Share

Chapter 7 : Melawan Monster di Hutan Aria

Sesuai dengan ucapan Eiji, Boffius dan Sina menunjukan jalan ke dungeon tersembunyi tersebut. Melalui belakang desa, mereka mengambil rute paling aman untuk menghindari para monster yang masih berkeliaran di hutan dan menjaga dungeon tersebut.

Di belakang rumah yang tak lagi terpakai, mereka bersembunyi di belakangnya untuk melihat ke dalam hutan yang lebat itu.

Boffius menunjuk ke arah dalam di mana terdapat banyak sekali ogre, goblin, slime raksasa di sana.

“Ada di dalam hutan sana” ucap Boffius

Melihat banyaknya monster yang berlalu lalang dalam hutan itu benar-benar membuat kesempatan untuk menerobos masuk cukup kecil. Terlebih lagi, mereka bertiga sama rata level 7 dan belum mempunyai perlengkapan untuk bertarung.

“Ogre… Goblin dan Slime ya….” gumam Eiji

“Astaga, banyak sekali!” teriak Jirou

Teriakannya saat itu membuat salah satu goblin menoleh ke arah mereka. Namun, dengan cepat Eiji segera menutup mulut Jirou dan menariknya untuk bersembunyi di belakang rumah.

*BRUK*

“GMMHHH!!” erang Jirou

“Hei, kau mau membuat kita jadi santapan ogre?!” gerutu Eiji

Ogre yang tak mendapatkan apapun pun segera berjalan seolah sedang berpatroli. Ketika melihat hal tersebut, mereka mulai bisa menghela nafas lega karena tak ketahuan begitu awal.

Namun, Eiji saat itu cukup kesal terhadap mulut Jirou yang besar.

“Sekali lagi kau teriak seperti itu, aku akan buat kau menerima penalty kematian!” ancam Eiji

“baiklah, baiklah. Itu hanya refleks kok….” sahut Jirou

“Kau ini-!” gerutu Eiji

Di sisi lain, Satsuki saat itu menghiraukan mereka berdua dan terfokus terhadap Boffius dan Sina yang cukup keTakutan.

“Tuan Boffius? Sina?” gumam Satsuki

“Ma-maafkan kami. Tetapi, setiap kali melihat para monster itu, yang ada di kepala kami hanyalah ingatan mengerikan itu!” ucap Boffius

Di sisi lain, Satsuki melirik ke arah Sina yang sudah berkaca-kaca dan meringkuk keTakutan sembari memegang kalungnya yang berukir setengah hati yang telah menyatu menjadi satu.

Dan di tengah keTakutan layaknya trauma yang tak kunjung berhenti, Sina tiba-tiba mengucapkan sebuah kata….

“Kakak!” gumam Sina

Satu kata tersebut membuat Satsuki tertegun diam dengan kedua matanya yang melebar. Pandangan mata yang mulai berkaca-kaca saat itu menunjukan perasaan sedih yang sama padanya.

Bagaimana tidak? Karena ingatan yang kelam saat itu muncul kembali dalam kepala Satsuki. Ingatan kakaknya yang dahulu pernah menyelamatkannya saat kecil dari tertabrak sebuah mobil.

Kehilangan seorang kakak, adalah suatu hal yang dapat di rasakan begitu dalam oleh Satsuki ketika melihat Sina yang sangat bergemetar akan rasa Takut.

Bahkan Eiji dan Jirou saat itu dapat mengetahui jelas perasaan Satsuki yang tiba-tiba saja menunduk diam ketika mendengar hal tersebut.

Saat air mata hampir menetes turun, Eiji menempatkan tangannya dengan lembut di kepala Satsuki.

*PUK*

“Tenang saja. Kita akan merebut hutan ini kembali!” ucap Eiji

Satsuki sontak menoleh ke samping dan melihat ke arah Eiji dengan matanya yang berkaca-kaca. Melihat harapan dari Eiji saat itu benar-benar membuatnya kembali tenang dan mengusap air mata yang ingin turun.

“Ya, pasti!” sahut Satsuki yang sudah tersenyum lagi

Melihat Satsuki yang sudah kembali tenang pun membuat Eiji semakin mempunyai alasan untuk menaklukan hutan dan dungeon misterius tersebut.

“Tuan Boffius, Sina. Kalian berdua kembalilah ke desa, misi ini akan kami terima dan pasti akan kami selesaikan!” ucap Eiji

“Be-benarkah?! Terima kasih, terima kasih petualang!” ucap Boffius

“Ya. Tunggulah kabar baik ketika kami kembali ke desa” sahut Eiji

“Terima kasih! Terima kasih, semoga beruntung untuk kalian semua! Dan kumohon kembalilah dengan selamat!” mohon Boffius

Dengan senyuman tipis yang meyakinkan dari Eiji, Boffius dan Sina pun kembali ke desa agar terhindar dari agresifnya monster yang ada di dalam hutan.

Sedangkan Eiji yang tersisa dengan Satsuki dan Jirou pun mulai menyusun rencana.

* * * * *

Hutan yang lebat dan penuh pohon tinggi di mana-mana. Semak-semak yang tebal membuat gusaran dari setiap gerakan yang di lalui, bahkan hembusan angin sejuk dapat terdengar dan terdeteksi dengan jelas oleh indera para monster tersebut.

Ogre, Goblin dan Slime. Tiga tipe monster yang terus menerus berkeliling di hutan tersebut seolah menjaga teritori mereka.

Dan ketika salah satu ogre sedang menatap ke arah rumah kosong di mana Eiji sebelumnya berada, tiba-tiba saja tepat dari semak-semak di depannya muncul Eiji dengan lengan yang sudah di kepal erat.

*SRAK*

“Jatuhlah kau!” teriak Eiji

*BUAAKK*

Hantaman keras di bagian dagu itu membuat Ogre sedikit terpental ke atas dan mundur hingga terkapar di tanah.

*BRUAAKK*

“GRRHHH!!” erang Ogre tersebut

Melihat ogre yang hanya terhempas mundur dan sebuah panel bar HP nya yang berkurang sedikit itu menunjukan bahwa Eiji tidak membunuhnya dengan sekali serang.

Sedangkan, suara keras dari terjatuhnya ogre sebesar tiga meter itu, tentu saja membuat dua ogre lainnya, serta Slime dan Goblin lainnya menyadari hal tersebut.

“KAKAKAKAKA!” suara goblin yang menemukan Eiji menghantam Ogre

“Mulai lah serangan kerumunan kalian ya! Majulah, walaupun menguras tenaga, tetapi lawan monster seperti kalian sebanyak apapun, aku bisa meladeni kalian semua sekaligus!” teriak Eiji

Para slime yang mulai menembakkan cairan mereka, serta goblin menggunakan anak panah tak membuat Eiji gentar untuk melesat dan menghindari setiap serangan tersebut.

*WUSH WUSH*

Eiji yang merunduk dari setiap serangan tersebut pun menyelengkat goblin yang berada di garis depan.

*ZRAK*

“HYAH!” teriak Eiji yang kembali berdiri pada dua kakinya dan menendang mundur para goblin hingga menabrak Slime di belakangnya

*DUAAKK*

*BRUKK*

“KAAAKKK!!” erang para goblin

Sisa-sisa dari para goblin dan slime yang mengepung Eiji pun mulai maju secara bersamaan untuk menyerangnya.

Namun, Eiji saat itu tidak menganggap dirinya sedang berada dalam situasi berbahaya.

Para goblin dan slime yang datang maju berulang kali saat dia hajar berulang kali hingga bar HP mereka merah hancur dan mati layaknya partikel yang meledak.

*BUAK BUG BUK*

*DUAAK*

Bahkan di tengah Eiji sedang melempar pukulan dan tendangannya, banyak dari goblin dan slime yang telah jatuh mati di tangannya. Sehingga, muncul panel notifikasi tepat di depan matanya yang menunjukan dirinya naik level.

*TING*

[LEVEL UP!]

[ Nama : Eiji ]

[ Level : 13 ]

[ EXP : 123/2500 ]

[ Class : Fighter ]

[ HP : 1390/1500 ]

[ MP : 350/350 ]

[ ATK : 136 ]

[ DEF : 106 ]

[ Skill : - Tectonic Shift ( Cost MP : -125) ]

“Uwa! Naik level!” ucap Eiji

Para goblin dan slime yang telah dia habisi saat itu pun membuatnya naik level secara signifikan. Dan di antara kenaikan stats yang dia dapatkankan, salah satu notifikasi yang membuatnya cukup tertarik adalah skill baru yang dia dapatkan, yaitu Tectonic Shift.

“Level baru, skill baru! Saatnya uji coba di mulai!” gumam Eiji sembari berbalik badan dimana para goblin dan slime lainnya datang

Dia membuka telapak tangannya dan menghantam tanah dengan kelima jari yang menusuk ke dalam tanah.

*BUAK*

*GRAK*

“Tectonic Shift”

Eiji memutar tangannya dan membuat tanah yang di pijak oleh para goblin dan slime yang menuju ke arahnya terputar hingga hancur dan retak.

*GRAK GRAK GRAK*

“KAAAAKK!!” teriak Goblin yang terjatuh dan terhimpit ke dalam retakan tanah tersebut

“HYAAHH!!” teriak Eiji yang kembali memutar rotasi lengannya ke arah awal

Dengan begitu, tanah yang sebelumnya dia hancurkan untuk menjerat para goblin dan slime langsung tertutup dan menjepit mereka hingga hancur berkeping-keping.

*BRAAK*

*CRATT CRATT*

Cipratan dari darah para goblin dan slime yang keluar saat itu benar-benar brutal dan jumlah mereka sangatlah banyak. Namun, Eiji lebih terkejut dengan skill yang dia dapatkan saat itu cukuplah berguna dan hebat.

“UWA!! Keren sekali!” teriak Eiji

“GRAAA!!”

Raungan dua ogre yang muncul tepat di belakangnya sudah memegang sebuah batang kayu pemukul raksasa. Keduanya ingin mengayunkannya untuk menghajar Eiji yang sedang lengah.

“Cih! Satsuki, Jirou!” teriak Eiji

Tepat pada teriakannya itu, mereka berdua muncul tepat di belakang kedua ogre dengan pedang yang sudah siap untuk di ayunkan.

“Santapan EXP!” teriak Jirou dengan girang

Keduanya mengayunkan pedang mereka dan memotong bagian belakang pergelangan kaki para ogre.

*ZRAT ZRAT*

“GRAA!” raung para ogre yang kesakitan dan kehilangan keseimbangan untuk berpijak

Keduanya pun terhantam satu sama lain dan terjatuh tak berdaya dengan kaki yang tidak dapat menopang lagi.

*BRUK*

Ketika para ogre telah terkapar tak berdaya dan meronta tak berguna, Satsuki dan Jirou berdiri tepat di atas tubuh mereka dengan pedang yang memiliki bercak darah mereka.

“Hehe! Walaupun tubuh kalian besar, level kesulitan kalian tinggi, tetap sama monster hanyalah santapan EXP!” ucap Jirou

“GRAAA!!” raung ogre tersebut

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status