Share

Part 7 (Tak Terduga)

Sepanjang hari ini senyum lebar tersungging di bibir Alexander Johnson. Seperti sebuah situasi yang langka, bisa melihat raut berbinar milik laki-laki tersebut.

Biasanya wajah Alex hanya tampak datar tanpa ekspresi. Apalagi, semenjak kejadian tiga tahun yang lalu membuat wajah datar itu semakin dingin dan menakutkan.

Tak ada senyum ataupun sapaan yang keluar dari bibirnya. Tak terkecuali dengan relasi bisnis Johnson Corporation.

Kalau bukan karena otak pintar Alex yang tiada duanya dan kedudukannya sebagai putra William Johnson,  mungkin saja ia tak akan disegani oleh banyak orang.

Sore ini Alex dengan begitu bersemangat segera bersiap-siap untuk menjemput gadis yang telah memenuhi relung hatinya.

Alex bergegas menuju kamarnya yang terletak di lantai dua. Ia melepas semua pakaiannya tanpa terkecuali dan masuk ke kamar mandi.

Dua puluh menit kemudian Alex menyelesaikan acara mandinya. Termasuk merapikan bulu-bulu halus di sekitar dagu dan rahangnya. Kini ia tampak lebih tampan dari biasanya. Ia mengambil setelan tuksedo yang baru saja di antar satu jam yang lalu oleh pegawai dari Anderson Butik, dan memakainya.

Setelan tuksedo itu benar-benar membuat penampilannya semakin menawan. Ia yakin semua wanita akan terpesona melihat wajah tampannya termasuk Adelia.

Sekeras apa pun hati seorang wanita, mereka akan tetap takluk kepada laki-laki yang bisa membuatnya nyaman. Kamu hanya perlu membuatnya tertarik dan merasa nyaman di sampingmu. Berikan perhatian lebih dan buat hatinya merasa berbunga-bunga setiap kali bertemu denganmu. Dengan begitu, mereka akan menyerahkan hatinya padamu.

Pesan dari Maria Johnson semalam terngiang di telinga Alex. Membuat laki-laki itu semakin percaya diri untuk membuktikan kepada Mommy-nya kalau dirinya akan mengenalkan gadis itu kepada Sang Mommy secepatnya.

Tiba-tiba dering ponsel Alex berdering nyaring. Alex yang telah selesai bersiap pun menerima panggilan itu.

“Halo?”

>> “Selamat sore Mr. Johnson. Pegawai kami tidak diperkenankan masuk oleh Ms. Giovanni. Mereka saat ini masih berdiri di depan pintu unit apartemen Ms. Giovanni.” Ucap pimpinan Anderson Butik sopan.

“Aku akan mengurusnya sebentar!” Jawab Alex tegas.

>> “Baik Mr. Johnson,  saya tunggu.”

Tanpa menunggu lama Alex mendial nomor Adelia dari ponselnya. Panggilan itu segera tersambung dalam hitungan detik.

>> “Ha...”

“Cepat bersiap-siap dengan orang yang telah aku siapkan untukmu!” Perintah Alex.

>> “Kenapa Anda seenaknya begini? Saya bisa bersiap-siap sendiri tanpa ha..”

“Bersiap sekarang atau aku ke sana menunggu di unit kamu untuk bersiap-siap??!” Perintah Alex dengan nada tuntutan.

>> “Anda...”

“Aku tidak menerima penolakan.” Ucap Alex tajam dengan menekankan setiap kata.

Sebelum Adelia mengutarakan penolakan lainnya,  Alex memutuskan panggilan ponselnya dan menyeringai. Mendengar gadis itu kesal merupakan hiburan tersendiri baginya.

Alex memastikan  penampilannya kembali di depan cermin sebelum benar-benar keluar dari kamarnya. Setelah merasa sudah sesuai, ia meraih kunci Lamborghini  Aventador miliknya yang sudah lama terparkir di garasi.

Sepanjang jalan dari kamar hingga turun dari lift menuju lantai dasar,  senyuman manis tersungging di bibir Alex. Hingga membuat beberapa pelayan menatap aneh pada dirinya.

Alex mengedarkan pandangan ke beberapa sudut ruangan di lantai dasar. Ia tak menemukan keberadaan Maria Johnson sejak siang tadi. Dengan langkah teratur ia mencoba ke taman belakang.

Dan benar saja, Maria sedang duduk di taman bunga yang sengaja dibuat oleh William Johnson bersama para pekerja empat tahun yang lalu sebagai hadiah Anniversary pernikahan mereka.

Mommy?” Seru Alex lantang.

Maria Johnson yang mendengar seruan putranya tersenyum. Wanita paruh baya itu melambaikan tangannya agar Alex mendekat ke arahnya.

Dengan langkah  santai, Alex menghampiri Sang Mommy. Ia mengecup pipi Maria dan memeluknya.

“Felix akan pergi sekarang Mommy.” Pamit Alex kepada Maria.

“Berhati-hati lah. Dan segera bawa kabar baik buat Mommy. Mommy tidak sabar ingin memiliki cucu.” Ucap Maria lembut.

Alex tertawa pelan. “Belum tentu Felix langsung di terima Mom.” Ucap Alex cemas.

“Hahaha ... Sejak kapan Alexander Felix Johnson menjadi tidak percaya diri seperti ini? Sungguh hebat sekali gadis itu, bisa membuat putranya Mommy menjadi seorang pesimis.” Sindir Maria.

“Mommy!!! Felix akan buktikan pada semua orang kalau gadis itu hanya bisa bersamaku.” Ucap Alex menggebu.

“Hahaha ...” Mendengar nada menggebu-gebu Alex membuat Maria tertawa semakin kencang.

Mom!!!” seru Alex dengan nada tak terima.

Melihat putranya mengeluarkan nada merajuk membuat Maria menghentikan tawanya. Namun jujur itu sulit baginya. Karena ini baru pertama kalinya Alex bersikap seperti itu. Dan di mata Maria, sikap Alex yang seperti itu sangat menggemaskan. Ia merindukan putranya yang kemungkinan akan menjadi manja kepadanya sebentar lagi.

“Baiklah. Bawa kabar baik secepatnya. Ehm, satu bulan lagi bagaimana?” Tawar Maria di akhir kata.

“Felix akan berusaha secepatnya.” Ucap Alex yakin.

Maria mengulum senyum melihat keyakinan yang Alex tunjukkan. Wanita paruh paya itu semakin yakin, gadis pujaan hati putranya pasti salah satu wanita yang luar biasa.

“Felix pergi dulu ya, Mom ?” pamit Alex. Laki-laki itu memeluk Maria sesaat sebelum benar-benar pergi.

“Hati-hati!” pesan Maria.

Alex mengendarai Lamborghini Aventador -nya dengan kecepatan tinggi. Jalanan yang tampak lengang semakin memacu adrenalinnya untuk menambah kecepatan mobilnya.

Dua puluh menit kemudian ia telah sampai di lobby apartemen kelas menengah. Mobilnya yang tampak mewah terparkir tak jauh dari pintu keluar masuk lobby apartemen tersebut.

Alex mengambil ponsel di sampingnya. Ia mendial nomor Adelia. Setelah panggilan tersambung,  terdengar suara Adelia yang tampak kesal. Namun sialnya terasa merdu di telinga Alex.

>> “Ha...”

“Turunlah sekarang!! Aku sudah sampai di apartemenmu.” Ucap Alex dengan nada perintah.

>> “OK!!” jawab Adelia ketus.

Lagi-lagi Alex langsung mematikan panggilan teleponnya. Laki-laki itu menyunggingkan senyum kepuasan. Ia mengetuk-ngetuk kemudi dengan kesepuluh jarinya seiring musik yang sedang mengalun.

Kamu harus bersikap manis agar menarik perhatiannya. Wanita itu banyak maunya, tapi asal masih bisa ditoleransi itu wajar. Karena wanita adalah seorang Ratu. Belajarlah dari Daddy mu. Lihatlah bagaimana Daddy memperlakukan Mommy.

Dalam sekejap nasehat Maria kembali terngiang di telinganya. Alex menyeringai. Ia berniat turun untuk menyambut gadis yang telah memikat hatinya.

Saat turun dari mobilnya, Alex menjadi pusat perhatian beberapa penghuni apartemen yang berlalu lalang keluar masuk ke lobby apartemen itu.

Senyum manis yang tersungging di bibirnya menambah kadar ketampanan yang merajalela. Belum lagi penampilannya bak model Internasional yang sering muncul di majalah dan sosial media.

Alex menyandar di pintu sebelah kemudi. Ia berniat membukakan pintu mobil untuk Adelia sebagai permulaan siasatnya. 

Saat menyadari kehadiran  Adelia dari jarak beberapa meter saja, laki-laki  itu di buat takjub. Ia menatap tanpa kedip ke arah gadis bergaun Navy, serasi dengan setelan tuksedo yang kini melekat di tubuhnya.

Alex meneguk ludah. Ia tak mempunyai imajinasi sebaik ini. Gaun Navy yang ia pilih benar-benar membuat aura Adelia menguar tajam dan begitu memesona.

Detak jantungnya bertalu begitu kencang seakan ingin melompat dari tempatnya. Berlebihan!! Tidak. Nyatanya itulah yang terjadi.

Saat jarak  Adelia semakin dekat, Alex harus menahan nafasnya. Harum Vanila yang ia hirup malam itu kembali merasuki hidung hingga ke paru-parunya. Membuat sesuatu dalam dirinya menggeliat.

Alex mengulurkan tangan ke arah Adelia. Laki-laki itu pikir Adelia akan menolak. Tapi saat gadis itu menyambut uluran tangannya, ia merasa dunia berhenti berputar. Di tambah dengan ajakan halus yang Adelia ucapkan.

“Ayo kita berangkat sekarang.”

“Tentu.”

Alex membukakan pintu mobilnya pelan. Ia harus memastikan Adelia duduk dengan nyaman. Lalu menutup pintu mobilnya.

Dengan sigap ia segera memutari mobil dan membuka pintu kemudi. Ia menyamankan posisinya dan menetralkan detak jantungnya yang kini tak karuan.

Sepertinya Alexander Johnson akan menjadi bucinnya Adelia sebentar lagi.

Alex melirik ke arah gadis yang kini duduk tenang di sebelahnya. Seatbelt terpasang dengan benar. Melintang di belahan payudara Adelia yang tampak bulat menantang.

Sial!!!

Payudara itu semakin menarik dari terakhir aku melihatnya.

Apakah rasanya masih sama? Atau ...?

Shit!!!

Tiba-tiba saja Alex menjadi gugup.

Sungguh memalukan. Dalam sejarah hidupnya, tak pernah ia merasa seperti ini. Alex mengubah raut mukanya menjadi datar seperti biasa walau itu sangat sulit. Kehadiran Adelia begitu mempengaruhi dirinya.

Ini nggak bisa dibiarkan.

Bisa-bisa aku menerjang dia malam ini.

Alex menggelengkan kepalanya berkali-kali membuat Adelia di sebelahnya mengernyit heran.

“Mr. Felix?” panggil Adelia dengan suara pelan.

Tak mendapat jawaban membuat Adelia mengulurkan tangan kanannya menyentuh lengan kiri Alex. Hanya sentuhan ringan sebenarnya, tapi mampu membuat tubuh Alex menegang.

“Mr. Felix?”

“Ya.”

“Apakah Anda baik-baik saja?” tanya Adelia dengan nada sedikit cemas.

“Ah, tentu saja aku baik-baik saja.” Jawab Alex ketus. “Satu lagi, jangan pakai panggilan formal. Kita tidak sedang di kantor.” Tambah Alex.

“Ahh ... Sa .. ehm, Aku tidak terbiasa.” Ucap Adelia. “Ngomong-ngomong, kapan kita berangkat?”

“Sekarang.” Jawab Alex singkat.

Alex segera mengemudikan Lamborghini Aventador miliknya. Keluar dari area apartemen itu, membaur ke jalanan yang tampak lengang.

Berkali-kali ia menambah kecepatan laju mobilnya. Keberadaan Adelia di sampingnya semakin memacu adrenalinnya untuk melaju semakin cepat.

Tak butuh lama Alex membelokkan mobilnya menuju parkiran di basemen. Ia memilih parkir di dekat lift untuk memudahkan dirinya dan Adelia.

Dengan gerakan cepat, Alex turun dari mobilnya. Ia berlari ke arah pintu di mana Adelia turun. Perlakuan Alex yang manis itu membuat Adelia terkejut. Namun gadis itu terlalu pandai menyembunyikan raut keterkejutannya.

Alex mengulurkan tangannya ke arah Adelia, dan di sambut dengan baik oleh gadis bergaun Navy itu. Seulas senyum pun timbul di bibirnya yang terpulas lipstik merah. Hal kecil itu mampu membuat Alex terpana.

Dia semakin cantik bila tersenyum.

Aku harus kuat untuk tidak melumat bibir itu saat ini.

Sial!!!

Tanpa Alex duga setelah Adelia turun dari mobil, gadis itu melingkarkan tangannya ke lengan kiri Alex. Membuat laki-laki itu menyunggingkan senyum tipis di bibirnya.

Kedua manusia berbeda jenis kelamin itu berjalan bersama menuju lift yang akan membawa mereka menuju lantai empat.

Ting ...

Lift terbuka, mereka keluar dari lift dengan Adelia yang melingkarkan tangan ke lengan Alex. Membuat kedua pelayan wanita yang menyambut di depan pintu membungkuk sopan.

“Selamat datang Mr. dan Mrs. Johnson. Silahkan.” Sapa pelayan wanita itu dengan sensual senyum dan sedikit membungkukkan tubuhnya.

Tanpa sadar Adelia meremas lengan Alex pelan ketika mendapat sapaan itu. Ada sentuhan lain dari dalam hatinya.

“Kenapa? Ada yang sakit?” tanya Alex tiba-tiba dengan nada lembut.

“Tidak. Sa ... Aku baik-baik saja.” Jawab Adelia lirih.

Alex mengelus tangan Adelia yang masih melingkar mesra di lengannya. “Ayo kita masuk.” Ajak laki-laki itu.

Dengan patuh, Adelia mengikuti langkah kaki Alex yang terkesan pelan dan hati-hati. Mereka menuju ke salah satu ruangan VVIP.

Saat pintu terbuka, tampak beberapa laki-laki yang memakai Jas mahal duduk menjadi dua meja didampingi wanita masing-masing. Adelia mengernyit saat menangkap siluet seorang wanita bergaun merah yang tampak tak asing baginya.

“Selamat  malam semuanya.” Sapa Alex kepada semua tamu yang telah hadir.

Semua tamu di sana berdiri untuk memberikan sapaan, termasuk laki-laki dan wanita bergaun merah yang Adelia tatap sejak tadi.

Saat kedua mata mereka saling menatap, wanita bergaun merah itu mengedipkan sebelah matanya ke arah Adelia. Dan membuat Adelia melongo.

“Selamat malam Mrs. Johnson.”

Komen (1)
goodnovel comment avatar
Willny
jessy kah itu?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status