidak dapat diungkapkan. Semuanya terlalu rumit untuk itu,” kata Guinea yang masih menjadi istri dari manusia serigala.
“Anggap saja itu hanyalah perasaan gugup. Aku akan menunggu kau membuka hatimu padaku, dan saat itulah akan ada kejutan lain yang menunggumu,” kata Anderson yang tersenyum dan hendak melewati batas hutan.
“Jangan maju selangkah lagi! Aku sudah katakan jangan melewati batas dari pohon besar itu. Aku tidak ingin kau dalam bahaya karena melewati batasnya,” kata Guinea yang mencegah Anderson melangkah.
“Akan kudengarkan apa yang kau katakan. Aku percaya padamu,” kata Anderson yang melangkah mundur tapi menarik Guinea dan memeluknya dengan erat.
Guinea untuk kali pertamanya merasakan kebahagiaan yang berbeda dari Enzo yang memperlakukannya dengan baik. Anderson menyukainya, mencintainya dengan tulus sama seperti Enzo, tapi diantara kedua pria ini Guinea merasakan kebahagiaan dari pelukan Anderson.
Anderson memegang pipi Guinea, meraba-raba dan menciumnya dengan lembut. Bibir mereka berdua bersentuhan, dan Guinea tidak mempermasalahkannya dan malah memberikan respon yang sama.
Di dalam hutan kelam, telah diberikan pasangan yang sulit untuk bersama tetap bisa saling bertemu. Kebahagiaan ini adalah hal yang sangat dicari Guinea dalam hidupnya. Semuanya berjalan dengan sangat baik.
Malam kembali datang. Guinea tidak sadar jika dirinya sudah berada di batas hutan selama berjam-jam bersama dengan Anderson.
“Aku harus kembali, ini sudah malam,” kata Guinea yang tahu kalau manusia serigala lebih aktif di malam hari.
“Tapi aku masih ingin bersamamu,” kata Anderson tidak melepaskan tangan Guinea, masih memegangnya dengan sangat erat.
“Kita akan bertemu seminggu lagi, aku janji akan menemuimu dihari itu. Sekarang kau juga harus kembali. Aku mohon kembalilah dengan selamat dan jangan melihat ke belakang saat kau berjalan pulang,” kata Guinea yang mulai tergesa-gesa dengan situasi yang di mana bulan mulai muncul.
“Memangnya ada apa Guinea? Aku malah mengkhawatirkanmu sekarang ini,” kata Anderson yang bisa tahu kalau Guinea sedang gelisah.
“Kau percaya padaku bukan?” tanya Guinea pada Anderson.
“Aku percaya,” balas Anderson dengan ekspresi yang khawatir.
“Jadi tolong dengarkan apa yang ku katakan. Semua ini demi membuatmu terhindar dari bahaya,” kata Guinea yang mendorong Anderson untuk kembali pulang dengan kudanya.
“Lalu bagaimana denganmu?! Apa kau akan berada dalam bahaya?!” seru Anderson yang tidak ingin meninggalkan Guinea.
“Aku akan baik-baik saja,” balas Guinea tersenyum seperti tidak akan terjadi masalah padanya.
“Ikutlah denganku! Aku akan membuatmu merasa nyaman hingga melupakan kalau ada bahaya pada dirimu ataupun diriku,” kata Anderson yang masih memegang tangan Guinea tidak ingin melepaskannya.
“Baiklah.”
Untuk kali pertamanya Guinea kembali menginjakkan kaki pada wilayah hutan manusia. Anderson sudah naik ke atas kudanya dan menunggu untuk Guine juga naik. Tapi Guinea langsung memukuli kudanya membuat kuda yang ditunggangi Anderson berlari meninggalkan hutan, dan Guinea kembali ke batas hutan.
“Guinea?!” Enzo yang melihat Guinea berada di bata hutan dengan terduduk.
Enzo saat itu berwujud serigala yang melihat Guinea terduduk dan bersandar di pohon dengan berpura-pura tertidur. Enzo berubah menjadi manusia dan mengangkat Guinea pulang.
Guinea sadar tapi kali ini hanyalah akting untuk membuatnya terlihat ketiduran saat sedang mencari makanan untuk mereka berdua.
Saat perjalanan, Guinea pura-pura bangun dan kaget melihat Enzo yang menggendongnya untuk pulang.
“Enzo?” kata Guinea mengusap-usap matanya seolah-olah baru bangun.
“Tidak apa-apa, kembalilah tidur. Aku akan menggendongmu sampai rumah dan kau bisa tidur lebih nyenyak di sana,” kata Enzo yang sangat baik pada Guinea yang membuat Guinea semakin sakit hati pada Enzo dan juga Anderson.
“Aku sudah tidak mengantuk. Turunkan aku,” kata Guinea yang tidak enak dengan Enzo yang menggendongnya.
Enzo menurunkan Guinea dan Guinea langsung menggandeng tangan Enzo dan berjalan bersamanya di bawah sinar rembulan.
“Ini pertama kalinya kita berjalan-jalan bersama saat malam hari. Aku sangat senang dengan momen ini istriku,” kata Enzo yang akan mengingat hal ini dalam hidupnya.
“Iya, aku sangat jarang pulang malam tapi hari ini aku sedikit lelah dan tertidur pada pohon hahaha,” kata Guinea yang berbohong pada Enzo.
“Lagi-lagi, aku mencium bau manusia selain dirimu, tapi mungkin saja baumu bercampur dengan manusia yang berada di batas hutan,” kata Enzo yang sama sekali tidak curiga dengan Guinea.
“Apakah seperti itu? Apa aku harus mandi?” tanya Guinea yang mencium bau badannya sendiri.
“Hahaha, tidak apa-apa. Aku percaya denganmu dan aku tahu kalau istriku tidak akan melarikan diri pergi ke wilayah manusia. Tapi jika kau sangat merindukan kampung halamanmu, aku bisa membawamu ke sana dengan menyamar,” kata Enzo yang mengira kalau Guinea selalu berada di batas hutan karena rindu dengan tempat tinggalnya dulu.
“Terima kasih, tapi aku sama sekali tidak ada rencana ke sana. Jika orang-orang mengenaliku apa yang harus kulakukan? Mungkin saja mereka mengira kalau putri mereka yang lain juga selamat dan akan masuk ke dalam hutan lebih dalam dan mungkin saja mereka bisa menemukan kalian. Aku hanya tidak ingin ada pertikaian diantara manusia dan manusia serigala. Aku tidak ingin melihat banyak darah yang tumpah hanya untuk membiarkanku melihat bagaimana duniaku. Aku cukup senang mengamati mereka dari jauh, dan itu sudah lebih dari cukup.”
Penjelasan Guinea yang agak berbohong membuat Enzo semakin menyayanginya karena tahu kalau Guinea telah memberikan hidupnya untuk Enzo dan Enzo juga sudah memberikan hidupnya untuk Guinea. Hati Enzo tersentuh dan berjanji pada dirinya sendiri untuk lebih sering membahagiakan istrinya dan mungkin saja bisa mengajaknya berkeliling hutan, memperkenalkannya dengan beberapa temannya.
“Guinea! Aku semakin mencintaimu!” seru Enzo yang memeluk Guinea dan langsung kembali menggendongnya dan berlari sangat cepat.
“Enzo! Apa yang kau lakukan?! Kau berlari terlalu cepat! Aaahhh!” teriak Guinea yang melihat rumah mereka sudah lewat.
“Aku hanya ingin membuatmu bahagia dengan jalan-jalan super cepat. Nikmati saja anginnya,” kata Enzo yang tersenyum bahagia memperlihatkan taring serigalanya.
“Hahaha, terima kasih suamiku!” teriak Guinea sedikit bahagia.
Semakin hari Guinea semakin sering keluar, sudah sangat jarang berada di rumah. Enzo awalnya tidak curiga dengan Guinea karena sangat percaya padanya.“Enzo, kau akan pergi hari ini?” tanya Guinea yang sebelumnya pernah membahas mengenai perjalanan serigala untuk bertemu dengan serigala lain di hutan yang berbeda.“Ya, maaf membuatmu sedih karena aku tidak bisa mengajakmu,” kata Enzo mengecup kening Guinea. “Padahal aku sangat ingin memperkenalkanmu dengan orangtuaku.”Pada hari Guinea, kepergian Enzo membuatnya agak senang karena Guinea bisa lebih sering bertemu dengan Anderson tanpa harus merasa diikuti ataupun gelisah kalau mereka ketahuan.“Memangnya berapa lama kau akan pergi?” tanya Guinea yang bertanya untuk memastikan.“Karena tempatnya agak jauh, jadi kurang lebih sebulan untuk pergi dan pulang,” balas Enzo yang mengingat perjalanannya terakhir kali.Guinea membantu Enzo me
Anderson membawa Guinea ke wilayah manusia, tepatnya wilayah ibu kota tempat Guinea dulunya tinggal. Guinea langsung menutup wajahnya dengan tudung karena orang-orang di sini lumayan mengenal Guinea dengan nama Opelia.“Hei, kenapa kau menyembunyikan wajahmu?” tanya Anderson yang mengira Guinea malu dengannya.“Tidak perlu tahu,” balas Guinea ketus.“Kenapa sih, nggak senang kalau aku bawa ke sini?” tanya Anderson yang belum terlalu mengenal Guinea.“Tidak, lakukan saja apa yang kau inginkan,” jawab Guinea yang tidak berpikir panjang lagi karena bersama Anderson, ini kesempatan.Anderson membawa Guinea pergi ke gerbang istana dan mengenalkannya dengan beberapa rekannya, tapi saat itu Guinea sangat membenci yang namanya istana. Di sini Guinea mendapatkan pakaian pernikahan dan dijadikan sebagai tumbal untuk hutan. Guinea berpikir, para gadis yang sebelumnya juga dijadikan tumbal, tidak seberuntung diri
Enzo datang dengan wajah marah yant langsung menarik Guinea pulang dengan emosi yang meluap-luap. Anderson tidak tahu apa yang terjadi, tapi saat hendak melangkah, Enzo memperlihatkan wajah marah seperti ingin membunuh jika melangkah selangkah lagi.“Enzo! Lepasin! Ini sakit!” teriak Guinea yang ketakutan dengan wajah Enzo yang berubah menjadi marah.“Hah! Orang itu siapa?! Pantas saja aku selalu mencium bau manusia lain, ternyata kau selalu pergi dari gua hanya untuk bertemu dengan pemuda itu!” teriak Enzo yang masih bisa menahan emosinya. Jika Enzo tidak dapat menahan emosinya, bisa saja Guinea tidak akan selamat.Guinea tidak dapat membalasnya secara langsung dan hanya menangis dihadapan Enzo yang sedang marah.“Aku katakan padamu, siapa dia?” tanya Enzo mengurangi tinggi suaranya.“Huh ... Anderson, dia adalah adikku,” kata Guinea yang berbohong pada Enzo.“Apa?” tanya Enz
Anderson muncul dihadapan Guinea yang menyendiri. Tubuh Guinea bergerak sendiri berjalan memeluk Anderson yang sudah seminggu lebih tidak ditemuinya dengan menangis. Anderson membalas pelukannya dan mereka terlihat jelas seperti keluarga.“Anderson, tolong jangan katakan kalau aku kekasihmu. Orang ini akan membunuhmu jika tahu itu. Katakan padanya kau adalah keluargaku,” bisik Guinea yang mana Guinea pernah menceritakan tinggal dengan seseorang yang sangat membenci orang-orang yang hidup di bagian kota.“Aku mengerti,” balas Anderson berbisnis pada Guinea.Enzo ikut bahagia melihat Guinea yang menangis sambil tersenyum melihat adiknya yang sangat disayanginya. Perasaan Enzo menjadi tentram setelah melihat senyuman Guinea yang menghilang selama seminggu lebih.“Hari ini aku mengizinkanmu untuk pergi bersamanya hingga malam,” kata Enzo memberikan izin yang tidak pernah diberikan pada Guinea.“Benarkah? Kau me
Setiap harinya Guinea selalu keluar bertemu dengan Anderson, kesempatan ini dimanfaatkan dengan sangat baik pada Guinea untuk lebih sering keluar dan tidak terlalu mengurus Enzo lagi di dalam hutan. “Kau pergi lagi hari ini?” tanya Enzo yang melihat Guinea dengan wajah ceria pagi. Padahal saat itu Enzo baru saja pulang dari kegiatan malamnya. “Orangtuaku juga memperlakukan adikku dengan sangat tidak baik, dia sama sekali tidak makan makanan enak, dan aku tidak tega melihat adikku seperti itu. Jangan khawatir, aku sudah menyiapkan makanan untukmu, dan janji aku akan pulang malam ini,” kata Guinea yang sudah memakai tudungnya dan hendak pergi. “Tapi kalau kau pulang malam, aku yang pergi. Apa tidak bisa kita kembali seperti dulu lagi? Bersama menghabiskan waktu yang ada?” tanya Enzo yang sudah merasakan kalau istrinya sama sekali tidak berada disisinya jika malam hari dan saat pagi istrinya malah pergi saat Enzo kembali. “Aku akan bertanya pada adikku,”
Enzo hanya melihat mereka dari jauh dan tidak melakukan aksi malam ini dikarenakan ada banyak orang yang masih terbangun dan juga akan tidak baik jika menganggu pernikahan bahagia ini. “Berbahagialah, malam ini aku akan membiarkanmu istriku sayang, tapi kesempatan lain aku tidak akan memberikan kebaikanku lagi,” gumam Enzo yang menyamar menjadi warga sekitar dan berjalan menuju ke arah Anderson dan Guinea yang baru saja keluar dengan pakaian pernikahan mereka. Guinea tidak menyadari jika orang yang disenggolnya adalah suaminya sendiri yang dikhianati. Enzo memberikan tatapan hangat pada Guinea untuk terakhir kalinya karena malam hari wajah tidak begitu tampak jelas. “Maaf,” kata Enzo yang mengubah cara bicaranya. “Tidak apa-apa,” balas Guinea tersenyum yang mana Anderson memegangnya hingga tidak ikut terjatuh. “Kalian baru saja menikah?” tanya Enzo masih berpura-pura baik. “I-iya, kami baru saja menikah,” balas Guinea yang sempat melir
Sebelumnya ... Anderson pergi ke gerbang istana untuk meminta bantuan pada teman-temannya yang sedang berjaga untuk menemaninya menuju ke hutan malam-malam begini. Semua orang tahu, jika pergi ke hutan dalam keadaan malam sama saja dengan bunuh diri. Hutan menjadi lebih misterius saat malam hari dan semua orang tidak akan masuk ke sana dengan alasan apapun. “Aku membutuhkan bantuan kalian. Tolong bantu aku menyelamatkan istriku,” kata Anderson meminta tolong pada temannya yang sedang menjaga gerbang istana dan berpikir untuk membantu Anderson. “Maaf sobat, bukannya aku tidak mau tapi kau tahu sendiri. Raja melarang warganya untuk masuk ke dalam hutan saat malam hari, itu sudah berlaku bertahun-tahun lamanya,” kata penjaga istana yang patuh pada peraturan kerajaan dan tidak ingin membuat masalah lainnya, karena bisa saja hal ini membuat jabatan mereka turun menjadi penjaga tahanan. “Aku mohon, istriku berada di dalam hutan dan seorang pria membawanya p
Anderson duduk bersama pangeran Cedric yang dengan santainya menyeduh teh bunga melati sambil menikmati kesunyian yang ada pada mereka. Anderson duduk dan mengikuti apa yang dilakukan pangeran Cedric untuk tetap terlihat sopan seperti yang dilakukan oleh pangeran Cedric. “Kenapa diam saja prajurit kerajaan? Tolong bicaralah!” perintah pangeran Cedric dengan baik tanpa memperlihatkan siapa dirinya. Seperti sekarang ini pangeran Cedric sedang berbaur dengan Anderson. “Begini pangeran, apakah jika aku menceritakan semuanya ... apakah orang itu akan kita cari?” tanya Anderson. “Aku mempertimbangkan kepentingan rakyat. Ceritakan yang terjadi,” tukas pangeran Cedric yang sepertinya tidak sabar mendengarkan apa yang telah dilalui Anderson di dalam hutan itu. Anderson mulai menceritakan kalau dirinya adalah prajurit yang berasal dari perbatasan wilayah kerajaan seberang dan dipindahtugaskan menjadi prajurit kerajaan tingkat pemula. Semuanya diceritakan dengan