Share

Chapter 6 : Misi Pertama

Sebelumnya, Eiji bersama Satsuki dan Jirou pergi ke Asosiasi petualang untuk mencari tahu tentang misi kecil yang bernama Comission untuk mendapatkan EXP dan berbagai reward lainnya.

Mereka bertiga duduk di sebuah meja bundar yang telah tersedia cukup banyak di sana. Dengan poster yang di bawa oleh Jirou, terlihat berserakan di atas meja.

“Jadi, semua ini adalah misi untuk tingkat pemula?” tanya Eiji

“Benar. Ada yang membantu untuk mengusir babi hutan di desa bagian timur, ada juga misi untuk membantu bangun desa ataupun mengantar barang” sahut Jirou

Melihat isi dari setiap poster misi itu tidak ada yang menarik dari bagian rewardnya. Karena setiap dari misi hanya memiliki permintaan yang sama, dan reward yang di dapatkan hanya mencapai 200-300 EXP.

Tiba-tiba saja, Satsuki yang sedang mencari-cari dari dalam poster itu pun mendapatkan sebuah poster dengan permintaan yang cukup menarik.

“Hei, Eiji. Bagaimana dengan ini?” tanya Satsuki sembari memperlihatkan poster tersebut padanya

Ketika Eiji melihat poster tersebut, sebuah misi yang cukup menarik muncul di hadapannya. Dengan tulisan….

[Ekplorasi dungeon misterius yang tiba-tiba saja muncul di dekat desa Aria. Semenjak munculnya dungeon tersebut, banyak sekali monster liar baru yang berkeliaran di hutan seolah mereka keluar dari dalam dungeonnya. Mohon, bagi para petualang untuk membantu. Dengan imbalan…]

[5000 EXP] [300.000 Credit]

[Tingkat kesulitan : D Class]

/---/

Melihat reward yang di tawarkan dari misi tersebut membuat Eiji cukup tergiur. Terlebih lagi, hal mengenai ekplorasi dungeon berhubungan dengan misteri dan juga sesuatu hal yang baru.

“Ini menarik juga….” gumam Eiji

“Apanya?” sahut Jirou yang mendengar dan sontak melihat poster tersebut

Ketika Jirou membaca lebih detail, dia menemukan tingkat kesulitan yang kemungkinan saja tidak Eiji baca.

“Hei, apa kau tidak lihat tingkat kesulitannya itu? Ini untuk D Class ke atas!” ucap Jirou

Eiji yang kembali melihat isi dari poster tersebut pun baru menyadari akan tingkat kesulitan yang tertera di bagian bawah. Namun, dengan wajah polos Eiji tetap berkata….

“Lalu kenapa? EXP dan Credit yang di dapatkan lumayan banyak. Kita bisa membeli perlengkapan jika berhasil!” ucap Eiji

Jirou menghela nafas berat karena antusias Eiji berasal dari hal yang cukup membahayakan.

“Eiji, kau tidak bisa baca ya? Kita ini masih level 7, sedangkan misi ini untuk D Class keatas yang memiliki level 21-40!” ucap Jirou

/---/

Dalam Linked Evolution, tingkat kesulitan sebuah misi dari permintaan penduduk mendapatkan tolak ukur yang sesuai dari Asosiasi petualang yang terdapat di berbagai kota dan kerajaan.

Sesuai dengan peringkat alfabet yang di mulai dari F hingga S, ini merupakan tingkat kesulitan dari terendah hingga tertinggi dari setiap misi atau permintaan yang telah di sortir oleh para NPC dari asosiasi petualang.

Dan kali ini, tingkat yang ingin di pilih oleh Eiji adalah D class. Yang seharusnya hanya bisa di selesaikan oleh pemain berpengalaman dan memiliki level berkisar 21-40.

Setiap tingkat kesulitan juga tidak bisa sebatas di selesaikan karena faktor level dan perlengkapan saja. Kemampuan dari seorang pemain di butuhkan sekali untuk menyelesaikan misi tingkat tinggi.

Oleh karena itu, ada beberapa misi yang memiliki persyaratan tertentu yang berhubungan dengan peringkat seorang pemain.

Mulai dari yang terendah yaitu Bronze, Iron, Silver, Gold, Platinum, Mithril, Orichalum, dan juga Adamantite.

Tentu saja Eiji memiliki kemampun bertarung yang hebat, tetapi hal itu tidak menutupi kenyataan bahwa damage yang dia hasilkan tidaklah sebesar pemain level tinggi, dan juga skill yang dia miliki tidak sebanyak pemain lain.

/---/

Jirou yang menentang hal tersebut berulang kali pun berujung berdebat dengan Eiji.

“Apa kau ingin kena penalty dari mati dalam game?! Kau tidak akan bisa bermain satu hari ke depan loh!” ucap Jirou

“Resiko besar memiliki reward yang lebih besar. Jika kita ingin naik level lebih cepat, maka lebih baik ambil saja!” bantah Eiji

“Hei, ini adalah Ekplorasi dungeon. Bukan PVP! Berbeda cerita jika melawan player lain, karena membutuhkan teknik!” bantah Jirou lagi

Keduanya menempelkan jidat mereka karena saling tidak bisa menerima pendapat satu sama lain.

“Hah?! Kau ingin terus di level kecil dan bermain membersihkan hutan dari babi liar?!” ucap Eiji

“Lebih baik di bandingkan ingin sok kuat karena baru saja mengalahkan player level 37!” balas Jirou

Tak tahan melihat keributan yang di sebabkan oleh mereka berdua, Satsuki pun turun tangan dengan mencubit keras pipi mereka.

*GYUT*

“AAAHHH!!!” erang mereka berdua

“Sakit, sakit, sakit! Satsuki, hentikan!” teriak Eiji

Dengan raut wajah datar dan aura tenang, Satsuki memaksa mereka untuk berhenti.

“Duduklah dengan tenang. Kalian menganggu banyak orang” ucap Satsuki sembari melepas cubitannya

Begitu mereka berdua sudah tenang dan duduk sembari mengusap pipi yang berbekas merah, Satsuki pun mulai mengambil alih pembicaraan sembari melihat tingkat kesulitan dari misi tersebut.

“D class ya….” gumam Satsuki

“Benar kan? Seharusnya kita jangan gegabah!” ucap Jirou

“Sudah kubilang, reward yang di dapatkan itu lumayan!” bantah Eiji

“Sudahlah kalian berdua. Hentikan debat ini. Lebih baik kita pergi ke sana untuk melihat-lihat dulu” ucap Satsuki

Dengan keputusannya saat itu, tak lain dari Jirou ataupun Eiji sama sekali tidak ingin menentangnya. Satsuki segera bangun dari kursinya dan menuju ke Juliana untuk menerima misi tersebut.

Setelah menerima misi tersebut, mereka pun beranjak pergi menuju desa Aria dimana dungeon misterius itu muncul. Dengan menggunakan tumpangan seorang pedagang, mereka sampai ke sana tak memakan waktu yang lama.

Pedagang tersebut berhenti tepat di depan Aria menurunkan Eiji di sana.

“Terima kasih, paman” ucap Satsuki

“Tidak usah sungkan. Kalian bertiga berhati-hatilah” ucap pedagang tersebut

Pedangan itu pergi pun mulai berjalan lagi dengan kereta yang dia bawa menggunakan kudanya. Sedangkan Eiji, bersama dengan Satsuki dan Jirou pun telah sampai di desa Aria.

Mereka bertiga yang masuk ke dalam desa tersebut di penuhi oleh banyak sekali anak-anak kecil yang bermain ria di hari yang cerah bersama dengan harmonisnya orang-orang sekitar yang begitu ramah antar satu sama lain.

Walaupun mereka hanyalah NPC, tetapi jiwa kehidupan yang di rasakan Eiji saat itu terasa begitu nyata seolah mereka benar-benar hidup layaknya manusia nyata.

“Ini… benar-benar game?” gumam Eiji

“Entahlah… rasanya sama seperti berada di dunia nyata. Mereka seperti mempunyai jiwa sendiri dan kehangatan yang sama dengan kita” gumam Jirou

“Manusia buatan… Apa teknologi telah berkembang pesat hingga bisa membaut sangat realistis?” ucap Satsuki

Di tengah mereka yang sedang kebingungan, tiba-tiba saja terdengar suara seorang pria tua yang memanggil mereka bertiga.

“Ahh… petualang!”

Suara tersebut membuat mereka bertiga menoleh ke belakang dan mendapatkan seorang pria tua berambut dan janggut yang berwarna putih. Di sampingnya terdapat seorang gadis remaja yang sedang menuntunnya, layaknya seorang cucu.

“Anda…” gumam Eiji

“Ah, maafkan aku. Aku adalah kepala desa Aria, Boffius. Dan ini cucuku Sina” ucap Viclum

“Namaku Eiji. Ini kedua temanku, Satsuki dan Jirou. Kami datang kesini karena mendapatkan permintaan untuk menjelajahi dungeon misterius yang tiba-tiba muncul di dekat desa ini” ucap Eiji

Boffius saat itu sontak terkejut ketika mendengar Eiji yang menyebutkan dungeon misterius itu. Namun, di tengahnya yang sedang terkejut, hembusan nafas lega keluar sembari mengelus dada.

“Syukurlah… ku kira tidak akan ada petualang yang akan datang untuk segera membantu kami” ucap Boffius

Eiji sedikit bingung ketika mendengar ucapan Boffius yang terlihat seperti orang sudah di ambang putus asa.

“Apa maksudmu?” tanya Eiji

“Permintaan itu sudah kami taruh melewati tiga bulan yang lalu. Tetapi tak kunjung ada  petualang yang datang ke sini untuk membantu. Alhasil, sebagian dari lahan perkebunan dan pertambangan di hutan telah di hancurkan oleh beberapa monster yang keluar dari dungeon misterius itu” ucap Boffius

Ketika Eiji mendengar hal itu, ucapan yang di katakan Boffius benar-benar cukup memilukan. Namun, yang membuatnya cukup bingung saat itu adalah dengan reward yang cukup tinggi, mengapa tidak ada pemain yang sama sekali ingin melakukan misi tersebut?

Jawabannya mudah. Karena kesulitan misi D class, pada umumnya di berikan untuk para pemain yang sudah mencapai lvl di atas 21. Sedangkan mereka sudah mendapatkan banyak gear dan membutuhkan EXP yang lebih banyak untuk lebih kuat.

Terlebih lagi, sebuah dungeon baru tidak memiliki kepastian untuk memberikan perlengkapan yang cukup menarik. Sehingga tidak ada yang ingin mengambil resiko dan membuang-buang waktu mereka.

Tetapi, Eiji saat itu tidak banyak berpikir dan langsung berkata pada Boffius.

“Tunjukan dimana dungeon itu” ucap Eiji

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status