Share

Bab 5 Aksi Protes Yoona

Ayah dan Bunda Yoona terhenyak mendengar ucapan putri bungsunya, padahal Barack adalah tipe menantu idaman setiap ibu dari mereka yang memiliki anak gadis. "A-apa maksud Kamu Yoona!" Sulis benar-benar tidak mengerti dengan pola pikir putrinya itu.

"Mr. Merchant itu atasan Yoona, bisa dibilang pemilik MJM Teknologi di mana Yoona bekerja. Tapi maaf, Ayah, Bunda," Yoona memalingkan wajahnya ke arah Barack. "tanpa mengurangi rasa hormat Yoona, Yoona tidak bisa menikah dengan orang yang tidak Yoona cintai."

"Saya hargai keputusan kamu Yoona. Tapi, apa karena sudah ada laki-laki lain, sehingga Kamu menolak saya dan selalu menutup diri?" tanya Barack.

Barack semakin penasaran dan menaruh hati pada Yoona. Menurutnya baru kali ini ada wanita yang menolaknya, padahal wanita itu tahu apa yang dimilikinya.

"Yoona! Apa ada alasan yang lebih masuk akal dari cinta, Barack selain tampan juga baik, Nak. Bagaimana bisa kamu menolak sebelum mengenalnya!" Sulis benar-benar tidak habis pikir Putri bungsunya bisa menolak pria sesempurna Barack.

Yoona kembali menatap Barack, "Anda benar Mr. Merchant, saya sudah punya kekasih, Ayah, Bunda ... kami baru memulai hubungan, dan Yoona sangat menyukainya." ujar Yoona berbohong. "saya permisi." Yoona membungkukkan badan, memberi hormat pada mereka yang ada di sana, lalu ia pun pergi begitu saja.

"Yoona! Awas kamu yaaaa!!" teriak Sulis. Sulis yang sudah kehabisan ide karena melihat anak bungsunya itu yang sangat sulit diatur. Sulis sudah benar-benar geram dengan melakukan putrinya yang sering bertindak semuanya bahkan tidak pernah menuruti perintahnya sekalipun.

Yoona berlari kencang keluar dari restoran, ia benar-benar lupa deng heels-nya. Yoona yang sering kali menengok kebelakang tidak menyadari didepan ada sepeda motor yang hendak masuk ke dalam parkiran.

Yoona sudah siap dengan apapun yang akan menghantam tubuhnya, ia memejamkan mata dengan sangat kuat. Yoona sudah benar-benar siap untuk mati saat itu juga. Yoona hanya bisa merapalkan doa didalam hatinya, "Ya Tuhan, jika aku mati saat ini juga.. pertemuan aku dengan pangeran tampan dan baik hati di surga Mu ya Tuhan. Amiin."

Namun detik berikutnya Yoona merasa ada yang mendekap tubuhnya dari belakang. Tak lama tubuh mereka melayang jauh dan tubuhnya mendarat di atas tubuh seseorang.

"Aaaaa...!" Teriak Yoona bersiap untuk merasakan sakit, tapi nyatanya tidak sama sekali.

Untuk sesaat Yoona hanya terdiam di dalam pelukan seseorang yang sangat hangat dengan detak jantung mereka yang berbunyi saling menyahut. Cukup lama Yoona menikmati irama musik yang dihasilkan dari debaran jantung dan denyut nadi mereka, hingga suara yang sangat tidak ingin didengarnya membuyarkan alunan musik yang dihasilkan oleh tubuh itu sendiri.

"Apa Kau, benar-benar nyaman dalam pelukanku, sehingga enggan untuk terbangaun!" Suara itu benar-benar datar. Namun dapat menarik roh Yoona yang entah sedang singgah kemana sehingga membuat ia terdiam tanpa bergeming di dalam pelukan seorang pria.

Yoona membuka matanya dengan perlahan, mata yang baru sedikit terbuka langsung membola sempurna ketika bertemu dengan retina milik pria yang sedang memeluknya.

Retina milik pria itu benar-benar dapat menghipnotis Yoona, retina dengan warna bola mata berwarna hazel yang memiliki kombinasi warna pada irisnya. Terdapat semacam campuran hijau dan oranye atau emas yang hampir mirip seperti warna mata kucing.

Pria itu menjentikkan jari di depan wajahnya Yoona, "Kau sangat berat dan orang-orang sudah mulai menonton kita!!" ucap pria itu ketus.

Yoona melihat ke arah sekeliling, dan benar saja, mereka sudah dikelilingi banyak orang. "Maaf Saya pikir tadi sudah mati tertabrak motor." Yoona berusaha bangun dengan sangat perlahan, tangannya bertopang pada dada bidang pria itu dengan dengkulnya yang menekan pada aspal jalanan. Yoona sempat meringis merasa perih di sana, namun ia berusaha mengabaikannya.

Setelah ia bangun dan hendak berterimakasih, kata-kata Yoona tercekat di tenggorokan saat kembali memandang wajah di hadapannya secara keseluruhan. "A, A, Anda, yang, yang kemarin pagi marah-marah di depan rumah saya, 'kan?!"

"Lebih tepatnya TETANGGA kamu!"

TETANGGA, TETANGGA, TETANGGA, TETANGGA.

Suara menggema begitu mendengung di telinga Yoona. 'Gw, tetanggaan sama dia? Aduh Gusti! Pasti serasa di neraka hidup gw berikutnya!" erang Yoona.

"Gw gak tahu punya tetangga yang gak punya jam di rumahnya," ucapnya masih dengan nada ketus.

Baru saja pria itu hendak membuka mulutnya, perkataannya sudah terbenam oleh suara seorang pria yang menjemput wanita yang bernama Yoona ini.

 "Yoona...!!"

Mendengar namanya dipanggil oleh Malik, tanpa sadar Yoona menarik tangan tetangganya itu dan berlari sangat kencang menghindari panggilan Kakaknya, Malik.

"Kenapa, harus lari?" Tetangga Yoona yang bernama Dante itu protes saat dirinya di tarik paksa oleh Yoona.

"Aku harus lari, jika tidak Bunda akan segera membawaku ke pelaminan!" jawab Yoona dengan suara yang tersengal-sengal.

"Lalu kenapa Kamu juga membawaku ke dalam masalahmu?!"

Yoona yang baru tersadar berhenti mendadak dan hampir saja Dante menabraknya.

"Apa sudah aman?!" Dante begitu penasaran dengan wanita yang tiba-tiba berhenti.

Yoona berbalik dan mengintip di belakang tubuh Dante, ia masih melihat Malik mengejarnya dengan sangat kencang dan terus memanggil namanya.

"Maaf, aku harus pergi." Yoona melepaskan tangan Dante yang kasar. "Lebih baik kamu bersembunyi sebelum dia menghajarmu!" Yoona sudah kembali berlari meninggalkan Dante.

Dante yang masih belum mengerti dengan masalah yang dihadapi oleh wanita yang berlari menjauh darinya, tanpa pikir panjang ia pun menyusul Yoona dan berusaha mengejar wanita itu. Ketika Dante hampir melewati Yoona, tangannya mulai menggapai tangan Yoona dan menggenggamnya sangat erat. 

Dante menarik Yoona dan berlari sekencang mungkin, mereka berusaha menerobos jalan tikus yang mereka lewati. Gang demi gang berusaha mereka lalui hingga menemui ujung. 

Sementara Malik yang khawatir terjadi sesuatu pada adiknya, ia berusaha mengejar Yoona yang menarik tangan pria dewasa dan berlari sangat kencang. Namun sekarang Malik melihat posisi mereka bertukar tempat, pria itu yang kini menarik tangan Yoona.

"Yoona...!!" Malik terus mengejar Yoona dengan pria yang ia tidak ketahui namanya.

Dante terus menarik tangan Yoona, hingga akhirnya mereka menemukan sebuah mobil pick up yang melintas di depannya. Mereka Pun berusaha mengejar. Dante meminta tumpangan sambil berlari dan di iyakan oleh sang sopir. Karena di depan penuh dengan orang, mau tidak mau mereka naik di belakang.

Tanpa pikir panjang Dante mengangkat tubuh Yoona yang masih berlari dan menaikkannya ke atas mobil disusul dengan dirinya.

Mobil berjalan meninggalkan Malik yang terus mengejar Yoona. Yoona yang melihat Malik yang sudah tidak dapat mengejarnya lagi, ia pun tersenyum puas bahkan melambaikan tangan pada Kakaknya dengan senyum yang sangat lebar. Yoona lupa ada pria yang tak kalah menyebalkan dari Kakaknya itu, dan pria itu sedang menatap Yoona tajam.

"Cih..!" Dante berdecak sambal memalingkan wajahnya ke arah samping.

**

Salam sayang Buenda Vania, sehat selalu … 

Komen (2)
goodnovel comment avatar
Nini
hadweeehhhhh . .
goodnovel comment avatar
Allehandra Hill
lucu banget....
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status