MALAM TANPA NODA
BAB 18Pagi-pagi sekali Faisal sudah berangkat. Ia akan menemui temannya untuk meminta bantuan. Perusahaan Faisal semakin kacau. Sudah dua hari Bella tak pergi ke mana-mana. Ia merasa jenuh. Ririn sibuk merapikan rumah. "Bella, bantuin Mama jemur baju. Bajunya masih ada di dalam mesin cuci sudah bersih. Tinggal kamu jemur." Ririn mengelap meja makan yang lengket. "Mama saja. Bella sibuk," ucapnya ketus. Selama dua hari Bella hanya bermain ponsel saja. Tak mau bergerak untuk membantunya. "Sibuk apa, dari tadi duduk aja. Ayo bantuin Mama. Tubuh Mama cape banget." Ia memijit bahu dengan tangannya sendiri. "Enggaklah, Mama saja. Aku bosen di rumah." Bella bangkit dari duduknya. Ia masih mengenakan baju tidur. Bergegas mandi dan menghubungi temannya yang akan pergi shopping.Handuk masih melilit di tubuh rampingnya. Ia memilih baju yang pasHai reader, terima kasih telah membaca karya saya. Jangan lupa nyalakan bintangnya dan komentarnya. Apakah Bella dan Ririn sanggup hidup miskin tanpa kemewahaan. Masukkan karya ini ke rak bukumu. Terima kasih
Malam Tanpa NodaBab 19 Susi membantu Airi berdandan untuk menghadiri pesta pembukaan perusahaan baru rekan bisnis Putra. Ia akan pergi bersama Airi. Susi berada di dalam kamar Airi. Ia membantu mengubah Airi sebagai seorang putri. Mama Putra memastikan wajah Airi dalam kondisi bersih sebelum memakai make up."Airi, kamu sudah membersihkan wajah dengan facial foam," tanya Susi memastikannya. "Sudah, Nyonya eh Tante." Susi menyuruh Airi untuk memanggilnya tante. Susi mengambil moisturizer dan foundation sesuai warna kulit Airi. Memolesnya pelan dan menambahkan bedak ke wajah Airi. Tak lupa menghias alis yang sudah dirapikan olehnya. Susi memberi warna di bagian kelopak mata Airi. Hiasan dibagian mata Airi terlihat indah. Susi memberikan blush on di pipi kiri dan kanan Airi. Memberi polesan di bibir dengan warna merah muda. Airi terlihat lebih canti
Malam Tanpa NodaBab 20"Airi mengapa kamu pergi tinggalin saya!" teriak Putra di dalam mobil. "Maaf Pak. Teman saya menarik untuk keluar ruangan." "Seharusnya kamu bilang dulu sama saya. Jangan asal pergi ke luar. Saya pikir kamu diculik orang." "Maaf, Pak. Saya mengaku salah." "Ya, jelas kamu salah. Setengah jam saya mencari kamu. Mengelilingi hotel hingga ke lantai paling atas. Takut kamu bunuh diri." "Maaf Pak. Saya gak mungkin bunuh diri untuk apa?" Airi melipat keningnya. Mengapa bosnya berkata seperti itu."Kamu itu cuma bisa minta maaf, maaf. Apa gak ada kata-kata lain selain itu," sungut Putra kesal. Rahangnya mengeras dan meremas setir mobil menahan emosinya.Airi hanya menundukkan kepala. Ia tahu telah berbuat salah membuat bosnya khawatir. Putra tak melanjutkan perkataannya. Ia menyalakan mesin mobil dan menjalankannya dengan perlahan. Airi masih terdiam dan me
Malam Tanpa NodaBab 21Airi dan Putra selalu tertawa dan berbagi cerita. Semakin hari hubungan mereka semakin dekat. Putra merasakan nyaman bila berada di samping wanita yang telah menjanda itu.Airi membantu bi Nina di dapur dengan menyusun cemilan ringan dan bolu di meja. Bi Nina tak mengizinkan Airi membersihkan rumah dan menyuruh Airi makan bersama di meja makan dengan Putra."Hari ini banyak tamu yang akan datang. Bolunya di bagi dua saja," ucap bi Nina. Airi menganggukkan kepala. Ia melangkah ke meja satunya lagi. Bolu pisang dan brownish tersusun rapi. Tidak lupa cemilan ringan di dalam toples. Bi Nina meletakkan piring yang berisi rissoles. Beberapa mobil terparkir di halaman rumah. Mereka datang atas perintah Putra. Mereka berkumpul di meja yang sudah terhidang makanan dan minuman. "Silahkan, dimakan sambil menunggu yang lain datang," ucap Airi sopan. "Terima kasih Bu Airi." Airi be
Malam Tanpa NodaBab 22Airi menemui Putra di apartemen miliknya. Bi Nina yang memberi info tempat tersebut. Ia memberanikan diri menekan bel yang terletak di sebelah kanan.Putra keluar dengan wajah datar."Ada apa kamu kemari?" Ia mengetahui siapa yang menekan bel di layar kamera dalam rumah."Kakak, aku mau berbicara denganmu," ucapnya dengan lembut. Ia membawa bekal di tangannya. Airi tahu pasti Putra pasti belum makan. Wanita itu paham sifat mantan bosnya.Putra mendengar panggilan kakak merasa dirinya melayang ke udara. Selama ini ia ingin memiliki seorang adik, namun papa dan mamanya sudah bercerai. Lelaki itu membuka pintu lebih lebar dan mempersilahkan Airi masuk.Apartemen yang terlihat nyaman dan bersih, terdapat bar kecil di pojok ruang tamu. Putra mengambil minuman dingin untuk adik sepupunya di dalam lemari pendingin. Soft drinks berwarna merah di sodorkan ke Airi.Airi
Malam Tanpa NodaBab 23 Kejadian tadi pagi. " Bella, kamu ngapain?" Ririn memergoki Bella membuka dompet Faisal. "Dompet Bang Faisal tertinggal." Bella menghitung uang suaminya. "Banyak sekali uang Faisal!" Mata Ririn melotot. Ia sudah lama tak melihat uang sebanyak itu. "Emang banyak. Ma, kita belanja, Yuk!" "Itu uang Faisal. Kamu bilang dulu." "Aku istrinya. Uang suami milik istri. Jadi bebas, dong." "Ririn memperhatikan tangan mantunya. Ia menarik ATM di dalam dompet." "Bella, kamu mau apa?" "Aku mau shooping sudah lama gak beli baju." "Tunggu!" Ririn menarik kartu di tangan Bella. "Mama, jangan!" "Biar Mama yang pegang. Kita shopping bareng-bareng. Kita ke mall yang dekat saja." "Tapi, Ma. Bella ada janji sama teman hari ini."
Malam Tanpa NodaBab 24Faisal tak menyerah begitu saja, lelaki itu terus berusaha untuk menawarkan rumahnya. Ia juga meminta tolong kepada teman-temannya untuk memposting di grup mereka.Diberbagai grup jual beli juga telah dilakukannya. Kini, ia tinggal menunggu keberuntungan berpihak kepadanya atau tidak.Tiga hari kemudian rumah tersebut sudah ada yang menawar. Setelah menyepakati perjanjian jual beli rumah. Sang pembeli mengirim uang DP melalui rekening milik Faisal dan segera melunasi utang mamanya."Alhamdulillah akhirnya terjual," ucapnya penuh syukur. Faisal menjual rumah itu karena utang Ririn, masalah perusahaan, dan ia sudah tak mampu memenuhi kebutuhan rumah tersebut."Abang, kita pindah ke mana?" tanya Bella. Wajahnya berubah cemberut."Untuk sementara kita ngontrak dulu." Faisal memasukkan barang-barang berharga ke dalam kardus."Apa ngontrak? Kena
Malam Tanpa NodaBab 25Tak Sengaja Bertemu AiriFaisal menuju ke apotek di luar rumah sakit. Ia menuju Apotek Kimia Farma yang berada di ruko perempatan jalan.Ia menyodorkan kertas resep dari dokter."Semuanya tiga ratus ribu, Pak," ucap kasir. Faisal menyerahkan uang tiga lembar berwarna merah.Faisal masuk ke dalam mobil dan meletakkan kantung plastik berwarna putih di tempat yang aman dan menyalakan mobilnya, berjalan dengan hati-hati.Seorang wanita berpakaian hijab menarik perhatiannya. Wanita itu sedang berdiri di pinggir jalan. Faisal segera memarkirkan mobilnya dengan rindu di dada.Keluar mobil dengan langkah yang lebar. Berharap wanita itu kembali kepadanya."Airi ...." Faisal memeluk tubuh Airi. Ia sudah tahu pemilik suara yang tak pernah dilupakan olehnya. Wanita itu mendorong tubuh Faisal dan melayangkan tangannya ke arah pipi dengan
Malam Tanpa Noda Bab 26"Kakak curang!" pekik Airi melempar bantal sofa ke arah Putra yang sedang tertawa. Mereka bermain ular tangga di ponsel Putra. Sejak kecil, Putra sangat hobi bermain game. Semua game yang viral telah ia mainkan. Menghadapi kejenuhan dan kegundahan selama ia menjomblo. Putra mengisi waktu kekosongannya dengan game online. Lelaki itu tak pernah berpacaran dengan wanita manapun. Berdekatan saja ia pasti akan berubah menjadi harimau. Entah mengapa berbeda dengan Airi. Lelaki itu terlalu nyaman hingga lupa siapa dirinya. "Kalau kalah jangan nangis," ledek Putra dan tertawa melihat wajah Airi yang mengemaskan.Wanita dengan hijab kuning polos dengan baju gamis sederhana. Wajahnya memerah. "Ih ... gemes aku tuh."Putra ingin mencubit kedua pipi Airi, namun tangannya berhenti ketika adiknya berteriak."Jangan sentuh aku!" teriaknya lantang m