Share

Bab 4

Sera tertegun sesaat, beberapa kenangan tiba-tiba melintas di benaknya: sehari sebelum kecelakaan Edd, bocah malang itu. Si pemilik asli tubuh ini memarahi dan memerintahkannya untuk menutup rapat papan kayu di sebuah gubuk. Lalu dia mengalami musibah, pasti karena terkena paku saat dia jatuh terguling di dalam gubuk itu.

Dia seharusnya tidak melakukan tugas ini.

Tidak hanya itu, karena orang yang dinikahinya membencinya, ia melampiaskan amarahnya pada orang-orang-orang suruhan Raja Deon ini, ia akan selalu memukul dan memarahi orang-orang di sekitarnya, Dayang Nadiin juga pernah dilukai dengan pecahan cangkir olehnya hingga keluar banyak darah.

Hati pemilik asli tubuh ini tidak terlalu baik, tidak mengherankan lagi tak ada yang menyukainya.

“Coba kau tanyakan Dayang Nadiin boleh aku pergi dan menemuinya?” Tanya Sera.

“Jika Selir berhati mulia, pasti tidak akan berakhir seperti ini, tidak harus munafik. Dayang Nadiin dan Edd tidak ingin bertemu dengan Selir.” Kata Fara, berbalik dan pergi keluar.

Pintu pun ditutup lagi.

Sera menghela nafas pelan, anak itu sekarat?

Dia tidak tahu bahwa Edd terluka parah, atau bagaimana dokter di sini merawatnya. Jika tidak ditangani dengan benar, kemungkinan besar kornea matanya terlepas dan bola matanya pecah karena infeksi.

Hidup lebih penting, dia masih tidak bisa makan dengan tenang, Sera membuka kotak obat dan mengambil beberapa butir obat, lalu keluar.

Dayang Nadiin adalah seorang pelayan istana, sementara Edd adalah seorang budak yang tinggal di halaman belakang Paviliun Sarayu.

Sera telah keliling beberapa kali sampai akhirnya berhasil menemukannya.

“Apa yang yang mulia lakukan di sini?” Dayang Nadiin menatap Sera dengan mata merah dan marah, wajah yang penuh dengan kebencian.

“Aku ingin bertemu Edd” kata Sera menimpali.

“Pergilah, anak ini sudah tidak tahan lagi karena kesakitan!” Kata Dayang Nadiin dengan dingin.

Sera mencoba untuk meminta maaf, "Maaf, aku tidak tahu bahwa memintanya untuk memperbaiki pondok akan menyebabkan kecelakaan seperti ini..."

"Kecelakaan? Dia baru berusia sembilan tahun dan hanya bisa melakukan beberapa pekerjaan seperti menyapu, tetapi Anda bisa-bisanya memintanya untuk memperbaiki gubuk. Ada orang khusus di bengkel, tetapi Anda tidak mengizinkan orang lain melakukannya. Anda ingin mempersulit. Mempermalukannya, anak ini baru berumur sembilan tahun, kenapa hatimu begitu kejam? "

Mendengar pertanyaan Dayang Nadiin yang marah seperti itu, Sera tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya.

Dia selalu buruk dalam kata-kata.

Tapi Sera harus memberikan beberapa antibiotik pada Dayang Nadiin sambal berkata, "Dayang Nadiin, tolong minumkan obat ini untuknya, tiga kali sehari, dua pil sekaligus ..."

Pil tersebut ditempas Dayang Nadiin hingga jatuh ke tanah dan hancur berkeping-keping, "Tidak akan! tolong kembali ke kamar Anda, Selir. Aku tidak ingin mengutuk atas perbuatan Anda sebelumnya, tetapi aku juga tidak akan memperdulikan keberadaan Anda di sini."

Sera melihat obat yang berubah menjadi bubuk, sangat tertekan, di dalam kotak obat harusnya hanya tersisa sedikit saja antibiotik.

Melihat wajah marah dan sedih Dayang Nadiin, Sera tahu bahwa tidak ada gunanya berkata apa pun, jadi dia memutuskan berbalik dan pergi.

Edd sakit parah malam itu.

Dayang Nadiin sangat dihormati oleh Raja Deon Chu. Mengetahui situasi yang terjadi, Raja Deon Chu secara khusus meminta para pengawalnya untuk mengundang tabib terkenal bernama Lee di Beijing untuk datang. Tabib Lee melihat keadaan anak tersebut dan menggelengkan kepalanya tanpa membuat resep obat.

Dayang Nadiin menangis pilu sampai suara tangisnya terdengar ke telinga Sera. Sera keluar dengan cepat dan tergesa-gesa menghampiri Fara, "Ada apa?".

“Edd hampir meninggal.” Fara berbicara dengan terburu-buru, namun tak seperti sedang marah.

Sera mulai cemas, kembali ke kamar dan mengambil kotak obat dan berlari keluar.

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Dtien
mantap bagus sekali
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status