Part 13
Goodnovel Banyak para tetangga, pejabat, artis, dan pengusaha-pengusaha yang bekerja sama dengan perusahaan milik pak Rio. Datang untuk mengantar beliau ke tempat pembaringan terakhir. Hampir setengah rumah beliau penuh. Para pelayan sibuk melakukan acara pemakaman. Airi membantu mereka menyiapkan perlengkapan dan melayani para penyelawat. "Non, Airi. Duduk saja di sana. Biar pelayan yang melakukannya." "Tidak, apa-apa Bu. Saya bisa," ungkap Airi. Ia mengambil nampan yang berisi air mineral. "Terima kasih sudah bantuin kita," ungkapnya. Ia meninggalkan Airi dan melanjutkan pekerjaannya.Proses pemakamam telah tiba. Pak Rio sudah dimandikan, dikafani dan di salatkan. Lokasi pemakaman tak jauh dari kediaman mereka.
Putra memeluk bingkai foto dengan berjalan lunglai. Matanya terlihat sembab. Airi hanya menatap di
Part 14GoodnovelSeminggu Airi tinggal di kediaman pak Rio, ia dan Putra semakin dekat. Putra tak lagi sedih dengan kematian pak Rio ada penyembuh dalam dirinya. Kehadiran Airi membuatnya ia tegar."Airi bagaimana kalau kamu bekerja denganku saja di kantor. Kebetulan saya membutuhkan asisten. Saya sangat sibuk, terkadang lupa makan dan istirahat," alasannya." Kamu butuh pekerjaan, besok saya mulai bekerja. Sudah seminggu di rumah.""Pak Putra serius! Tapi, saya tidak bisa apa-apa. Belum pernah bekerja di kantor.""Gak masalah. Saya butuh seorang pendamping.""Pendamping?" Airi mengernyit heran. Apa maksud dari Putra."Eh maksud saya mendampingi saya ketika saya sibuk bekerja di kantor. Sebagai asisten pribadi. Bagaimana, apa kamu mau?"Airi butuh pekerjaan dan akan melanjutkan hidupnya dengan mandiri." Baiklah, saya mau."
Selamat membaca jangan lupa nyalakan bintang dan komentarnya. Peluk jauh dari aku.Malam Tanpa NodaBab 15Sejak kejadian itu, tak ada satu karyawan yang berani menghina Airi. Ia memiliki meja sendiri dekat dengan Putra. Tiga hari telah berlalu. Mereka kini berada di sebuah mall ternama. Putra masuk ke dalam salah satu butik hijab terkenal. Ia menelusuri Google untuk mencari info. "Airi pilih yang kamu suka." Putra menyuruh Airi memilih pakaian kantor yang berhijab."Tidak usah repot-repot Pak. Saya akan membelinya sendiri di pasar." "Kamu asisten saya. Penampilan kamu juga harus setara. Besok ada acara pesta perusahan baru. Kamu juga harus hadir menemani saya." "Pesta! Apa itu pesta obat terlarang atau ...." Airi tak berani meneruskan ucapannya. "Semua pesta tak seperti itu. Apa pesta pernikahan juga begitu. Berp
Malam Tanpa NodaBab 16Faisal pulang ke rumah dengan wajah tak bersemangat. Perusahaannya semakin banyak masalah. Ia menarik napas panjang. Membuka pintu rumah dan mengucapkan salam. Tak ada yang menyambutnya. Baru beberapa hari Airi pergi hidupnya berubah drastis.Beberapa kali Faisal memanggil Bella tak ada jawaban dari wanita itu. Istri kedua yang ia pilih setelah mentalak istri pertama."Bella! Mama!" panggilnya. Ia duduk di sofa membuka sepatunya. Bayangan Airi terlihat kembali. Biasanya wanita itu yang membukakan sepatunya. Wajah tanpa polesan terlihat enak dipandang.Senyum manis Airi manari-nari dipikirannya. Senyum yang selalu terlihat menetramkan hati.Dengan angkuh dan dingin, Putra membalas senyum Airi. Ia tersadar, mengapa aku sebodoh itu.Faisal bangkit dari duduknya dan meletakkan sepatu di rak. Rak dekat pintu. Susunan sepatu dan sandal berantak
MALAM TANPA NODABAB 17Wajah Airi murung, ponsel satu-satunya telah hancur karena ulah bosnya. Kini, ia berada di sebuah restoran. Airi tak menemani Putra. Ia memilih menunggu di meja yang lain.Sudah sejam laki-laki itu duduk bersama rekan bisnisnya. Airi memutuskan untuk keluar restoran. Rasa jenuh menghantui dirinya.Putra mengajak Airi namun, wanita itu menolaknya. Wajah Airi terlihat memerah setelah peristiwa perampasan ponselnya.Ia melihat seseorang pemulung tepat berada di depan restoran. Anak itu sedang mengambil barang bekas hasil kerjanya yang berserakkan di jalan karena ulah pengendara sepedah motor ungal-unggalan.Airi segera berlari, membantu anak tersebut."Kamu enggak apa-apa?" tanya Airi. Tangannya mengambil botol kosong yang berhamburan di mana-mana."Gak apa-apa Kak." Wajah lelah terlihat jelas. Anak laki-laki berusia sepuluh t
MALAM TANPA NODABAB 18 Pagi-pagi sekali Faisal sudah berangkat. Ia akan menemui temannya untuk meminta bantuan. Perusahaan Faisal semakin kacau. Sudah dua hari Bella tak pergi ke mana-mana. Ia merasa jenuh. Ririn sibuk merapikan rumah. "Bella, bantuin Mama jemur baju. Bajunya masih ada di dalam mesin cuci sudah bersih. Tinggal kamu jemur." Ririn mengelap meja makan yang lengket. "Mama saja. Bella sibuk," ucapnya ketus. Selama dua hari Bella hanya bermain ponsel saja. Tak mau bergerak untuk membantunya. "Sibuk apa, dari tadi duduk aja. Ayo bantuin Mama. Tubuh Mama cape banget." Ia memijit bahu dengan tangannya sendiri. "Enggaklah, Mama saja. Aku bosen di rumah." Bella bangkit dari duduknya. Ia masih mengenakan baju tidur. Bergegas mandi dan menghubungi temannya yang akan pergi shopping. Handuk masih melilit di tubuh rampingnya.Ia memilih baju yang pas
Malam Tanpa NodaBab 19 Susi membantu Airi berdandan untuk menghadiri pesta pembukaan perusahaan baru rekan bisnis Putra. Ia akan pergi bersama Airi. Susi berada di dalam kamar Airi. Ia membantu mengubah Airi sebagai seorang putri. Mama Putra memastikan wajah Airi dalam kondisi bersih sebelum memakai make up."Airi, kamu sudah membersihkan wajah dengan facial foam," tanya Susi memastikannya. "Sudah, Nyonya eh Tante." Susi menyuruh Airi untuk memanggilnya tante. Susi mengambil moisturizer dan foundation sesuai warna kulit Airi. Memolesnya pelan dan menambahkan bedak ke wajah Airi. Tak lupa menghias alis yang sudah dirapikan olehnya. Susi memberi warna di bagian kelopak mata Airi. Hiasan dibagian mata Airi terlihat indah. Susi memberikan blush on di pipi kiri dan kanan Airi. Memberi polesan di bibir dengan warna merah muda. Airi terlihat lebih canti
Malam Tanpa NodaBab 20"Airi mengapa kamu pergi tinggalin saya!" teriak Putra di dalam mobil. "Maaf Pak. Teman saya menarik untuk keluar ruangan." "Seharusnya kamu bilang dulu sama saya. Jangan asal pergi ke luar. Saya pikir kamu diculik orang." "Maaf, Pak. Saya mengaku salah." "Ya, jelas kamu salah. Setengah jam saya mencari kamu. Mengelilingi hotel hingga ke lantai paling atas. Takut kamu bunuh diri." "Maaf Pak. Saya gak mungkin bunuh diri untuk apa?" Airi melipat keningnya. Mengapa bosnya berkata seperti itu."Kamu itu cuma bisa minta maaf, maaf. Apa gak ada kata-kata lain selain itu," sungut Putra kesal. Rahangnya mengeras dan meremas setir mobil menahan emosinya.Airi hanya menundukkan kepala. Ia tahu telah berbuat salah membuat bosnya khawatir. Putra tak melanjutkan perkataannya. Ia menyalakan mesin mobil dan menjalankannya dengan perlahan. Airi masih terdiam dan me
Malam Tanpa NodaBab 21Airi dan Putra selalu tertawa dan berbagi cerita. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Putra merasakan nyaman bila berada di samping wanita yang telah menjanda itu.Airi membantu bi Nina di dapur dengan menyusun cemilan ringan dan bolu di meja. Bi Nina tak mengizinkan Airi membersihkan rumah dan menyuruh Airi makan bersama di meja makan dengan Putra."Hari ini banyak tamu yang akan datang. Bolunya di bagi dua saja," ucap bi Nina. Airi menganggukkan kepala. Ia melangkah ke meja satunya lagi. Bolu pisang dan brownish tersusun rapi. Tidak lupa cemilan ringan di dalam toples. Bi Nina meletakkan piring yang berisi rissoles. Beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Mereka datang atas perintah Putra. Mereka berkumpul di meja yang sudah terhidang makanan dan minuman. "Silahkan, dimakan sambil menunggu yang lain datang," ucap Airi sopan. "Terima kasih Bu Airi." Airi be