Malam Tanpa Noda
Dua orang sejoli berada di sebuah hotel bintang lima. Sang lelaki berada di atas tubuh wanita. Meliuk-liuk bagaikan ular.
Suara mereka bagaikan nyanyian kerinduan. Rindu setelah semua terjadi. Rindu setelah kehampaan menyelimuti. Pikiran negatif selalu menghantui. Kecemburuan membuat Drian tak berpikir jernih.
Drian melepaskan diri dan terbaring di samping wanita tanpa sehelai kain. Wanita berwajah boneka bibir manis istri Drian.
Prily selamat dari aksi penembakan itu. Walaupun, dirinya koma untuk beberapa hari.
Seluruh keluarga Mahendra berdoa kepada sang pencipta agar Prily diselamatkan dari maut.
Airi melakukan amal secara besar-besaran meminta doa kepada anak-anak yatim piatu.
Prily meletakkan kepala di dada bidang Drian. Memainkan jemari lentik memutar-mutar. Membentuk nama dirinya dan juga lelaki yang dicintainya.
“Aku lapar,” rengek Prily.&n
Malam Tanpa Noda Perut Lily semakin membesar. Mereka sudah melakukan syukuran tujuh bulan dan kini menunggu kehadiran sang buah hati. Fian selalu Siaga. Begitu juga Airi dan Putra. Tak ingin cucu pertamanya mengalami hal buruk. Lily dan Fian kembali ke rumah Mahendra. "Aduh!" teriak Lily melepaskan ponsel hingga membentur lantai keramik putih. Fian menghampiri istrinya dan menutup panggilan begitu saja. "Drian, kita harus pulang!" pinta Prily. "Tidak bisa. Kita baru sehari di sini?" "Kamu tak dengar kalau Lily teriak kesakitan." "Belum waktunya ia lahiran masih satu bulan lagi." "Tapi, aku khawatir sekali!" "Kita hubungi adik kembar. Mereka pasti tahu." Jemari kekar Drian menekan kontak Afisah dan menunggu panggilan terangkat. Dua kali berdering baru diangkat oleh gadis manis yang beranjak dewasa.
Malam Tanpa NodaPart 1Airi melamun melihat punggung suaminya-- Faisal melewatinya ketika sang istri meminta nafkah kepadanya. Baju lingerie berwarna merah. Warna kesukaan Faisal menempel di tubuh indahnya. Matanya mengeluarkan embun."Maaf Ai, Abang lelah," tolak Faisal langsung merebahkan tubuhnya di kasur. Lelaki itu tak menghiraukan tubuh istrinya yang mematung. Untuk kesekian kalinya suaminya menolak.Airi menghampiri Faisal yang telah terlelap lebih dulu. Sejak malam pertama mereka, Faisal tak menemukan selaput dara pada istrinya. Sikap suaminya berubah drastis.Kala itu setelah acara resepsi pernikahan, mereka masuk ke kamar yang telah dihiasi kelopak bunga mawar di atas ranjang. Rasa bahagia menyelimuti hati mereka. Setelah, beberapa bulan berpacaran. Mereka memutuskan untuk menikah.Airi masuk ke kamar mandi membersihan diri dan memakai baju transparan. Untuk pertama kalinya Airi membuka penutup kepalanya di depan Faisal. Ia memberi
Malam Tanpa NodaPart 2Airi berada di dalam kamar menangis di atas sejadahnya. Setelah pulang dari kantor suaminya ia mengunci diri dalam kamar. Tak makan maupun minum. Adegan tiap adegan berputar di otaknya. Hanya kepada Allah ia mengadu dan hanya pada-Nya ia memohon pertolongan.Suara mobil terdengar di garasi rumah. Bergegas ia melipat mukenah dan membukakan pintu rumah yang ia kunci dari dalam. Berharap mendapatkan jawaban dari suaminya.Matanya terbelalak melihat wanita di kantor Faisal dan Ibu mertua turun dari mobil yang sama."Mama ....," panggil Airi hendak meraih tangan mertua."Sudah tak usah basa-basi," ucap mertuanya ketus. Menabrak bahu Airi.Wanita paruh baya itu duduk di sofa dan diikuti oleh Faisal dan Airi."Bella, kemari Sayang. Duduk samping Mama!" ucap Ririn menepuk sofa di sampingnya. Bella menuruti ucapan wanita itu."To the point aja ya Ai. Perkenalkan ini Bella anak teman bisnis Mama dari Jerman. Dia cantik,
Part 3Faisal masuk ke kamar Airi, lelaki itu bermaksud menemaninya. Namun, istrinya menolak dengan halus. Airi tahu dosa besar bagi istri jika membantah suami.Hati Airi masih sakit atas pengakuan ibu mertuanya tentang pernikahan kedua Faisal. Tanpa izin darinya sebagai istri pertama. Airi merasa dirinya tak dianggap hanya sebagai figuran di rumah ini.Semua pekerjaan ia lakukan. Walaupun Faisal tak pernah menyantuhnya. Memeluk pun tidak. Airi merasa hanya sebagai pembantu di rumah suaminya.Sebuah tangan melingkar di perut Airi, ia sedang berada di dapur. Tak pernah Faisal memperlakukan Airi seperti ini sejak pernikahannya setahun yang lalu.Rambut basah Faisal membuat diri Airi membayangkan suaminya memadu kasih dengan wanita lain.Perasaan sakit dan jijik tiba-tiba menghampirinya."Maaf Bang, aku lagi masak," ucap Airi berpura-pura sibuk. Menghindari gejolak di dada. Menahan air mata yang akan jatuh.Faisal terkejut ketik
Part 4Hari ini langit terlihat cerah setelah beberapa hari cuaca mendung seperti hati Airi. Wanita itu sudah bertekad untuk memilih jalannya sendiri. Mencari pekerjaan adalah hal yang harus dilakukan.Tak akan mungkin mengandalkan Faisal. Lelaki itu sudah memiliki wanita lain. Tak lupa mengucapkan bismillah dan memantapkan niat.Mencari lowonga kerja di beberapa situs online melalui gawainya. Airi memulai untuk mencari. Mata dan jari jemari tak jauh dari ponsel. Ia mencari pekerjaan yang tak terlalu jauh.Jika, Faisal menceraikannya setidaknya ia memiliki penghasilan sendiri. Ia tak berharap lelaki yang dicintainya mempertahankan dia sebagai istri.Setelah mendapatkan lowongan, Airi mempersiapkan semua keperluan surat-surat untuk lamaran kerja.Airi sudah rapi dengan kemeja panjang berwarna putih, rok hitam panjang, dan kerudung putih dengan bros kupu-kupu di sebelah kanan. Menenteng tas keluar kamar tidak lupa map c
Part 5Airi dibawa ke rumah sakit terdekat. Lelaki yang menabraknya adalah Putra Mahendra. Hati menatap iba pada gadis yang berbaring lemah. Putra menghubungi papinya yang berada di Singapura.Putra menceritakan peristiwa kecelakaan yang membuat seorang wanita terluka parah. Rio--papi Putra akan segera membantu anaknya dalam kasus kecelakaan tersebut. Rio sangat mencemaskan anak sulungnya yang berada jauh darinya.Seorang perawat keluar dari ruang IGD, Putra menghampirinya."Bagaimana keadaannya, Sus?""Maaf, Bapak siapanya wanita itu?""Saya pelaku penabrakan," ucap Putra jujur."Maaf Pak, bisa Bapak mencari keluarganya untuk segera datang. Wanita itu butuh darah yang banyak," ungkap perawat berbaju putih tersebut.Putra mengambil tas milik Airi di dalam mobilnya. Dalam gawai Airi kontak yang tertera tidak terlalu banyak hanya ada empat kontak saja.Putra menghubungi seseorang den
Part 6 Faisal dan Bella telah sampai di tujuan. Mereka bergandengan tangan dengan mesra. Selama menikah, Bella tak pernah diajak jalan-jalan oleh Faisal. "Bang, abis ini kita keliling penginapan, ya," ajak Bella. Ia ingin melihat pemandangan hotel mewah yang dikelilingi pantai. "Baiklah, kita istirahat sebentar dulu. Abang belum memberitahu Airi kalau kita pergi menginap," "Paling mama sudah memberi tahu. Masa iya, Airi enggak paham," sungutnya kesal. "Abang takut, dia nyariin. Oh iya, kamu lihat handphone Abang, gak?" Wajah Bella berubah pucat, senyumnya kaku." Mana, ya. Aku gak tahu. Abang meletakkannya dimana?" "Entahlah, Abang lupa." Bella tak mau, Faisal menghubungi Airi. Acaranya akan gagal kalau Faisal mengetahui keadaan Airi. Di lain tempat Airi sedang diambang kematian. Hidup atau mati. Airi membuka mata perlahan, setelah operasi ia tak sadarkan diri selama satu h
Bab 7 Faisal berlari menelusuri lorong rumah sakit menuju ruang anggrek lantai tiga. Melihat seorang lelaki berkemeja kotak-kotak biru duduk depan ruang tersebut memainkan gawainya. Lelaki itu menoleh ke arah Faisal, dahinya mengernyit heran, ia adalah Putra. Tanpa mengucapkan salam Faisal masuk ke ruang Airi. Tubuh yang terbaring lemah, perban dibagian kepala, dan jarum infus menempel di pergelangan tangan. Airi membuka mata mendengar namanya dipanggil. Menengok ke arah suara yang sangat ia rindukan. Hatinya sakit dan kecewa, mengingat foto yang telah dikirim oleh Bella. Tatapan dingin terlihat di wajah Airi. Tak ada senyum dan sapaan yang lembut di bibirnya. Faisal melangkahkan kakinya selebar mungkin dan memeluk tubuh istri pertamanya yang terbaring lemah, tak ada balasan dari Airi. Faisal merasa bersalah, Airi membutuhkan dirinya, tetapi ia malah bersenang-senang dengan Bella. "Mau apa Abang kemari?" ucap Airi datar. Suaranya menusuk ke dalam hati