Share

Pernikahan

❤️❤️❤️❤️

#POV Imron

Akhirnya hari yang kutunggu-tunggu datang juga, beberapa saat lagi akan ku ikrar kan janji suci di depan Bapak penghulu.

Seharusnya dari minggu-minggu kemaren terlaksana, ditunda gara-gara surat ceraiku masih belum ketuk palu,  biarlah terlambat yang penting resmi aku nikah sama si Laras.

Sidang perceraian pun cukup lancar, tanpa kehadiran kedua belah pihak, saat sidang ketiga barulah dihadiri kedua belah pihak, untunglah si Huma tak ada nuntut harta Gono gini, amanlah harta-hartaku.

Saat pengucapan ikrar talak pun tak ada kutengok dia sedih ataupun menyesal, malah kutengok ceria kali wajahnya, macam senang kali lepas dari awak yang ganteng ini.

"Hei, Bang.... Bang Imron, ayok kita pigi!" ucap  Laras secara tiba-tiba.

"Amang tahe, terkejut aku, kamu pun datang-datang bukannya salam malah ngagetkan pula,"ucap Bang Imron yang masih duduk di tepi ranjang.

"Itulah Abang, sibuk kali melamun, entah apa yang dilamunkannya," ucap Laras sambil mencebikan mulutnya.

"Ayolah kita pigi, mana yang lainnya?" ucap Bang Imron sambil berjalan menuju ruang tamu.

"Itu mereka udah di mobil, ayo cepat Bang telat kita nanti" ucap Laras tak sabar.

"Masih dua jam lagi pun," ucap Bang Imron, lalu keduanya bergegas pergi menaiki mobil Kijang yang di rental Laras menuju kantor KUA.

                    

                           ***

"Saya terima nikah dan kawinnya Larasati Anggraeni binti Arman Anggara dengan mas kawin kalung emas seberat 10 gram dibayar tunai" ucap Bang Imron dengan lancarnya.

"Bagaimana para saksi?  sah?" Ucap pak penghulu.

"Sah..." Jawab mereka kompak.

Kedua mempelai pun diberi wejangan  seputar nasehat-nasehat pernikahan oleh Bapak penghulu, keduanya menyimak dengan seksama nampak manggut-manggut.

Setelah acara nikahan  tibalah saatnya yang paling di tunggu-tunggu yaitu acara makan-makan.

Maya dan Dewi membagikan nasi kotak yang  kami bawa tadi, Laras yang memesannya dari catering. Kami pun menikmati hidangan nasi, ayam goreng, lalapan dan sambal dengan penuh khidmat.

Tidak lama kemudian, kami segera menyudahi acara makan-makan kami, berhubung tempatnya akan segera dipakai acara nikahan oleh yang lainnya.

Dewi, Nilam, Ucok, dan Jafar membereskan sampah sisa-sisa makanan nasi kotak tadi, sementara Maya dan Hanum sibuk foto-foto sejak tadi.

"Nah yang ini bagus nih!" Ucap Maya.

"Keliatan mesra banget, yang ini aku share ya di F******k aku," imbuhnya lagi.

"Ini juga bagus Lo pengantin nya lagi suap-suapan" imbuh Hanum yang merupakan fotografer hp masing-masing.

"Ya udah upload buruan," ucap Maya.

"Oke" jawab Hanum singkat

"Ya udah yuk, keasikan lihat-lihat foto, ditinggal deh kita," ucap Maya bergegas pergi, otomatis Hanum pun ikut beranjak melangkah mensejajari langkah Maya menuju parkiran dan menaiki mobil Kijang yang tadi mereka naiki.

"Lama kali Klian dua, ayo cepat udah mau berangkat ini," ucapku, tak sabar pengen segera sampai di rumah, maklum lah manten baru, sudah tak sabar.

Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang, membelah ibu kota Jakarta.

Kulihat istriku hanya melamun sepanjang perjalanan sambil menatap ke arah jendela, seperti sedang memikirkan sesuatu, ah mungkin dia kecapean barangkali.

Tak terasa sudah satu jam mobil pun berputar-putar, mengantarkan kawan-kawan tadi satu persatu, tiba di depan kost an, Maya dan Dewi pun segera turun.

"Sayang, kamu mau turun juga?" ucapku pada istri tercinta

"Iya Bang, aku mau ambil barang-barangku sudah di packing tinggal angkut," ucapnya.

"Bang, tunggu bentar ya?" ucapku pada pak sopir

Lalu kami pun menuju kamar kost Laras, dan segera mengangkut barang-barang.

"Kamu udah Izin kan sama ibu kost nya?" ucapku.

"Belum Bang, kan masih lama jatahku, nanti lah akhir bulan baru abisnya," ucap Laras.

"Lagian nanti adikku mau datang, biar nanti dia yang nempatin," imbuhnya lagi seraya memasukkan barang-barang ke dalam bagasi mobil, ada pula yang dimasukkan ke dalam mobil karena bagasi sudah tak muat.

Kembali mobil melaju menuju rumahku disebuah perumahan yang sederhana, tempat tinggal yang dulu pernah ku tempati  bersama mantan istri ku Huma.

"Bang, ongkosnya nambah ya? Kan bawa barang-barang juga" ucap pak sopir ketika baru sampai di halaman rumah.

"Berapa?" ucapku, sebenarnya aku enggan untuk membayar, enak aja, tapi aku lagi malas berantam.

"Limpul aja, Bang," ucapnya lagi

Aku pun segera membayar dan menutup pintu gerbang.

"Dek kita ehm ehm yuk" ucapku memberi kode

"Mandi dulu lah Bang, biar Segaran dikit," ucapnya menolak, sambil masih asyik membereskan barang-barangnya ke dalam lemari yang baru beberapa bulan lalu masih ditempati baju-baju Huma, kini lemari itu telah kosong bersamaan dengan pemiliknya yang telah pergi.

Aku pun segera mandi dan setelah itu mendekatinya lagi.

"Dek ayok" ucapku

"Tunggu dulu Bang, belum kelar nih" ucapnya lagi beralasan

"Bang, hidangan yang buat acara nanti malam udah pesen kan Bang" imbuhnya lagi

"Iya udah, nanti diantar sebelum Magrib katanya" ucapku

"Duh, Abang jadi lapar ini, masak dulu lah Dek," ucapku yang tiba-tiba jadi keroncongan gara-gara ngebahas makanan.

"Ribet aja si Bang, masak mie instan aja ya" ucapnya.

"Boleh lah, tapi kau masak juga nasi nya ya?" ucapku.

                            ***

"Bang, gimana enak kan mie instan buatanku? Ini spesial loh buat suamiku tercinta" ucap Laras dengan percaya diri, sambil mengunyah mie instan, masakan pertama yang dibuat oleh nya setelah berstatus sebagai istriku. Walau sama-sama mie instan tapi beda rasa dengan yang biasa dibuat Huma. Yang ini terlalu lembek kurasa cabe pun dikit kali di tarok nya, padahal kan aku sukak kali pedas, mana bawangnya dikit pulak, belum rasanya yang agak hambar karena kebanyakan air.

"Lumayan lah" ucapku berbohong, gawat juga kalo aku jujur,  nanti tak dikasihnya jatah awak.

"Banyak ga undangan nya nanti malam, Bang?"

" Gak juga, cuma se RT kita aja, lebih cepat kan lebih baik, jangan berlama-lama lah, tauk sendiri kan mulut orang-orang ni, sibok mereka nanti dipikir kita kumpul kebo pulak."

Selesai makan, Laras membereskan bekas makan kami, menaruhnya dalam wastafel.

🥀🥀🥀

Beberapa jam kemudian

"Terimakasih, Bapak RT, dan bapak-bapak yang lainnya sudah datang ke acara syukuran kami," ucapku sambil menyalami bapak-bapak yang hendak pulang, tak lupa pulak mereka selipkan amplop.

"Maafkan, kalok hidangannya cuma sederhana dan alakadarnya" imbuhku lagi.

"Iya, sama-sama Pak Imron, tak apa-apa, yang penting sudah resmi sekarang," ucap Pak Budi, tetangga depan rumah menimpali.

"Selamat Pak Imron, semoga berkah," ucap yang lain kemudian berlalu pergi, rumah pun kembali sepi.

"Acara diadakan ba'da Maghrib, jadi sebelum Isya sudah selesai, tapi si Laras kemana dia ya? Tak nampak dari tadi," batinku

"Ah coba aku cek ke dapur."  Batinku lagi

"Sayang... Kamu dimana! Laras..." Teriak ku menggema, tak ku dapati dia di dapur, aku pun berjalan ke arah kamar

"Lah... dia modom pulak" (ternyata dia sudah tidur").

Lelah hari ini aku pun segera mengecek  seluruh pintu dan jendela, mana tau belum terkunci, lalu aku pigi mandi, dan ikut merebahkan diri di samping istriku tercinta.

Walau keadaan telah lelah namun aku tak kuasa menahan gejolak yang sedari tadi kian membuncah, aku pun segera memulainya perlahan ku belai rambutnya dan ku ke*cup keningnya, dia pun menggeliat lalu terbuka matanya, netra kami saling bertemu dan seakan tau inilah saatnya, tak membutuhkan waktu yang lama kami pun sudah bersiap berdayung sampan menuju dermaga cinta,  lalu kami mendaki menuju puncak kenikmatan, menggapai cinta  dengan ridho Nya.

                          ***

NEXT

Hai teman-teman, terimakasih sudah mampir di ceritaku ya,

Ditunggu like dan komentar serta kritik dan sarannya ya teman-teman,

Dukung terus karya-karya Othor ya? biar Othor semangat lagi up nya,

Jangan lupa juga untuk subscribe dan juga follow akun Othor ya,

Terimakasih

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status