Share

2. Sepasang Sahabat di Masa Lalu

"Dan, aku tak tahu harus meminta bantuan kepada siapa lagi. Lunar sudah kuanggap sebagai anakku sendiri semenjak kakakku menitipkannya padaku di malam itu."

Hana –ibu angkat Lunar-- menghembuskan napas pelan saat ia merasa jika Lunar telah tertidur usai makan malam mereka. Sejak awal dirinya mengundang guru dari putrinya itu adalah untuk saat seperti ini. Beruntung, mate dan putri sulungnya tengah pergi untuk seminggu lamanya. Jadi ia tidak khawatir akan aroma temannya yang tertinggal di beberapa sudut rumah. Suaminya itu posesif sekali, jadi dia akan marah ketika menemukan bau feromon serigala lain di rumahnya.

"Aku mengerti dan hentikan tentang pemikiranmu itu padaku. Lunar juga sudah kuanggap sebagai putriku dan anggap ini bukan bantuan dariku, melainkan tugasku sebagai pengganti ayahnya," ujar Dan. Ia memandang Hana dengan pandangan teduhnya. Sebenarnya ia ingin menengguk the dengan asap tipis yang ada di hadapannya. Namun, melihat ekspresi Hana membuatnya enggan melakukan hal itu.

Hana menunduk dan hanya bisa menatap cangkir berisi teh dan piring dengan beberapa kue kering sebagai isinya. Entahlah, sepertinya hidangan di meja menjadi terasa lebih menarik ketimbang bahasan pembicaraan mereka.

“Han, jangan sungkan meminta bantuanku atau mate-ku. Aku dan mate-ku ada untukmu dan Lunar. Jadi berhentilah merendahkan dirimu dan percayakan pelatihan  Lunar padaku. Meski aku tahu aku tak akan bisa sebaik mate-mu dalam melatih, tapi aku akan memastikan jika aku telah melatihnya dengan cara terbaik yang aku miliki,” tambah Dan.

Hana mengangguk. Dengan perlahan ia mulai mengangkat kepalanya dan melihat rekan yang ada di kursi seberang itu dengan pandangan sendu. Ia tahu jika di antara mereka, pria itulah yang paling merasakan kesedihan. Kehilangan sahabat sedari kecil dan harus melihat putri dari sahabatnya itu tumbuh dengan kebencian dari kakak dan ayah angkat yang seharusnya menyayanginya.

“Sudah berulang kali aku mengingatkan mate-ku. Namun, ia tetap keras kepala dan tidak mau memandang Lunar barang sedikit pun. Jika ia tak bisa menerima Lunar sebagai putri angkatnya, setidaknya aku ingin ia menerimanya sebagai keponakannya yang malang, yang telah ditinggal mati oleh ayahnya dan ibu yang entah di mana keberadaannya.”

“Kau tak bisa memaksakan kehendakmu pada mate-mu, Han. Dia adalah manusia paling keras kepala yang pernah aku temui selama ini. Aku juga sudah pernah memperingatkannya akan hal ini namun yang kudapatkan hanya rasa kecewa. Ia lebih memilih mempertahankan egonya. Dan malah berujung dengan pertengkaran kami!” sentak Dan.

Hana kembali menunduk dan bergumam lirih. “Sekali lagi maafkan aku dan mate-ku.”

Dan memalingkan mukanya. Ia tahu jika hal ini pasti berat mengingat kakak Hana telah meminta langsung padanya untuk menjaga putri semata wayangnya dengan baik dan menyayanginya seperti putrinya sendiri. Hana bisa menerima Lunar, namun tidak dengan mate-nya. Ia lebih memilih menghiraukan Lunar dan menyayangi putri kandungnya sendiri hingga menyebabkan Hana merasa bersalah pada mendiang kakaknya. Hana menyayangi kakaknya melebihi dari apapun di dunia ini karena sedari kecil ia hanya hidup berdua dengan kakaknya di pack ini. Kakaknya, seorang Deltha dengan status yang diwarisi dari mendiang kakek buyut mereka membuat ruang gerak kakaknya terbatas.

Untuk Dan, ia telah kehilangan sosok sahabat sejak lama. Arash, ayah Lunar adalah seorang sahabat masa kecilnya dengan kedekatan yang luar biasa. Ia tahu jika Arash seorang Deltha namun ia sama sekali tak mempermasalahkan hal itu. Di saat yang lain menjauhi Arash, ia malah mendekatinya, berteman dengannya dan menjadi sosok yang bisa diandalkan oleh Deltha itu.

Hanya Dan lah satu-satunya teman yang Arash miliki. Hingga Arash menetapkan Dan sebagai kakaknya dan membuat Hana juga menyematkan kata itu untuk Dan, Arash telah merasa jika keluarganya telah bertambah.

Ketika Arash bertemu dengan mate-nya, dari situlah mereka terpecah. Mate Arash berasal dari bangsa manusia. Dan dan Hana tak pernah tahu dengan pasti tentang apa yang terjadi pada mereka berdua. Karena syarat warrior yang mengekang, Arash mengundurkan diri dan memilih hidup di wilayah netral bersama dengan mate-nya. Cukup lama mereka terpisah. Hingga setelah itu Arash datang pada mereka dengan membawa Lunar di dekapannya dengan keadaan tubuh sekarat dan mengatakan jika ibu Lunar hilang. Hingga kini, ia sama sekali tak bisa mengendus keberadaan ibu Lunar.

“Apakah jika aku mencegah kakakku keluar waktu itu, kakakku akan tetap bersama kita?” tanya Hana.

Dan menggeleng,”Itu tidak bisa menjamin apapun, Han. Semua sudah takdir. Pertemuan kakakmu dengan mate-nya pun juga pasti ada campur tangan moon goodes1 di baliknya. Jadi jangan kau menyalahkan dirimu terus menerus seperti ini. Berhenti mengatakan hal itu.”

Dan tak habis pikir. Mengapa adik sahabatnya ini terus menyalahkan dirinya sejak dulu? Jika Dan mengingat-ingat, hal itu sudah berlangsung sejak kakaknya pergi meninggalkan pack. Apakah Hana tidak lelah akan hal itu? Dan mengerti, sosok Arash pasti sangat melekat di benak Hana. Namun jika sudah seperti ini, mau bagaimana lagi? Dan tidak bisa harus selalu mendengar Hana menyalahkan dirinya.

Ah, mungkin Dan lupa. Hana adalah seorang Omega dan Hana memiliki perasaan yang lembut.

Akan tetapi tidak seperti ini juga kan? Entahlah, Dan lelah menghadapi situasi seperti ini sendirian. Untuk berbagi dengan mate-nya pun sulit. Mate-nya kini tengah menjalankan misi dari Alpha. Mungkin nanti saja ia akan berbagi setelah mate-nya pulang.

Jangan dikira Dan lupa akan mindlink2.

Mereka sepakat untuk tidak melakukan mindlink jika salah satu sedang dalam menjalankan misi. Mereka tidak ingin terganggu dan mereka sepakat hanya melakukan mindlink untuk keadaan yang mendesak saja.

“Dan, kau sudah ku anggap seperti kakakku sendiri.”

Pandangan Dan memicing curiga. Jika Hana sudah memakai nada itu, ia pasti akan mendengar permohonan tak lama lagi.

“Kumohon jadilah ketua warrior. Atau setidaknya buatlah orang yang kau percayai ada di posisi itu. Hanya ini pintaku.”

Nah, kan. Perkiraan Dan tidak meleset sama sekali.

“Mengapa aku harus melakukannya? Bukankah mate-mu sudah berada di posisi itu? Masih ada banyak waktu sebelum pergantian jabatan dari mate-mu. kau bisa mengutarakan keinginanmu padanya, bukan?”

Hana menggeleng pelan. ”Aku tidak mungkin meminta mate-ku untuk mencari keberadaan kakak iparku, Dan.”

“Jadi maksudmu….”

“Ya, hanya pemimpin warrior yang bisa melakukan hal ini secara diam-diam, Dan. Mereka bisa meminta salah satu dari divisi watcher3 untuk mencari dan mengendus keberadaan kakak iparku. Aku tak ingin berharap banyak namun tak ada hal lain yang bisa kulakukan.”

Dan tak tahu jika ada hal semacam itu yang bisa dipikirkan oleh werewolf Omega di hadapannya. Jika memang begitu, bukankah hal ini merupakan kabar yang membahagiakan? Lunar membutuhkan ibunya. Meski sosok Hana sudah mencukupi kebutuhan kasih sayang ibunya, namun tidak akan pernah bisa menggantikan kasih sayang yang sebenarnya dari seorang ibu kandung.

“Darimana kau tahu jika ibu Lunar masih ada?” tanya Dan.

“Aku tak sengaja menemukan sebuah surat dari mendiang kakakku. Kurasa surat itu di tulis tak lama sebelum ia meninggal. Sebelum kakakku meninggal, aku memang sempat mendengar jika kakakku mengatakan bahwa mate-nya masih hidup namun tidak diketahui keberadaannya. Ku pikir saat itu mate kakakku pergi meninggalkan mate dan putrinya karena tidak ingin bersama dengan keluarganya. Nyatanya aku salah. Dia tidak pergi, dia hanya diculik.”

Dan terdiam, dia masih mencoba mencerna apa yang tengah Hana sampaikan padanya. Jika ada masalah, mengapa baru terlihat sekarang? Mungkin jika setelah kematian Arash masalah ini ada, ia bisa mengusahan untuk menjadi pemimpin warrior karena saat itu usianya masih memenuhi syarat untuk mendaftar dan mengikuti ujian.

“Aku baru mengetahuinya beberapa bulan tak lama setelah Lunar mendapatkan status wolf-nya. Aku menemukan surat usang itu di dalam tumpukan barang milik kakakku dan Lunar. Andai saja dulu aku memeriksanya, mungkin tidak seterlambat sekarang.”

Ya. Lagi-lagi Hana hanya bisa berandai-andai.

“Han, boleh ku tahu apa isi surat itu?”

Hana mengangguk. ”Kurasa, surat pertama adalah surat yang sengaja ditinggalkan mate kakakku sesaat sebelum ia mengilang. Hanya surat pendek, yang berisi satu kata, tolong. Kakakku pernah menunjukkan tulisan tangan mate-nya, jadi aku tahu dengan pasti bahwa itu benar-benar tulisannya. Juga, aku mencium sedikit bau kakak ipar disana. Dan surat kedua, mungkin benar itu ditujukan padaku. Surat yang mengtakan bahwa mate-nya tidak akan pergi meninggalkannya tanpa sebuah alasan yang logis. Dan aku menyetujui itu. Aku menemukan sebuah buku harian dan ketika kubaca, itu adalah milik ibu Lunar. Di sana banyak sekali tulisan yang menyatakan bahwa kakak iparku sangat mencintai kakakku. Dan aku bisa merasakan betapa dalam perasaan itu.”

Suara Hana melirih di kalimat akhir. Hana semakin merasa bersalah karena secara tidak langsung, ia telah menuduh kakak iparnya yang tidak-tidak. Itulah alasan mengapa Hana selalu menyalahkan dirinya. Jika ia menemukan surat itu sedari awal, ia pasti akan mengusahakan banyak hal untuk mencari ibu Lunar.

“Han, berhenti kembali menyalahkan dirimu. Ini bukan salahmu. Semua yang terjadi sudah menjadi garis takdir dan tak ada satupun yang bisa mengubahnya.”

Air mata Hana menetes. Ia tak tahu harus bagaimana.

“Berhenti bersedih dan percayakan padaku. Jika kau bersedih, mate-boundng4 antara kalian akan menyalurkan rasa sedih itu pada mate-mu. kau tidak ingin mate-mu pulang lebih cepat, bukan? Aku akan mengusahan semampuku dan aku juga akan melakukan pencarian diam-diam. Jangan khawatir. Kakak iparmu akan di temukan dan Lunar akan kembali pada ibunya.”

Hana membenarkan perkataan Dan. Ia berhenti menangis dan mengusahan agar ia tidak terlalu sedih agar mate-nya tidak merasakan kesedihannya. Mate-nya tidak boleh tahu karena mate-nya bisa membuat segalanya menjadi runyam.

“Kita harus bergerak cepat, karena aku tak tahu bagaimana keadaan kakak ipar. Masih hidupkan atau sudah … meninggal.”

Dan menengguk ludah. Hana benar, ia harus bertindak cepat. Karena mungkin saja jika ia bertindak terlalu lama, semua akan terlambat. Tapi sekarang masalahnya adalah, siapa yang bisa ia ajukan permintaan untuk menjadi pemimpin Warrior? Jika dilihat, Lunar bisa saja memenuhi syarat. Tapi ia tak akan menunjuk Lunar untuk maju, bukan?

Tanpa mereka berdua sadari, seseorang mencuri dengar pembicaraan mereka.

Note:

  1. Moon Goddess : Dewi bulan, dewi bangsa serigala yang di percaya mengatur pasangan/mate para manusia serigala.
  2. Mindlink : telepati/ hubungan pikiran antar werewolf.
  3. Watcher : Warrior yang bertugas di wilayah netral untuk mencari informasi tentang dunia di luar pack. Mereka biasanya melakukan laporan berkala apada pemimpin Warrior yang langsung di lanjutkan ke Alpha.
  4. Mate-bounding : ikatan antara mate/pasangan. Mate-bounding bisa menyalurkan dan menjadi perantara perasaan di kedua werewolf yang terikat ikatan mate.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status