Bismillah
SUAMI DARI ALAM LAIN
#part_129
#by: R.D.Lestari
"Dia ... Anima ...,"
"Anima? maksudmu Anima adiknya Bima?"
James mengangguk. Kemudian melanjutkan ucapannya.
"Anima adalah ...,"
"Sahabatku," desis James.
"Sahabat? tapi kau tak pernah bicara denganku tentang Anima," Rena menekuk wajahnya, kecewa.
"Percayalah, Ren. Aku tak mungkin berkhianat denganmu. Kau tau aku sangat mencintaimu," James meraih punggung tangan Rena dan mengecupnya berulang kali.
Gadis itu membelai pipi James. Ia terperangah dan menatap dalam kekasihnya yang terlihat tampan malam ini.
"James? kau menangis?" lirih Rena. Ia bingung melihat James yang begitu bersedih.
James terdiam dan menatap Rena sendu. Pria itu menarik tengkuk Rena dan meraup dengan lahap bibir gadis yang amat ia cinta. Rasanya ia tak ingin melepas kecupan demi kecupan cinta dari Rena. Ia takut jika ini adalah hari terakhirnya bersama
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#part_130#by: R.D.Lestari.Gadis itu tertidur dengan wajah polosnya. James tau dalam lubuk hati Anima, ia bukanlah orang yang jahat. Hatinya baik, tapi tertutup rasa egois."An, maaf ... aku tak mungkin mencintaimu, hatiku sudah milik Rena," lirih James. Ia berbalik sembari melangkah pergi menjauhi Anima yang sudah ia selimuti.Tanpa James sadari, gadis bermata sendu itu mendengarkan semua ucapan lelaki yang telah menjadi suaminya itu.Kata demi kata yang terasa amat menyakitkan hatinya. Bagaimana bisa James mengucapkan nama perempuan lain saat bersamanya?Perlahan, kelopak cantik mata berwarna biru laut itu terbuka dan berembun. Ia memperhatikan punggung tetap lelaki tampan yang sudah membuat dirinya bagaikan tak berarti."James ... bagaimana caranya agar bisa membuatmu membuka hati untukku?"Srekk!Anima bangkit dan terduduk di
Bismillah SUAMI DARI ALAM LAIN#Part_131#by: R.D.Lestari.Anima melangkah pasti menemui semua orang yang saat ini sedang bersantai di ruang keluarga. Wajahnya cantiknya tertekuk ke dalam. Mata indahnya berkaca-kaca."Selamat malam, semua. Aku ingin memberi tahu sesuatu kepada kalian semua," ucapnya lantang.Ibu, Ayah, Indri dan Bima tercengang melihat gadis yang kini sudah menjadi istri orang itu berbicara tegas dan suaranya terdengar menggelegar di seluruh ruangan."An?""Dengarkan Kak, jangan dulu menyela," sentaknya."Maaf semua atas kerusuhan yang sudah aku lakukan. Aku tau ini salah, tapi aku memutuskan untuk mengakhiri hubungan dengan James,""Kenapa?!" Ayah yang sejak tadi terdiam lantas berdiri seketika."Maaf, Ayah. Tanpa mengurangi rasa hormat, aku mohon hargai keputusanku ini,"Setelah berucap, Anima berbalik dan berlari kencang menuju kamarnya. Menaiki a
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_1#by:R.D.Lestari.#basic on true story Drap! Drap! Drap! Bunyi langkah kaki memecah keheningan. Ku tatap wajah Sri dan Rena yang tadi amat ketakutan kini berubah ceria. Mendung itu seketika hilang terbias cahaya harapan. "Sepertinya ada suara derap langkah kaki, mudah-mudahan ada yang akan menolong kita," ucap Sri lirih. Aku beranjak dari dudukku dan menatap Rena sekilas. "Jaga Sri, Ren. Aku akan melihat siapa yang datang. Semoga itu orang-orang yang mencari kita," seruku. "Aku temani, Indri. Bahaya jika sendiri, diluar banyak binatang buas," Rena berusaha mencegahku. "Tak apa aku sendiri. Sri lebih butuh dirimu, tubuh nya teramat lemah karena demam dan luka di kakinya," sahutku. Lambaian tangan ku
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_2#by:R.D. Lestari. Para tentara mendekati gubuk mengikutiku dari belakang. Rena dan Sri nampak amat terkejut sekaligus bahagia mendapat pertolongan yang tak terduga. Akhirnya ada yang datang menyelamatkan kami. Mereka dengan sigap membopong tubuh Sri dan juga Rena. Karena Rena pun juga lemah. Sedangkan aku memilih berjalan mengikuti mereka menuju basecamp yang di sebutkan. Mereka tak banyak bicara. Sepanjang jalan pun hanya diam tak bersuara. Cukup jauh kami berjalan, sekitar sepuluh menit kami pun sampai. Basecamp yang di maksud ternyata bukan hanya tenda. Tapi sebuah gedung yang amat luas dengan peralatan dan senjata yang lengkap. Aneh bukan? Di dalam hutan selebat ini ada gedung yang luas dan punya semua perlengkapan modern. Juga mobil-mobil bagus dan motor sport mahal. Seperti di film-film hollywood.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_3#by: R.D.Lestari. "Say cheese, buncis, satu, dua,tiga," sahut kami berbarengan. Cekrek! cekrek! cekrek! Rena segera menarik handphone di tanganku, jemarinya asik bermain dengan raut wajah yang tampak aneh. Keningnya mengkerut seperti orang yang sedang berpikir keras. "Ges,ges! lihat ini ...," ia lalu menyerahkan handphonku dan menunjukkan hasil foto selfie kami tadi. "Aneh banget ga, ges! kok blur semua ya?" ujar Rena dengan mengernyitkan keningnya,heran. "Mungkin tangan Indri kali yang goyang-goyang," sahut Sri dengan mengangkat bahu. "Ga, Sri. Rena bener, kamera ga bisa fokus," jawabku sembari memutar handphone dan mencoba memotret kembali. Hasilnya tetap sama. Blur. "Aneh banget. Apa ha
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_4#by: R.D. Lestari. "Indri, makan. Kamu pasti suka," ia menawarkan makanan yang tersedia di atas meja. Ada steak,udang goreng, daging sapi barbeque,salad,roti-roti, buah-buahan segar dan mahal. Aku mencoba beberapa menu yang sukses membuat lidahku bergoyang karena kenikmatan rasanya. Lelaki tampan itu nampak senyum-senyum melihatku yang kalap menikmati makanan nikmat tanpa memperdulikannya. "In...," ia mengulurkan tangannya. Tubuhku seketika beku. Mau ngapain dia? Kurasakan usapan lembut tangannya di dekat bibirku. "He-he-he, kamu makan nya belepotan," ia terkekeh. Wajahku berubah merah padam. Beruntung ruangan temaram karena hanya di sinari beberapa lilin sebagai pemanis. "Terimakasih, Pak Bima," ujarku. Wajahnya tampak amat ta
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_5#by: R.D. Lestari. "Sudah siap semua?" Kak Bima menatap kami bergantian. Rena dan Sri salah tingkah, aku pun juga. Gimana ga salah tingkah gitu, ni orang gantengnya kebangetan. Bakalan terjadi perebutan di antara kami kayaknya. Kami mengangguk serentak. Perlahan mobil berjalan. Kami mulai melalui jalan tanah yang bergelomang dan berbatu. Sebenarnya dalam hati menyimpan keanehan. Bagaimana bisa di dalam hutan begini ada jalan yang cukup bagus seperti di daerah perkampungan. Walaupun di kanan kiri pepohonan tinggi dan lebat menjulang. Seingatku selama perjalanan menuju basecamp tak pernah melihat ada jalan. "Hei, ngapain ngelamun, In?" suara Sri membuyarkan lamunanku. Aku segera berpaling padanya. "Ah, nggak, Sri. Aku hanya menikmati pemandangan aja," bohongku.
Bismillah "SUAMI DARI ALAM LAIN"#part_6#by: R.D. Lestari. "Sebulan? aku hilang sebulan?" "Ya, Nak. Ibu, Bapak, Kakek, Paman dan semua keluarga sudah putus asa mencarimu. Bapak mengadakan tahlilan tujuh hari karena Bapak kira kamu sudah tiada," jelas Bapak. "Ya Allah, Nduk--Nduk," Ibu tak henti mengusap pipiku dengan tangannya yang kulitnya mulai mengeriput. Terisak tak henti. Tak menunggu lama ruangan rumah sudah sesak oleh kerumunan orang. Mereka semua berbondong-bondong menuju rumahku karena tak percaya jika aku sekarang pulang dengan selamat sampai rumah. Ada pula yang mengira jika aku ini arwah yang gentayangan. Pantas sewaktu perjalanan pulang ketika aku berjalan, banyak orang yang melihat lari tunggang-langgang. Berarti mereka mengira jika aku ini hantu? "Kamu beneran Indri, tah?" seseorang berkul